Viktor kini sedang berdiam diri di rumah dengan ditemani suara televisi. Yapss!! cuman itu yang selalu setia menemani Viktor selama berada di rumah. Suara deringan ponsel berbunyi menandakan ada sebuah panggilan masuk.
"Halo pah ada apa?" Tanya Viktor
"Vik tolong ambilin berkas di ruang kerja papah" Ucap Ziyan (Ayah Viktor)
"Iyaa pah ntar Viktor cariin," Sahut Viktor
"Iyaa Vik makasih. Ntar langsung anterin ke kantor papah ya?" Pinta sang ayah
"Siapp pah," Sahut Viktor
Kini Viktor sudah memasuki ruang kerja papahnya untuk mencarikan berkas sesuai permintaan papahnya. Viktor dibuat bingung pasalnya sangat banyak tumpukan kertas yang ada di ruangan ini. Fokus Viktor terpecah karena tidak sengaja menemukan sebuah foto usang yang menampilkan sebuah foto keluarga. Mata Viktor semakin melotot karena dibalik foto itu ada nama yang tidak asing ditelinga Viktor. Yapss nama itu adalah Zevan Megantara dan Ziyan Megantara. Banyak pertanyaan yang mulai bermunculan difikiran Viktor. Tanpa pikir panjang Viktor langsung pergi menuju kantor papahnya setelah menemukan berkas yang dicari.
"Pah," Sapa Viktor yang langsung masuk ke ruangan papahnya setelah sampai di kantor
"Gimana Vik, udah ketemu berkasnya?" Tanya Ziyan
"Pah Viktor mau nanya ke papah," Ujar Viktor
"Emang mau nanya apa sih kok tumben banget," Sahut Ziyan dengan terkekeh. Tanpa mau basa basi Viktor langsung melempar selembar foto ke meja.
"Ada hubungan apa papah sama om Zevan," Ujar Viktor
"Sini kamu duduk dulu biar papah yang cerita," Ucap Ziyan mencoba untuk tenang
"Cepet jelasin pah," Pinta Viktor yang kini sudah mendudukan diri
"Papah sama Zevan itu saudaraan nak," Ucap Ziyan. DYARRR!!! Bak disambar petir Viktor kini membeku di tempat.
Flashback On
Puluhan tahun yang lalu ada dua anak laki-laki yang telah selesai mengikuti Ujian Nasional. Yang satunya memiliki otak di atas rata-rata, tetapi yang satunya lagi memiliki otak yang standart. Hal itu menjadi sebuah perbandingan di keluarga Megantara.
"Mama bangga sama kamu sayang. Kamu tuhh emang paling bisa diandalin," Ujar Sang Mama pada anak yang satunya (Zevan)
"Mama harus bangga juga dong sama Ziyan. Gaboleh banding-bandingin gini" Ucap Zevan
"Anak kayak dia tuh gabisa diandalin nak," Sahut sang Papa
"Tapi dia juga saudara Zevan pah. Papah tuh gaboleh gitu," Ucap Zevan
"Udahlah Zevan gausah belain gue sampe segitunya. Lagian juga udah dari lama gue ngerasa terkucilkan di keluarga ini," Ujar Ziyan
"Nggak!! Lo tetep saudara gue Ziyan," Ucap Zevan dengan tegas
"Udahlah gue pergi aja dari rumah ini. Gaguna juga gue bertahan disini," Ujar Ziyan yang kini sudah berdiri meninggalkan ketiga orang disini.
"Kalo lo pergi. Gue bakal ikut pergi!!" Seru Zevan
"Zevan apa-apaan kamu. Jangan jadi anak yang pembangkang," Ucap Sang Papa
Tanpa mau basa-basi kini Ziyan sudah berlalu dari hadapan mereka. Sejak saat itu Ziyan tidak pernah lagi menginjakkan kakinya ke tempat itu lagi. Bahkan saat menikahpun Ziyan meminta seseorang untuk berpura-pura menjadi Ayahnya. Ziyan membanting tulang sendiri untuk membiayai biaya kuliahnya. Ziyan bertekad untuk membuktikan kepadaa dunia kalo dia juga bisa menjadi orang sukses tanpa bantuan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKFIRE [TAHAP REVISI]
Teen Fiction~FOLLOW DULU SEBELUM BACA~ Aldefiano Dekha Megantara. Siapa sih yang tidak mengenalnya? Dia adalah seorang badboy yang menyandang sebagai Ketua Geng Motor BLACKFIRE sekaligus Kapten Basket di SMA Megantara. Parasnya yang sangat tampan dan bandana y...