Buku tebal berisi rentetan reaksi itu menyita perhatian Aulitta yang setia mendudukan dirinya di sofa berwarna merah. Tangannya mencorat-coret kertas kosong dihadapannya. Berusaha menyelesaikan semua PR nya dengan benar. Bukan tanpa sebab Aulitta mendadak rajin seperti itu. Ya tentu saja karena ia sangat menyukai mata pelajaran kimia.
Drtttt...drttt..
Suara ponsel itu sukses membuat Aulitta menghentikan aktivitasnya. Kemudian ia mengambil benda pipih yang sedari tadi berada di meja belajarnya. Ia tersentak kaget melihat nama yang tertera pada panggilan tersebut.
Devano
Is call you
"Devano? Ngapain lagi nih cowok!" Gumam Aulitta yang sekarang sudah membaringkan tubuhnya di kasur. Kemudian ia menggeser tombol hijau disana, berharap kali ini pilihannya tepat untuk menanggapi cowok aneh bin stress itu.
"Udah dirumah?"
Suara bass itu berhasil membuat Aulitta mengernyitkan dahi. Kenapa Devano harus bertanya hal yang tidak penting. Apa guna nya bertanya Aulitta sudah di rumah apa belum? Lagian itu bukan urusan Devano kan?
"Bukan urusan lo"
"Lo lagi sibuk? Yaudah sana belajar."
"Mending lo yang belajar!"
"Ini gue belajar. Belajar ngertiin lo."
"Terserah lo aja deh ya. Bye!"
Tut
Aulitta memutuskan telepon nya sepihak lantaran sudah jengah menghadapi Devano. Tidak henti-hentinya ia melontarkan sumpah serapah kepada cowok itu. Bahkan Devano berhasil memenuhi ruangan di otaknya.
"Argh.. pusing gue!" Ucap Aulitta sedikit berteriak. Hingga Arkan yang baru saja melewati kamarnya mendengar teriakan itu.
"Lo kenapa?"
Mata gadis itu terbelalak ketika melihat keberadaan Arkan di ambang pintu.
"Aelah kepo lo kak!"
Arkan berdecak keras, "ck, jangan berisik! Gue lagi belajar."
Ucapan itu hanya dibalas anggukan oleh Aulitta. Malas sekali jika harus melanjutkan perdebatan dengan Arkan. Bisa-bisa dia yang kalah telak.
^_^ ^_^
Malam ini Devano sedang berada di rumahnya. Sudah bisa dipastikan jika ia hanya ingin mengambil keperluan untuk menuju markas Sky. Pikirannya masih tertuju kepada gadis yang baru saja di telepon olehnya. Akhir-akhir ini Aulitta memang sedang menjadi sorotan utama seorang Devano Akselio Narendra.Tiba-tiba suara derap kaki mendekat ke arahnya. Ia memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat dan menemukan sosok wanita paruh baya yang tak lain adalah sang mama. Memang orang tuanya sudah pulang sejak tadi siang.
"Anak mama rapi banget, emang mau kemana?"
Devano tersenyum kecut mendengar ucapan dari mamanya yang sudah lama tidak ia dengar.
"Devano mau ke markas Sky ma."
Sang mama menghela napas melihat anak kesangannya kini sudah tumbuh dewasa dan sepertinya terjerumus dalam dunia yang salah.
"Sampai kapan kamu mau bersikap seperti ini Dev." Lirih mamanya.
"Yaudah Devano berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...