"Jadi kamu sempat mengalami kecelakaan?" Tanya Prilly yang dijawab anggukan oleh Ali. "Bukan kecelakaan tapi pembunuhan." sambung Ali yang membuat Prilly terkesiap.Mereka sedang menikmati makan malam yang sungguh terlambat karena waktu hampir menunjukkan pukul 11 malam. Ali sudah membereskan perihal keributan yang dia timbulkan di penginapan ini.
Semua selesai dengan ganti rugi. Perihal Adnan itu masalah lain dan Ali sudah meminta Satria mengurus pria itu sementara waktu sebelum Ali kembali datang dan mematahkan satu tangannya lagi.
Tangan sialan yang menjebak dan hampir mencelakai wanitanya. Meskipun berkat tangan sialan itu kini dirinya dan Prilly kembali terikat kali ini tentu dengan lebih erat dan semoga saja sesuatu yang Ali keluarkan di dalam Prilly segera tumbuh dan berkembang di rahim wanita itu.
Dia picik? Hujat saja, dia tidak akan perduli toh hidupnya bukan untuk menyenangkan orang lain.
Prilly masih terkejut bahkan sendok dan garpu di tangannya sudah terlepas dan dia belum menyadarinya. Ali melirik Prilly yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, sejak dulu Prilly memang paling sensitif jika berhubungan dengan orang-orang terkasihnya termasuk Ali.
Ali tersenyum lembut senyuman yang tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun kecuali Almarhumah Ibunya dan Prilly tentu saja.
"Hei kenapa menangis eum?" Tanyanya dengan sorot jenaka membuat Prilly manyun seketika namun wanita itu tetap membiarkan Ali menyeka air matanya.
"Maafin aku." Kata Prilly sebelum terisak pelan. "Maaf untuk apa Sayangku?" Tanya Ali yang masih setia menyeka air mata Prilly yang tak kunjung berhenti.
"Ma..af karena nggak ada di sisi kamu di saat kamu benar-benar terluka. Maaf." Ucap Prilly begitu tulus kini isakan pelannya mulai berubah menjadi tangisan kencang yang membuat Ali menjauhkan meja kecil di depan mereka lalu bergerak menarik Prilly dan membawa wanita itu ke dalam pangkuannya.
Prilly meringkuk nyaman di pangkuan Ali, kedua lengannya memeluk erat leher Ali mengendus lembut aroma jantan yang menguar dari tubuh Ali. Dan detik itu juga aroma tubuh Ali menjadi favorit Prilly.
Ali memeluk erat pinggang wanitanya, membelai lembut punggung Prilly yang bergetar karena tangisnya. "Nggak ada yang perlu dimaafkan Sayang. Kamu hidup dan tumbuh dengan baik seperti sekarang itu saja sudah cukup untukku." Kata Ali sambil terus membuai Prilly dalam dekapannya.
"Tetap saja aku merasa begitu buruk." Suara Prilly terdengar samar karena teredam leher Ali namun pria itu jelas bisa mendengarnya.
"Jadi kamu mau aku maafin?" Tanya Ali yang langsung membuat Prilly menganggukkan kepalanya.
Seringai licik tiba-tiba muncul di wajah Ali. "Aku akan maafin kamu kalau kamu mau aku nikahi dalam waktu dekat bagaimana?"
Prilly segera menjauhkan dirinya dari leher Ali lalu menatap pria itu dengan tatapan tak percaya, bisa-bisanya lelaki ini memanfaatkan kesempatan untuk menjebak dirinya seperti ini.
Dasar menyebalkan!
"Nggak mau itu.." rengek Prilly yang membuat Ali menaikkan sebelah alisnya. "Nggak mau aku nikahin gitu?"
"Bukan itu juga.." Prilly kembali merengek dengan manja dia memukul pelan bahu Ali hingga membuat pria itu tersedak tawanya.
"Lalu apa juga Sayangku?"
Ah, Prilly begitu menyukai ketika Ali memanggilnya Sayangku.
"Nggak mau waktu dekat." jawabnya dengan bibir manyun. "Jadi mau waktu lama gitu? Kalau ada wanita lain yang tiba-tiba melamarku lalu kami menikah kamu gimana hayo?" Ali kembali menggoda Prilly hingga wanita itu kembali merengek dalam pangkuannya.
"Nggak mau kamu nikah!!" Prilly mengangkat tangannya ingin memukul Ali bukannya menghindar pria itu justru tertawa hingga membuat Prilly kembali merengek tak terima.
Dan akhirnya mereka sama-sama melupakan makan malam karena sibuk menggoda tepatnya Ali yang tidak bisa berhenti dan terus menggoda wanitanya.
**
"Jadi menurutmu Ali masih hidup? Putraku masih hidup?" Agung bertanya dengan wajah penuh harap.
Darma -orang kepercayaannya- menganggukkan kepalanya. "Sejak kejadian itu saya memang menyakini jika Den Ali masih hidup hanya saja kala itu saya belum memiliki bukti yang kuat." Sahut Darma sambil menyerahkan sebuah map coklat pada Agung.
Agung menerimanya dengan wajah berkerut bingung. "Apa ini?" Tanyanya sambil membuka map tersebut.
"Itu data-data yang saya dapatkan dan semuanya menunjukkan jika Den Ali memang masih hidup dan kini juga menetap di kota ini."
"Benarkah?" Agung kembali menatap Darma dengan mata berbinar penuh harap.
"Iya Tuan."
Dengan cepat Agung membuka map tersebut dan tangisnya seketika pecah saat melihat beberapa lembar foto milik seorang pria tampan yang diyakini oleh Agung itu putranya.
'Ayu kau benar-benar mengembalikan putra kita? Terima kasih kini aku berjanji akan benar-benar merawat dan menyayanginya, tolong bantu aku dari sana.'
"Putraku." Agung menyentuh hati-hati poto ditangannya, satu tetes air matanya meluncur keluar dari sudut matanya.
"Tuan bolehkah saya meminta satu hal?"
Agung mengalihkan pandangannya dari foto Ali lalu kembali menatap Darma. "Apa itu?"
Darma menganggukkan kepalanya dengan sedikit membungkukkan badannya. "Tolong rahasiakan ini terutama dari Nyonya dan Den Doni." pinta Darma yang membuat Agung mengernyit bingung.
"Kenapa Darma? Kenapa Wika dan Doni tidak boleh tahu mengenai keberadaan Ali?"
"Maaf Tuan tapi menurut informasi yang saya dapatkan malam naas dimana kita kehilangan Den Ali itu terjadi karena Nyonya dan Den Doni Tuan."
Telinga Agung seketika berdenging setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Darma. Jadi tidak hanya membunuh wanita kecintaannya tapi Wika juga berniat membunuh darah dagingnya?
Brengsek!
Sebenarnya wanita macam apa yang dia nikahi?
Agung menghela nafasnya Darma benar-benar dia tidak boleh gegabah mengetahui putranya masih hidup itu sudah cukup untuk Agung.
Benar untuk saat ini dia harus menahan dirinya sambil menunggu saat yang tepat untuk dirinya bertemu dan memeluk putranya.
Agung benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Ali, putra yang sudah dia sia-siakan 13 tahun lalu. Menyedihkan sekali.
"Baiklah. Tolong cari tahu semuanya Darma dan tolong pantau Ali tanpa dia ketahui dan saya meminta foto-foto Ali setiap harinya. Aku benar-benar merindukan putraku Darma." Ungkap Agung sambil menatap sendu foto Ali.
"Siap Tuan."
*****
Fix 3 Up yaaa.. Tetap kalau aku cuma mau baca komenan kalian itu bikin mood aku naik jadi ide lancar updatenya pun lancar.
Ayo dear jangan bosan-bosan komennya yaaa.. Aku selalu baca komenan kalian..
Ah, dan jangan lupa promo serba 35k hari ini yaaa.. Cuss langsung ke wa 081321817808

KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Cinta
RomanceCerita baru setelah My Destiny, jangan lupa dibaca yaaa...