Happy reading guys
🐾🐾🐾
“Aku di depan rumah kamu.”
Sejenak Dania terdiam, mencerna apa yang di katakan laki-laki di seberang telepon sana, sampai beberapa detik berlalu dan suara itu kembali masuk ke indra pendengarannya.
Dengan segera Dania turun dari tempat tidur dan berlari keluar dari kamar, tanpa memedulikan Devin dan Devina yang terkejut di undakan tangga hendak turun.
Dania yang entah mengapa langsung berlari seperti itu, mendadak kaku saat sampai di ruang tamu yang ramai oleh gelak tawa orang-orang tak dikenal. Namun satu yang membuat Dania semakin membatu, sosok Dava yang duduk dengan senyum manis terarah padanya.
Dania tidak tahu ini nyata atau hanya halusinasinya saja, tapi …
“Kak Dan?” tepukan dari arah belakangnya menyadarkan Dania dari keterpakuannya akan sosok yang dirindukan.
“Ini calon mantu kita, Pi?” seorang paruh baya yang tidak sama sekali Dania kenal menatap Dania dengan mata berbinar senang.
“Cantik ya, Mi?” ujar laki-laki tampan di usia tuanya itu, memberikan senyum hangat pada Dania yang semakin terpaku. Bingung dengan apa yang tengah terjadi di rumahnya saat ini.
Mata Dania kemudian kembali menoleh pada Dava yang masih mempertahankan senyumnya di depan sana. Sementara Levin yang baru saja menyadari penampilan anak pertamanya langsung menepuk jidat.
Memalukan! Itu yang Levin gumamkan di dalam hati. Lalu segera menyikut tangan istrinya dan memberi kode untuk mengurus anaknya agar menjadi princess kembali.
Jangan sampai mantu potensial yang menjadi incaran ibu-ibu kompleks gagal dirinya dapatkan dengan penampilan Dania yang seperti upik abu, dengan rambut acak-acakan, wajah pucat dan baju tidur seadanya.
Setelah berpamitan terlebih dulu pada tamunya, Devi akhirnya membawa Dania kembali naik ke kamarnya. Gadis itu hanya menurut tanpa ada satu pun kata yang terlontar. Tatapannya masih kosong, sementara pikirannya menolak untuk menganggap nyata apa yang di saksikannya dan hatinya tidak membenarkan jika sosok itu hanya hadir sebagai mimpi indahnya.
“Kak?” tegur Devi saat sudah tiba di kamar gelap yang sejak kemarin menjadi tempat anaknya mengurung diri.
Dania mengerjap bersamaan dengan cahaya di ruangan cukup luas itu menyala, dan Dania baru menyadari bahwa kini ia berada di depan cermin rias kamarnya.
“Jangan kebanyakan melamun, Kak, sebaiknya kamu cuci muka dan ganti baju. Jangan buat keluarga Dava menunggu terlalu lama.” Devi menepuk pundak putrinya, lalu melangkah menuju lemari yang ada di sisi kiri kamar Dania yang bernuansa ungu muda.
“Ma, Dava benar-benar datang?” tanya Dania untuk memastikan. Senyum Devi yang di iringi dengan anggukan mewakili jawabannya. “Mau ngapain?”
Devi yang masih sibuk mencari pakaian yang cocok untuk anaknya, menoleh dan melangkah mendekati putri pertamanya itu. “Lebih baik sekarang kamu cuci muka dulu, setelah itu ganti baju dan rias wajah pucat kamu, Mama sama yang lainnya tunggu di bawah.” Devi menyerahkan dress cantik berwarna biru muda pada Dania, yang di terima dengan kerutan di kening, dan tatapan bertanya dari perempuan muda itu.
“Ingat jangan lama-lama.” Devi yang sudah berada di ambang pintu kembali menoleh untuk mengingatkan.
Dania hanya mengangguk pelan, setelahnya menatap dress di tangannya untuk beberapa saat, hingga pada akhirnya ia bangkit dan menuruti apa yang di katakan sang mama.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Dania siap dengan riasannya, karena kini wajah pucatnya sudah lebih segar dengan polesan make up tipis yang dikenakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221206042-288-k749954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome My Happiness
Fiksi UmumKesedihan seolah sudah menjadi teman setia Dania sejak calon suaminya pergi tanpa pesan, bukan pergi karena sebuah penghianatan, melainkan kecelakaan yang tidak pernah terbayangkan akan merenggut nyawa orang tersayang. Kejadian itu merenggut kebahag...