"Maaf Mas kami tidak bisa memberitahukan hal-hal yang menyangkut privasi dan juga kenyamanan pelanggan kami."Sialan!
Ali benar-benar muak dengan pekerja di hotel ini yang menghalangi jalannya untuk menolong Prilly. Dia yakin gadisnya itu sedang dalam bahaya sekarang.
"Persetan dengan privasi! Jika terjadi sesuatu pada istri saya, saya bersumpah akan mengirim kalian semua ke neraka!" Teriak Ali yang membuat resepsionis penginapan tersebut bergetar karena ketakutan.
Ali mengusap wajahnya dengan kasar, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada Prilly.
Tepat saat Ali akan kembali memaki kedua resepsionis penginapan itu disaat itu pula pekerja lainnya yang bertugas mengantar Adnan dan Prilly tadi datang. Sepertinya pria itu tidak menyadari aura kemarahan yang menguap dari tubuh Ali hingga langsung berjalan dan berdiri di samping temannya.
"Lo tahu nggak bapak-bapak yang tadi kayaknya itu bukan istrinya deh. Masak iya teler karena mabok pas hamil muda sampai mendesah terus matanya juga merem melek begitu." cerocosnya tanpa menyadari gerakan tangan temannya yang menyuruhnya untuk berhenti.
Deg!
Mendesah? Merem melek?
Wajah Ali seketika memanas. "Katakan!"
"Ya?" Pekerja laki-laki itu terkejut bukan main dan baru menyadari sosok Ali yang berdiri kaku dengan mata memerah menatap nyalang seolah-olah bersiap untuk menelan siapa saja.
"KATAKAN DIMANA BAJINGAN SIALAN YANG MEMBAWA PRILLY-KU!!" Teriak Ali yang membuat tidak hanya karyawan tapi juga beberapa pengunjung lain terkejut bukan main.
"Aku bersumpah jika kalian memilih bungkam dan terjadi hal buruk pada istriku aku akan membakar seluruh penginapan ini dan kalian semua akan mati di tanganku!" Ali tidak main-main akan ancaman yang keluar dari mulutnya.
Tanpa mengatakan apapun lagi Ali segera merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponselnya setelah menekan beberapa angka Ali segera menempelkan ponselnya di telinga kanannya. "Siapkan bensin dalam skala besar untukku dan kirimkan ke alamat ini." Ali menyebutkan alamat penginapan tersebut yang membuat semua orang di sana terkejut.
Resepsionis tadi segera menghubungi managernya sedangkan pekerja laki-laki yang mengantar Adnan tadi segera beranjak dan menarik lengan Ali.
"Saya akan mengantar Anda ke kamar mereka Pak." Katanya lebih baik dia membocorkan privasi pelanggan dari pada mati di tangan pria ini.
Demi Tuhan setelah ini dia akan berdoa dengan sunguh-sungguh supaya tidak bertemu lagi dengan pria semengerikan ini.
**
"Tolong jangan!" Prilly terus memohon kala Adnan semakin beringas ketika mencoba merobek pakaian yang dia kenakan.
Prilly sudah tidak mampu mengeluarkan air matanya lagi kepalanya sudah sangat sakit. Mulutnya sudah mulai lelah mengeluarkan desahan dan juga permohonan untuk dilepaskan.
"Tidak akan Sayangku. Kamu tahu aku sangat mencintai kamu Sayang." Adnan benar-benar sudah dibutakan oleh nafsu apalagi ketika tangannya berhasil merobek kemeja yang dikenakan Prilly dan memperlihatkan bahu mulus gadis itu.
Adnan semakin bernafsu melihat betapa putih dan mulusnya kulit wanita yang mampu membuatnya nyaris gila itu. Semua yang ada pada gadis ini mampu membuat akal sehatnya hilang.
Adnan melupakan semuanya termasuk dirinya yang mungkin saja akan mati ditangan pria yang sudah berdiri kaku di depan pintu kamarnya.
"Buka pintunya!" Perintah Ali ketika mereka sudah berdiri didepan pintu kamar yang menurut pekerja penginapan adalah kamar yang di pesan oleh pria bernama Adnan.
"Ma..maaf Tuan saya lupa membawa kuncinya." Katanya dengan kepala tertunduk takut pada Ali.
"Minggir!"
Pria itu segera menyingkir menjauh dari pintu kamar dan..
Brak!!
Brakk!!
Ali menendang kunci pintu sekuat tenaga dan kekacauan yang dia buat tidak hanya menyentakkan pekerja yang menemani dirinya tadi tetapi juga Adnan yang mengumpat kasar karena ada yang menganggu aktivitas menyenangkannya.
"Sialan mana yang berani menganggu kesenangan ku?" Maki Adnan sambil beranjak dari ranjang, posisinya tadi sudah hampir menindih Prilly yang sudah tidak berdaya jika saja tidak ada si brengsek yang menganggu kesenangannya.
Diambang kesadarannya yang semakin menipis Prilly mengucapkan syukur dan terima kasih pada siapa saja yang dikirimkan Tuhan untuk menolongnya. Harapan Prilly sedikit muncul jika hidupnya tidak akan berakhir mengenaskan dengan Adnan.
Namun semuanya tak berlangsung lama ketika obat perangsang yang dia tegak tadi kembali menunjukkan atensinya pada tubuh Prilly.
"Argh!!" Prilly mengerang hebat ketika tubuhnya memanas kali ini rasa panas itu sungguh tidak dapat dia tahan hingga tanpa sadar tangan Prilly bergerak membuka dan melepaskan pakaian yang melekat pada tubuhnya.
Di depan pintu terlihat Adnan yang memerah karena seseorang berhasil masuk ke dalam kamarnya setelah merusak kunci pintu kamarnya. Sialan! Dia menyesal karena telah memilih penginapan murah ini untuk meniduri Prilly. Keamanan di sini sangat buruk!
"Apa yang kau laku-- Bugh!!" Adnan belum sempat menyelesaikan pertanyaannya ketika sebuah tendangan dia dapatkan dan tepat mengenai ulu hatinya.
Brak!!
Tubuh Adnan terpelanting ke belakang sebelum meringkuk dan mengerang kesakitan akibat tendangan yang dia terima.
Dengan wajah memerah karena marah Ali segera memasuki kamar hotel membiarkan Adnan dibantu oleh pekerja laki-laki tadi. Perduli setan dengan pria itu!
"Yak! Apa yang kau lakukan sialan?!" Rupanya Adnan masih punya nyali dan tenaga yang cukup untuk kembali memancing kemarahan Ali.
Ali menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Adnan dengan pandangan mengerikan bahkan pekerja laki-laki tadi yang membantu Adnan untuk berdiri tanpa sadar melepaskan pegangannya pada lengan Adnan lalu berbalik dan pergi dari kamar itu. Pria bermata tajam itu benar-benar mengerikan.
Tanpa mengatakan apapun Ali kembali meringsek maju kali ini wajah mesum Adnan yang menjadi sasaran tendangan Ali. Adnan mengerang kesakitan ketika merasakan rahangnya bergeser dan beberapa giginya yang dia yakini tercabut akibat tendangan yang dia dapatkan.
"Enyahlah sialan!" Maki Ali yang kembali menendang tubuh Adnan yang sudah kembali meringkuk di lantai dan memohon ampun pada Ali yang sudah seperti kesetanan apalagi ketika menyadari bagian atas tubuh pria ini sudah tidak berbalut apapun.
Pria ini sudah nyaris telanjang lalu bagaimana dengan pujaan hatinya?
*****
Alhamdulillah hari ini 3 X Update.. Tetap ya kok aku cuma minta kalian komen aja tentu yang meningkatkan mood untuk ngetik Insyaallah aku akan usahain Update sampe 4 atau 5 X sehari.
Nah lo, mau kan? Gampang komen gih 😆😆

KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Cinta
RomanceCerita baru setelah My Destiny, jangan lupa dibaca yaaa...