Bab 39

3.8K 407 21
                                    


"DONI!!!"

"DONI!!"

Teriakan Wika terdengar memenuhi penjuru rumah besarnya. Pagi sekali dia dikejutkan oleh video yang di kirimkan sahabat sosialitanya.

Jantungnya nyaris berhenti berdetak ketika video berisikan putranya yang bersenggama dengan seorang perempuan yang sialannya wajahnya di blur membuat Wika benar-benar shock.

Dia tidak menyangka putranya akan melakukan hal seperti ini oke dia akui putranya memang bejat tapi kenapa Doni sampai lengah seperti ini. Wika yakin jika teman-temannya sudah tahu pasti video ini sudah tersebar.

Sialan!

"DONI!!!" Wika kembali berteriak memanggil putranya yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

Wika sudah lelah mendongak menatap ke lantai atas dimana kamar putranya berada. Doni memang di sana karena semalaman putranya itu mengeluh sakit di bagian pinggang hingga tidak bisa bisa berpetualang bersama wanita-wanita bayarannya.

Syukurnya sejak kemarin Agung sudah berangkat keluar kota untuk urusan bisnisnya hingga pagi ini Wika tidak perlu menghadapi kemurkaan suaminya.

"Apa sih Ma?" Doni akhirnya keluar dengan wajah bantalnya. Boxer lusuh terlihat menutupi bagian bawah tubuhnya sedang bagian atas dia biarkan terbuka.

Doni benar-benar terlihat kesal karena sang Ibu terus berteriak memanggil namanya.

"Ada apa? KAMU MASIH BERTANYA ADA APA SETELAH KEBODOHAN INI KAMU LAKUKAN? ANAK KURANG AJAR!" Untuk pertama kalinya Wika memaki Doni dengan begitu kasar bahkan ponsel di tangannya dilemparkan begitu saja hingga mengenai pelipis putranya.

Doni mengerang kesakitan namun ketika mendapati amarah Ibunya dia tidak berani mengeluarkan suaranya hingga yang dia lakukan adalah memungut ponsel Ibunya yang tergeletak mengenaskan di lantai setelah menghantam pelipisnya.

Doni benar-benar penasaran penyebab murkanya sang Ibu hingga akhirnya dia tahu dan seketika matanya membulat saat melihat video persetubuhan dirinya dengan, Doni terlihat menyipitkan matanya berusaha mengenali wanita yang sayangnya wajahnya terlihat kabur hingga dia sulit mengenalinya.

Ayolah, Doni tidak hanya meniduri satu wanita saja setiap malamnya karena jika sudah berpetualang Doni bisa meniduri nyaris 3 atau 4 wanita dan sekarang dia benar-benar dibuat bingung dengan sosok wanita yang berhasil menjebaknya seperti ini.

Shit!

"Kamu lihat sekarang hah? KAMU LIHAT HASIL KEBODOHAN KAMU DONI! DAN SEKARANG BERSIAPLAH UNTUK MENGHADAPI KEHANCURAN!" Wika nyaris menangis ketika membayangkan video putranya sudah tersebar ke seluruh penjuru kota dan dia yakin suaminya pasti sudah melihat video tersebut.

Bersiaplah untuk mati Wika.

Wika benar-benar tidak tahu harus melakukan apa yakin Agung akan menggunakan video ini untuk mendepak dirinya dan Doni dari kehidupan pria itu.

Wika nyaris mengerang saat Doni tersentak kala mendengar suara ponselnya. Doni segera berlari seolah yang menghubungi dirinya orang penting saja padahal itu hanya akal-akalan supaya lepas dari amarahnya sang Ibu.

Doni benar-benar akan berterima kasih pada si penelpon namun ketika melihat nama Miranda di sana seketika perasaannya tidak enak.

"Halo.."

***

Sejak semalam Ali tidak bisa memejamkan matanya, dia hanya duduk diam sambil menunggui kekasihnya membuka mata.

Ali menggenggam erat tangan Prilly yang terbebas dari jarum infus. Kulit putih calon istrinya terlihat lebih pucat hari ini. Ali menatap dalam wajah tenang kekasihnya, calon Ibu dari anak-anaknya meskipun mereka harus ikhlas kehilangan anak mereka yang bahkan kehadirannya saja tidak diketahui oleh Ali maupun Prilly.

Ali benar-benar merutuki kebodohannya karena melupakan insiden mereka tempo hari yang jelas-jelas membuahkan hasil seperti doa Ali kala itu namun sekarang mereka terutama Ali harus menelan kepahitan kala sang malaikat kecilnya harus kembali ke sisi Tuhan.

Air mata Ali kembali menetes mungkin jika Miranda tidak menabrak Prilly calon anak mereka akan baik-baik saja, Prilly-nya tentu akan sangat bahagia menyambut kabar bahagia ini. Tapi semuanya sudah terlanjur dan syukurnya dibalik kabar duka yang mereka terima Dokter juga memberi kabar baik untuk mereka yaitu tentang keadaan Prilly yang berangsur membaik meskipun setelah ini Prilly harus istirahat total untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya.

Dada Ali terasa meledak kala melihat perban yang melilit kepala calon istrinya hingga akhirnya dini hari tadi dia memberi perintah pada Satria untuk menyebarkan video Doni yang ternyata ikut merencanakan hal buruk padanya bersama Miranda.

Menurut informasi yang dia terima dari Satria, setelah keluar dari rumah Tantenya, Miranda memilih tinggal bersama Doni dan mereka sama-sama merencanakan kehancuran untuk Ali dan kemarin naasnya Miranda justru melihat Prilly hingga wanita itu tanpa pikir panjang langsung menabrak calon istri Ali.

Dewi tidak dapat menyanggah apapun kala bukti memang mengarah pada Miranda hingga dia hanya bisa pasrah tatkala Ali mengatakan jika dia akan menuntut balas atas kematian anaknya.

Soni terlihat terpukul kala Ali menekuk lututnya saat memohon maaf karena sudah menghamili dan juga mencelakai Prilly. Ali mengakui semuanya pada Soni tanpa ada yang dia tutup-tutupi.

Soni kecewa jelas dia akui itu namun di sudut hatinya dia juga merasa bangga dan bahagia kala putrinya dicintai oleh pria bertanggung jawab seperti Ali. Dan setelah ini Ali akan langsung menikahi Prilly persetan dengan pesta pernikahan yang belum rampung.

Ali tidak peduli dengan pesta pernikahan yang terpenting adalah memiliki Prilly seutuhnya.

"Hei Sayang." Ali bersuara serak tanpa repot-repot menyembunyikan tangisnya. Sebelah tangannya terulur untuk menyentuh pipi kekasihnya. Prilly masih belum membuka matanya.

Ali tersenyum lembut satu kecupan dia berikan pada punggung tangan Prilly yang terus berada dalam genggaman tangannya.

"Aku kangen kamu Bie." Suara Ali terdengar begitu lirih. Matanya kembali berkaca-kaca sampai satu tetes air mata kembali mencuri keluar dari sudut matanya yang memang sudah basah.

"Kamu bangun dong! Pekerjaan kita banyak loh Sayang." Ali kembali mengajak Prilly berbicara. "Proyek pembangunan hotel di luar kota juga mau jalan dan kita harus ke sana belum lagi pernak-pernik pernikahan kita Sayang." Air mata Ali bercucuran seiring kata yang keluar dari mulutnya.

"Katanya kamu pesta pernikahan kita ala negeri dongeng gitu terus kalau kamu nggak bangun siapa yang akan mewujudkan impian kamu Sayang?" Ali terus berbicara. "Aku?" Katanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Ali cemberut khas dirinya jika sudah merajuk pada Prilly. Air matanya terus mengalir tak kunjung berhenti.

"Aku nggak mau ngelakuin apapun kalau nggak sama kamu. Jadi please bangun Sayang. Aku butuh pelukan menenangkan dari kamu. Aku butuh kamu karena.." Tangis Ali terdengar lebih kencang. "Karena separuh jiwa kita baru saja pergi. Dan aku nggak sanggup menanggung kesedihan ini tanpa pelukan kamu jadi please tolong buka mata kamu Sayang. Tolong.."

Hiks..

*****

Lingkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang