Flashback

8.6K 443 2
                                    

Kini terlihat seorang anak remaja yang sedang duduk merenung memikirkan keadaan. Yahh keadaan yang memaksa Viktor harus bersikap seperti ini. Semesta seakan tidak adil kepadanya. Hanya karena dendam masa lalu papanya kini berdampak besar bagi seorang Viktor. Dimana dia harus kehilangan sahabat karib semasa SMP.

Flashback on

Terlihat Viktor dan Defian yang sedang asyik bermain basket di rumah Viktor. Tawa mereka lepas merasakan persahabatan mereka yang seakan tidak akan pernah terpisahkan.

"Asal lo tau yaa Def, gue baru sekarang ngerasain yang namanya hidup. Kalo gaada lo gue gatau lagi harus gimana nikmatin hari-hari gue yang sangat kelam ini" Ucap Viktor

"Hahaha gue juga mikir gitu sih. Apalagi orang tua kita kan emang kerja holic tuh" Sahut Defian dengan santai

"Karena lo gue jadi lebih dewasa sekarang" Ujar Viktor dengan senyum tulus mengarah ke Defian

"Yaelah itu juga karena diri lo sendiri kalee. Gue sebagai sohib lo cuma ngingetin biar lo nggak jadi anak pembangkang aja sih" Ucap Defian yang langsung dibalas tabokan dari tangan kekarnya Viktor. Setelah berjam-jam mereka bermain bersama tiba-tiba papahnya Viktor pulang.

"Ehh tumben papa udah pulang" Tanya Viktor dengan heran

"Sore om" Sapa Defian dengan sopan

"Sore. Kamu Defian ya?" Tanya Ayah Viktor

"Iya om" Jawav Defian

"Kalo boleh tau nama lengkap kamu siapa? Kok saya ngerasa nggak asing gitu sama wajah kamu" Ucap Ayah Viktor

"Aldefiano Dekha Megantara om" Jawab Defian yang langsung membuat sang ayah Viktor mengeraskan rahangnya.

"Oh yasudah kalo gitu om ke atas dulu" Ujar Ayah Viktor yang kini telaj berlalu dari hadapan mereka.

Malam harinya Ayah Viktor menuju kamar sang anak. Disini kelihatan sekali kalo sang anak memang bersahabat dekat dengan Defian. Hal itu membuat Ayah Viktor semakin murka.

"Vik, papa mau ngomong sama kamu" Ujar Sang Ayah

"Ngomong apa pa?" Tanya Viktor yang nampak bingung

"Papa minta tolong jauhin Defian" Ucap sang ayah dengan tegas

"Papa apa-apaan sih dateng-dateng langsung ngomong gitu" Ucap Viktor dengan nada kesal

"Lakuin apa yang papa bilang kalo kamu gamau celaka" Tegas sang ayah

"Hahaha kenapa Viktor harus ngelakuin apa yang papa pengen, sedangkan papa sendiri lupa sama anak sendiri" Ucap Viktor dengan tertawa sinis

"Jaga ucapan kamu Viktor" Sahut sang ayah yang langsung melayangkan tamparan tepat di pipi Viktor

***

Seminggu setelah pertengkaran itu terjadi membuat Viktor semakin bimbang. Dia bingung dengan dua pilihan ini. Apakah dia harus menjauhi Defian tanpa alasan yang jelas. Atau dia memilih untuk lebih percaya kepada sang papa yang bahkan dia sendiri tidak tahu alasan yang sebenarnya. Karena dia terlalu pusing memikirkan pilihan yang sangat sulit, Kini Viktor berjalan menuju kelasnya. Sebelum sampai di kelas samar-samar dia mendengar suara bisik, kini tingkat keponya semakin memuncak ketika dia tidak sengaja mendengar namanya di sebut.

"Lo kok mau sih temenan sama Viktor yang jelas tempramental ke gitu" Ujar seseorang

"Siapa sih yang temenan sama dia" Jawab Defian dengan tenang

BLACKFIRE [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang