Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, mereka sampai di SMA Angkasa. Aulitta sedang menunggu Arkan yang sedari tadi sibuk merapikan rambutnya.
"Ayo kak ih gausa sok kegantengan lu." Ucap Aulitta yang sudah jengah dengan tingkah kakaknya.
"Bodoamat. Gue emang ganteng kali dari lahir. Oh iya gue bilangin ya, lo jangan banyak tingkah di sekolah ini." Jawab Arkan sambil mengacak rambut Aulitta.
"Ih berantakan rambut gue kak! Lagian nih ya, lo tenang aja gue gak bakal banyak tingkah di sekolah ini.......palingan juga ngerecokin kelas" ucap Aulitta dengan tawa terbahak-bahak.
"Serah lo dah. Tuh kelas lo disana Laura, sana masuk gue males bareng sama lo." Goda Arkan yang membuat adek kesayangannya kesal.
"Gue juga males kali jalan sama lo pake digandeng lagi kayak nenek-nenek mau nyebrang jalan--" Aulita menjeda ucapannya dan melihat Arkan yang ingin segera pergi. Lalu Aulitta menarik tangan arkan, agar kakaknya itu tidak langsung pergi.
"--dan satu lagi gue ingetin ya jangan manggil gue Laura, nama gue AULITTA kak!" yang hanya dibalas anggukan oleh Arkan.Aulitta memutuskan untuk segera masuk ke kelasnya, karena pasti teman-temannya sudah menunggu.
Aulitta duduk bersama Alena, dan Savira duduk bersama Regita."Eh Aulitta udah dateng tuh." Ucap Alena, sontak Regita dan Savira mengikuti arah pandang Alena.
"Kok kalian dateng pagi sih?" Tanya Aulitta pada ketiga temannya.
"Pagi lu bilang?! Lima menit lagi masuk Litta!" Jawab regita sambil memainkan ponselnya.
"Iya nih si Litta--" ucapan Alena terpotong karena Bu Silvi sudah berada di dalam kelas. Sontak mereka duduk rapi di kursinya.
"_"
Setelah lama berkutat dengan rumus fisika yang membuat semua siswa mengantuk, akhirnya bel berbunyi. Setelah guru mengakhiri jam pelajarannya, sontak banyak siswa yang keluar kelas untuk ke kantin atau sekedar ke kamar mandi.
"Kantin yuk!" Ajak regita, yang membuat mereka bertiga menatap litta.
"Aelah Git, lo kayak gak tau gue aja." Jawab Savira, mulai SMP Savira memang selalu membawa bekal.
"Gue juga dibekalin nih." Alena mengeluarkan bekal dari tasnya.
"Litta jangan bilang lo bawa bekal juga?!" Ucap Regita dengan raut muka panik.
"Lo tau kan Git boro-boro bawa bekal, buku paket aja jarang gue bawa." Sontak mereka tertawa dengan ucapan Aulitta itu.
Regita langsung menggandeng Aulitta dan bergegas menuju kantin. Aulitta memang belum terlalu akrab dengan temen sekelasnya. Sedangkan Regita, Alena, dan Savira adalah teman masa SMP nya.
Regita mencari meja kosong untuk memakan bakso yang sedang dipesan oleh Aulitta. Akhirnya ia menemukan meja kosong, tetapi Regita sedikit ragu melihat meja kosong itu terletak di dekat deretan cowok.
"Duh kenapa meja yang kosong disitu sih. Pasti si Litta marah kalo duduk deket cowok." Batin Regita
"Eh Git kenapa gak duduk?". Tanya Aulitta dengan membawa nampan berisi pesanan mereka berdua.
"A-anu Litt--" ucap Regita yang sudah kehabisan kata-kata. Melihat itu, Aulitta mengikuti arah pandang Regita yang melihat satu meja kosong di pojok kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...