Bab 17

2.9K 320 14
                                    


"Maaf Pak kita mau kemana ya? Saya harus pulang Pak." Prilly benar-benar terlihat gelisah apalagi ketika menyadari jalan yang dituju oleh Adnan -atasannya- bukan jalan menuju rumahnya.

Ini arah keluar kota.

Demi Tuhan..

"Pak tolong saya harus pulang." Prilly nyaris menangis karena Adnan tak kunjung menghiraukan permintaannya.

"Tidak apa-apa Prilly. Saya akan membawa kamu ke Villa saya dan di sana kita bisa bersantai berdua." Kata Adnan dengan senyuman yang terlihat begitu licik hingga membuat Prilly semakin gelisah.

Prilly tahu sudah sejak lama atasannya ini menaruh perhatian lebih padanya. Bukannya dia kegeeran atau gede rasa tapi itulah kenyataannya. Hanya saja Prilly enggan menanggapi selain hatinya sudah ada yang memiliki dia juga tidak mau di sebut pengganggu atau perusak rumah tangga orang lain.

Benar, Adnan ini sudah memiliki istri dan dua orang anak.

"Pak tolong!" Prilly kembali mengiba pada Adnan yang justru semakin terlihat menikmati ketakutan yang Prilly perlihatkan.

Dia sangat menyukai gadis ini. Benar-benar suka dalam artian sebenarnya dia ingin memiliki Prilly untuknya sendiri bahkan jika harus melepaskan istri dan anaknya pun dia rela.

Demi apapun di dunia ini Adnan benar-benar menginginkan gadis mungil berparas cantik ini. Kemulusan dan kehalusan kulit Prilly membuat tubuhnya bergidik. Ah, membayangkan saja bagaimana indahnya tubuh mungil ini membuat sekujur tubuh Adnan bergetar.

Dia benar-benar tidak sabar untuk melakukan itu pada gadis ini. Katakan dia gila karena satu-satunya cara memiliki Prilly adalah dengan menghamili gadis ini.

Picik? Memang lalu kenapa?

"Minumlah jangan terlalu tegang." Adnan menyodorkan sebuah botol air mineral pada Prilly yang terlihat ragu untuk gadis itu terima. "Tenanglah ini hanya air mineral biasa. Kamu pasti haus kan?" Adnan semakin menyodorkan minuman botol itu yang akhirnya Prilly terima.

"Itu minuman masih utuh hanya saja kemasannya sudah terbuka, ribetkan kalau lagi nyetir saya harus buka kemasannya dulu." Adnan menjelaskan tentang botol yang sudah terbuka itu pada Prilly supaya gadis itu tidak berfikir macam-macam.

Menghela nafasnya Prilly berusaha percaya selain itu dia juga merasa haus akibat ketegangan yang dia rasakan. Pak Adnan orang baik meskipun sedikit gila tapi Prilly yakin pria ini tidak akan berbuat macam-macam.

Hingga akhirnya Prilly membuka tutup botol yang sudah tidak tersegel itu lalu meneguknya sampai beberapa tegukan, dia benar-benar haus.

Tanpa Prilly sadari sudut bibir Adnan terlihat membentuk sebuah seringaian yang semakin lebar ketika melihat Prilly mulai gelisah ditempatnya.

Yes berhasil!

Prilly merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada tubuhnya. Ya Tuhan rasanya seperti terbakar dan seketika mata Prilly membulat sempurna menatap Adnan dengan tak percaya.

"Pak?"

"Ya sayang apapun yang ada di otak kamu itu benar." Sahut Adnan sebelum tawa girangnya terdengar memenuhi seantero mobil.

Tubuh Prilly sontak menggigil demi Tuhan dia baru saja menegak minuman yang sudah diberi obat perangsang.

Air mata Prilly seketika tumpah dengan tubuh bergetar antara rasa takut dan juga gairah yang semakin menggelegak membuat Prilly bergerak gelisah ditempat duduknya. Prilly memeluk tubuhnya dengan erat dan tangisnya semakin kencang ketika mulutnya tanpa bisa dicegah mengeluarkan desahan yang begitu menjijikkan.

Ya Tuhan, inikah akhir dari kehidupannya?

**

Dengan mata berpendar tajam Ali terus mengikuti laju mobil sedan hitam yang ditumpangi Prilly yang arahnya menuju luar kota.

Ali tak henti-hentinya mengumpat karena berfikir ada yang tidak beres dengan Prilly yang mau-mau saja diajak oleh pria sialan itu. Ali tidak akan melepaskan pria itu lihat saja.

Ali mengernyit bingung ketika melihat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu mulai oleng bahkan beberapa kali keluar jalur dan nyaris menabrak pengemudi lain. Ada apa dengan pengemudi mobil itu?

Ali semakin merasa tidak beres ketika mobil sedan itu menambah kecepatannya yang tentu saja diikuti oleh Ali yang juga semakin mempercepat laju mobilnya.

Dan mata Ali seketika membulat sempurna saat melihat mobil sedan itu memasuki parkiran sebuah hotel yang terletak di sisi kiri jalan. Sialan! Itu penginapan murah yang memang sering digunakan oleh pengemudi yang ingin beristirahat dan juga pasangan muda-mudi yang ingin memadu kasih alias bercinta.

Sialan!

Ali segera memarkirkan mobilnya diparkiran penginapan tersebut sebelum keluar dan mengikuti pria yang membawa Prilly dalam gendongannya. Prilly terlihat begitu tidak berdaya dan Ali semakin yakin ada yang tidak beres di sini.

"Ini kamarnya, silahkan Pak." Adnan tersenyum sopan pada pekerja yang mengantarnya. "Terima kasih saya dan istri saya akan segera istirahat." Adnan beralasan jika Prilly hamil muda dan mabuk perjalanan hingga sedikit teler begini.

Sedangkan Prilly di dalam gendongan Adnan mati-matian menahan desahan yang memaksa keluar dari mulutnya karena kulitnya bersentuhan dengan Adnan.

Brengsek! Berapa banyak dosis yang diberikan Adnan padanya hingga dirinya seperti cacing kepanasan begini?

Prilly merasa seluruh tubuhnya terbakar dan sesuatu yang mulai keluar dari inti tubuhnya. Sialan! Dia benar-benar sudah tidak tahan!

"Aahh.." Prilly mendesah kuat ketika tubuhnya dilemparkan ke atas ranjang oleh Adnan yang menyeringai licik menatapnya.

"Kamu benar-benar indah Sayangku." Kata Adnan yang terdengar begitu menjijikkan ditelinga Prilly. Dengan pandangan yang mulai mengabur Prilly masih bisa melihat ketika Adnan mulai membuka satu persatu kancing bajunya.

Tubuh Prilly sontak menggigil dia ketakutan dan juga merasa bergairah disaat bersamaan. Tidak! Prilly tidak akan membiarkan pria mata keranjang itu memiliki dirinya. Tidak akan!

Dengan sisa kesadarannya Prilly berusaha bangkit dari ranjang dengan  tertatih-tatih Prilly berusaha berjalan menuju pintu kamar dia ingin keluar dari tempat ini.

Namun belum mencapai pintu tubuh Prilly terlebih dulu ambruk karena rasa pusing yang semakin mendera kepalanya. Prilly meringis pelan ketika mendengar langkah Adnan yang berjalan menuju arahnya.

"Ja..jangan mendekat!" Prilly berusaha berteriak namun suaranya justru terdengar serak dan bergetar.

"Wow kamu sudah benar-benar bergairah rupanya Sayang. Ayo aku janji akan memberikan kepuasan dan kenikmatan yang selama ini belum pernah kamu rasakan. Eum Sayangku." Adnan meraih lengan Prilly yang seketika membuat gadis itu meronta namun juga mendesah di saat bersamaan.

Siapapun tolong aku! Tolong aku! Ai...aku mohon tolong aku!

*****

Lingkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang