Melihat Anin datang, Riani yang sedang mengobrol bersama kubu cewek segera bangkit. Ia memeluk Anin, seperti tidak bertemu selama satu tahun saja. Erat sekali. Sementara itu, kubu cowok hanya memperhatikan dari jauh. Terutama Rivo yang mencibir.
"Dasar cewek, alay"
"ANINNN!!! KANGEN BANGET" ucap Riani, Anin membalas pelukan gadis itu sama eratnya. Ia juga rindu teman-temannya.
"Nin, turut berduka cita ya"
"Nin, yaampun, kangen banget sama muka jutek lo"
"Nin, MTK susah kalo nggak ada lo"
Anin tersenyum mendengarnya. Ia melepas pelukan Riani dan menatap teman-temannya "makasih ya, gue kangen banget juga sama kalian" mata Anin jadi berkaca-kaca.
"Ngambil rapot jam 9 nanti. Sekarang bebas, kantin yuk!" Ajak Sandra membuat sebagian anak cewek mengangguk setuju
Anin menggelang "enggak deh, gue di kelas aja. Gak nafsu makan"
"Ihhhh Anin! Gamau tau pokoknya harus ikut. Gue traktir deh"
Valen yang mendengarnya mendengus "dasar! Sama gue aja pelit"
Sandra tertawa "khusus Anin gue akan perlakuan dengan baik" Sandra pun berdiri di samping Anin lalu merangkul gadis itu.
Hal yang membuat Anin malas untuk datang ke kantin adalah suasana yang ramai. Ia menyukai segala hal yang sepi. Bukan yang ramai seperti ini. Tangan Anin diajak untuk bergabung dan duduk di sebuah kursi.
"Nin, mau pesen apa?" Tanya Sandra
"Gue cappucino aja deh satu"
"Makanannya enggak?" Anin menggeleng, Sandra pun mengangguk lalu beranjak pergi.
"Eh iya. Lo udah denger belum si? Katanya yang dapet rangking satu, dua, sama tiga itu dapet hadiah dari Bu Mur"
"Hah? Iya?"
"Udah deh, lo tuh pada nyerah aja. Udah pasti gue yang rangking satu" ucap Bella membuat Valen yang disebelahnya menoyor kepalanya pelan.
"Mimpi! Ngerjain tugas aja males lo!" Ucap Valen membuat semuanya tertawa kecuali Bella yang merenggut.
"Biarin gue berimajinasi sedikit kek"
"Kalau kata gue sih pasti Anin lah ya, secara kan dia rajin, pinter lagi. Aduh idaman banget" Ucap Melani
"Iya juga sih, bener" Aulia ikut menanggapi, sementara Anin hanya tersenyum canggung.
Sandra datang membawa nampan berisi baso, cappucino, dan es teh manis. Ia menaruh cappucino itu di hadapan Anin.
"Makasih, San" ucap Anin, Sandra mengangguk.
"Lagi pada bahas apaan sih?" Tanyanya
"Ini, katanya yang dapet juara satu sampe tiga dikasih hadiah gitu deh sama Bu Mur"
"Oh ... Yaudah lah bodo amat. Gue juga gak bakalan masuk" ucapnya santai
"Nin" panggilan dari belakang membuat Anin menoleh dan menemukan Syifa "temenin yuk, ke kantor. Disuruh Bu Mur"
Valen menatap kearah Syifa "sama gue aja nggak bisa? Anin kasian tuh baru aja minum"
Syifa menggeleng "gak tahu, tapi Bu Mur nyuruhnya si Anin"
Anin pun bangkit "ya udah deh, yuk" ucapnya, ia pun menoleh ke arah teman-temannya "sorry ya San, gak bisa minum. Itu, yang mau minum aja gapapa kok"
Setelahnya, ia beranjak mengejar langkah Syifa.
Mereka kini tiba di kantor. Ruangan yang terlihat besar. Bu Mur terlihat sedang menyusun berkas-berkas. Setelahnya menetap kearah Anin dan Syifa. Ia memanggil kedua muridnya itu untuk menghampirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/224096106-288-k581573.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Intruder
Roman pour Adolescents[ Untuk kenangan masa muda dan kata maaf yang tak sempat diucapkan ] Bagi Gibran, menikmati masa muda adalah bagaimana kita bisa menjadikan setiap momen yang ada terasa berharga. Juga sebagai cerita yang sempat mengisi kenangan hidupnya seperti tem...