"Laura" ucap pemuda itu dengan suara dinginnya. Hanya masa lalunya yang memanggil Aulitta dengan sebutan Laura.
"Stop manggil nama gue dengan sebutan itu. Asal lo tau kak, gue udah ngubur nama itu di detik dimana orang yang gue percaya malah bikin gue gak percaya sama semua orang!" Ucap Aulitta dengan meninggikan nada suaranya. Dia bukan lagi Laura yang lemah, ia tidak akan lagi menangis hanya karena cowok brengsek.
"Kasih aku waktu 3 menit untuk jelasin semuanya." Aulitta hanya diam sama sekali tidak menggubris omongan Azriel dihadapannya.
"Aku gak akan manggil kamu dengan sebutan itu lagi. Aulitta aku cuma mau minta maaf karena pernah bikin hati kamu kecewa. Aku merasa bersalah karena kesalahan aku, kamu jadi kayak sekarang ini Litta. Setelah ini, aku gak akan lagi ganggu kamu. Aku janji bakal pergi yang jauh, kamu baik-baik ya disini. Jaga diri kamu, dan aku mohon tolong buka hati kamu Litt. Karena gak semua cowok sama brengseknya kayak aku." Ucap Azriel dengan raut wajah benar-benar serius, bahkan Aulitta melihat keseriusan pemuda itu.
Aulitta hanya tersenyum karena tidak tahu ingin menjawab apa. Setelah mendapat senyum tulus itu, Azriel melengang pergi dengan motor ninja merahnya itu.
"Semoga kamu bahagia setelah aku pergi Litta." Batin Azriel diatas motornya.
"Gue udah maafin lo kak." Batin Aulitta melihat punggung pemuda itu mulai menghilang dari pandangannya.
Tin..tin..
Aulitta melihat mobil papanya, ia bergegas masuk ke mobil hitam itu. Sekitar 15 menit mobil itu sampai di halaman rumah besar bernuansa monokrom itu.
^_^ ^_^
Anggota inti sky sedang berada di apartemen Hitto. Mereka sering menginap di apartemen itu, karena apartemen Hitto tidak jauh dari SMA Angkasa. Hal itu membuat mereka sering berangkat 5 menit sebelum bel masuk.
Marcel dan Stevan sedang bermain game, sedangkan Verel masih setia menghabiskan snack dan minuman yang ada di kulkas.
Devano memilih tidur di salah satu sofa, menunggu informasi dari Hitto yang sedang berkutat dengan laptopnya.
"Setelah gue lacak ternyata nama geng itu potret. Mereka kebanyakan sekolah di SMA Garuda, tapi diluaran juga ada anggotanya." Ucap Hitto yang membuat mereka berempat mendekatinya.
"Terus ngapain mereka nyerang warior sky?" Tanya Verel sambil memakan roti coklat.
"Dia cuma mancing kita supaya turun tangan." Suara Devano yang terdengar tenang. Mereka mengangguk paham dengan penjelasan itu.
"Gue udah nyiapin markas buat kita berlima dan gue pastiin orang lain gak bakalan tau" ucap stevan, ia memang selalu handal mencari tempat yang strategis.
"Besok semua peralatannya lo berdua yang nyiapin." Ucap Devano kepada Marcel dan Verel.
Setelah itu mereka memutuskan untuk tidur, namun Marcel masih berada di balkon apartemen. Ia memikirkan kejadian di kelas beberapa hari yang lalu.
"Litta gue boleh ngobrol sama lo gak?" Tanya Marcel yang sudah duduk di samping Aulitta. Gadis itu hanya mengangguk tanpa bersuara sedikitpun.
"Lo udah maafin kak Azriel kan?" Ucap Marcel
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...