Jutaan bintang bertaburan di langit menambah kesan gemerlap di kegelapan. Seorang gadis sedang terduduk di balkon kamarnya. Membiarkan kedua kakinya bergelantungan di ujung tempat itu. Bersamaan dengan desiran angin yang menerpa rambut panjang bergelombang yang digerai sempurna oleh pemiliknya.
Gadis itu sangat menyukai ketenangan, mungkin karena terbiasa dengan hal itu. Dunianya seperti hitam putih yang menjelma abu-abu. Banyak orang pergi dari hidupnya tanpa alasan yang jelas. Bolehkah ia egois sebentar saja, meminta tuhan menghapus setiap rasa sakit dan rasa takut akan kehilangan.
Tiba-tiba Aulitta dikagetkan oleh seorang laki-laki berwajah asia yang membuka pintu gerbang rumahnya. Ia menautkan alisnya saat mengetahui dengan jelas siapa orang itu. Tanpa pikir panjang Aulitta bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket. Kemudian berjalan keluar dari rumah besar itu. Sebelumnya ia memastikan bahwa tidak ada satpam yang melihat.
Pandangannya mencari keberadaan Arkan yang baru saja keluar. Ia berusaha mengikuti pemuda itu secara diam-diam. Karena tidak biasanya Arkan keluar larut malam, apalagi jalan kaki seperti sekarang.
"Aelah ngapain juga gue ngikutin kak Arkan." Gerutunya sambil bersembunyi dibalik semak, takut-takut Arkan menyadari keberadaannya.
Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Untuk apa ia mengikuti kakaknya yang tidak tahu akan kemana. Tapi ya sudahlah, mau gimana lagi? Nasi sudah jadi bubur. Tanggung kalau harus pulang ke rumah lagi.
Ia menghentikan langkahnya saat Arkan berhenti di ujung jalan. Aulitta mengerutkan dahi ketika melihat Arkan menyalimi tangan seorang wanita. Ia berusaha menajamkan penglihatannya untuk menjangkau siapa wanita itu. Kini Aulitta benar-benar melihat jelas wajahnya.
Napasnya tercekat bersamaan dengan matanya yang memanas. Dunia abu-abu itu seolah menjadi putih bersih atau mungkin hitam pekat. Pertahanannya runtuh seketika. Ia masih mengingat wanita paruh baya itu adalah orang yang sepuluh tahun terakhir tidak pernah ia temui. Lalu kenapa Arkan bisa bertemu dengan mudah? Kenapa kakaknya tidak memberitahu nya?
"Mama!"
Kedua orang di ujung jalan itu memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat ke arah Aulitta. Terlihat sangat jelas ibu dan anaknya tersentak kaget melihat keberadaan Aulitta.
Air mata yang berusaha dibendung kini lolos tanpa permisi. Ia merasa dibohongi oleh mereka, terlebih kakaknya sendiri. Selama ini Arkan tidak pernah membahas keberadaan mamanya. Bahkan jika ditanya, laki-laki itu seolah acuh dengan sang mama.
Arkan berlari menghampiri Aulitta. Berharap gadis itu tidak kecewa karena kelakuannya. Arkan memang selalu merahasiakan tentang pertemuannya dengan sang mama.
"Litta, gue bisa jelasin." Hati Aulitta remuk mendengar ucapan Arkan. Gadis itu menepis cekalan Arkan pada tangan mungilnya. Marah? Tentu saja Aulitta marah. Bisa-bisanya Arkan menyembunyikan rahasia sebesar ini darinya. Apa Aulitta sudah tidak dianggap lagi dalam keluarganya? Beribu pertanyaan menghajar dirinya sendiri.
"Hiks...hiks...gue ini adek lo apa bukan?!..hiks...hiks"
Bahunya naik turun seiring dengan isakan tangis Aulitta yang semakin keras. Ia menatap nanar punggung mama nya yang mulai menjauh dari pandangannya. Ingin sekali gadis itu memeluk wanita itu. Tapi sayangnya ia terlalu egois untuk mengejar mamanya yang melangkah pergi dari tempat itu.
Arkan mengacak rambut frustasi, "Lo itu adek gue sampai kapanpun."
"Terus kenapa lo rahasiain keberadaan mama dari gue?!" Setelah berucap demikian, Aulitta berlari tak tentu arah. Ia sama sekali tidak menggubris Arkan yang berteriak memanggil namanya.
Sedangkan Arkan berusaha mengejar adiknya meskipun kaki nya masih sakit. Tentu saja terkena cidera saat bermain basket. Laki-laki itu sangat khawatir dengan keadaan Aulitta. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak. Kemudian Arkan merogoh sakunya untuk mencari ponsel miliknya. Ia mengetikan sesuatu pada benda pipih itu sebelum memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...