Sepulang sekolah Aulitta meminta kakaknya untuk berhenti di sebuah minimarket. Gadis itu ingin membeli beberapa snack dan minuman. Ia berjalan masuk ke minimarket itu sendirian, seperti biasa Arkan selalu malas menemani cewek berbelanja.
Aulitta berjalan menyusuri setiap sudut yang ada, tidak henti-hentinya memasukkan snack ke troli. Hingga gadis itu ingat jika sleeping mask miliknya sudah habis di rumah. Aulitta lalu mencari keberadaan benda itu yang ternyata berada di rak bagian atas. Gadis itu menjijitkan kakinya berusaha menggapai benda yang ia cari, tapi sayangnya kali ini semesta tidak berpihak padanya.
"Kalo gak bisa itu minta tolong."
Mata Aulitta terbelalak melihat cowok bertubuh lebih tinggi darinya itu memberikan sleeping mask berwarna pink yang berusaha ia ambil sedari tadi.
Dingin, udara di ruangan itu seperti turun drastis saat cowok di hadapannya menatap lekat kedua bola matanya. Tubuhnya seperti beku beberapa saat. Namun Aulitta berusaha menetralkan wajahnya karena keterkejutan yang diciptakan oleh Devano.
"Apaan sih!" Seru Aulitta dengan menatap tajam ketua geng Sky itu.
Devano tersenyum, senyuman yang selalu membuat penikmatnya terhipnotis. Tetapi tidak bagi Aulitta, ia malah semakin geram dengan tingkah cowok itu. Kemudian Aulitta memilih untuk berjalan menuju kasir karena tidak ada guna nya juga meladeni cowok aneh modelan Devano.
"Kak ayo pulang!" Ajak Aulitta yang baru saja keluar dari minimarket sambil membawa kantung berwarna putih. Arkan hanya mengangguk kemudian melajukan motornya.
Beberapa menit setelah itu Arkan meghentikan motornya, saat ini mereka sudah sampai di rumahnya.
Aulitta meninggalkan kakak nya tanpa sepatah kata apapun, sontak Arkan bingung dengan kelakuan gadis itu.Ia menutup pintu kamarnya lalu duduk di sofa yang berada di dekat jendela. Merenungkan semua hal yang sudah ia lewati seharian. Hal itu memang menjadi kebiasaannya sejak kecil. Tentu saja karena saran dari sang mama.
"Kenapa akhir-akhir ini gue sering ketemu tuh cowok aneh sih." Batin Aulitta yang masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri.
Hingga siluet senja menyadarkan gadis itu untuk bangkit dari tempat duduknya dan segera membersihkan dirinya yang sedari tadi masih memgenakan seragam sekolah.
^_^ ^_^
Malam ini, Base Camp Sky sedang dipenuhi para warior Sky termasuk kelima anggota inti itu. Suara deruan motor yang keluar masuk menambah kesan seram bagi orang biasa. Banyak juga yang berlalu lalang, beberapa dari mereka sedang mengotak-atik motor kepunyaannya. Atau bahkan ada yang hanya duduk meminum segelas kopi sambil menghisap seputung rokok.
Kelima inti Sky hanya duduk sambil sesekali bercengkrama dengan yang lain. Membicarakan semua masalah yang menimpa mereka atau sekedar celotehan yang tidak masuk akal.
"Stevan, lo ambil snack kentang gue ya! Balikin!"
"Gue baru dateng anj-" Stevan memotong ucapannya saat Hitto memberikan tatapan tajam.
Hitto melemparkan snack kentang yang sedang dicari oleh Verel. Pemiliknya lupa jika dia sendiri yang menitipkan benda itu kepada Hitto. Sedangkan Stevan dan Marcel sudah ingin menonjok Verel jika saja tidak ingat kalau pemuda itu sahabatnya.
"Woi! Tahan gue supaya gak nonjok tuh bocah!" Marcel menyuarakan isi hatinya. Lalu Stevan yang mengerti langsung ikut andil. Sontak yang lain tertawa melihat drama yang dilakukan oleh mereka berdua.
Sedangkan Devano hanya melirik sekilas tanpa bersuara, pikirannya tertuju kepada seorang cewek yang menurutnya berbeda dengan cewek lain. Ia mengacak rambutnya frustasi lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Gue cabut duluan!"
Devano melengang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari yang lain. Tiga kata itu berhasil membuat semua bungkam. Keriuhan yang tercipta mendadak menjadi hening dan meninggalkan seribu pertanyaan dalam benak mereka semua.
Ada apa dengan pemimpin mereka itu. Tidak biasanya bersikap aneh seperti sekarang, apalagi pulang jam 11 yang menurutnya masih terlalu sore. Keempat sahabatnya menghela napas, mereka juga tidak mengetahui alasan sikap Devano barusan.
------
Jalanan kota yang mulai sepi semerbak dengan udara malam yang dingin. Terlihat beberapa kendaraan berlalu lalang disana. Devano melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, ia benar-benar ingin segera sampai di rumahnya. Saat ini pikirannya sedang kacau dan mungkin akan pulih dengan istirahat. Itulah alasan yang membuatnya pulang daripada melampiaskan kegundahannya kepada Sky yang tidak tahu-menahu tentang keadaanya sekarang.Setelah bergelut dengan angin malam yang menerpa dirinya, kini pemuda itu sudah berada di rumahnya. Devano memhempaskan dirinya di kasur king size miliknya. Mencoba memejamkan mata berharap bisa tidur nyenyak malam ini. Tapi sayang usahanya gagal, pikirannya tetap berkecamuk.
Beberapa kali ia menepis semua pikiran tentang cewek itu, namun semesta sama sekali tidak membiarkannya tenang. Akhirnya Devano memutuskan untuk menghidupkan ponsel berwarna hitam itu. Melihat sekilas beberapa notifikasi yang menurutnya sama sekali tidak penting. Jari tangannya menggulir layar benda pipih itu, kemudian terhenti pada pesan yang dikirimkan oleh Hitto beberapa hari yang lalu. Kalian inget kan Hitto ngirim apa?
Benar Hitto memang mengirimkan informasi yang diminta oleh Devano saat berada di kantin.Ia membuka roomchat Hitto. Membaca satu persatu informasi yang sudah berhasil dilacak oleh sahabat andalannya itu. Banyak sekali informasi tentang Aulitta disitu, mulai dari semua akun sosial media, daftar orang terdekatnya, bahkan alamat rumah gadis itu.
Kemudian Devano mengetikkan sesuatu di ponselnya berharap ada balasan. Tapi sepertinya orang yang ia hubungi sudah tidur. Ia lupa jika saat ini sudah larut malam. Pikiran dan perasaannya kembali tenang. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tidur.
^_^ ^_^
Matahari mulai muncul di ufuk timur, pagi ini Aulitta tidak telat bangun. Tentu saka karena hari ini free ulangan. Setelah siap dengan seragamnya, gadis itu mengambil handphone yang semalaman di cash olehnya.
Ia menghidupkan data selulernya, banyak sekali notifikasi di layar itu. Aulitta sama sekali tidak minat untuk membuka notifikasi tersebut. Namun satu notifikasi sukses membuat mata gadis itu terbelalak. Notifikasi itu adalah pesan dari nomor yamg tidak ia kenal.
089567xxxxxx
Aulitta?
Udah tdr ya,
Kirain blm tidur.Read
06.18Dahinya mengernyit sebentar. Nomor siapa? Ngapain juga ngirim chat gituan? Sok kenal. Tapi gak mungkin kan kalau orang itu gak kenal gue?
Beribu pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya, hingga Aulitta memilih untuk melihat name tag dari nomor itu.
"Wat?! Devano Aksalio Narendra? Ngapain dia chat gue? Dasar cowok aneh!" Lirih Aulitta
Mld-20.06.20
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...