Bab 35

3.2K 352 13
                                    


Satu bulan sudah berlalu sejak malam dimana Ali melamar kekasihnya Prilly dan sudah satu bulan juga Prilly bekerja menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi seorang pengusaha sukses bernama Galiandra Atmaja.

Sekarang Prilly tahu Ali sengaja mengubah namanya membuang nama belakang sang Ayah yang dulu tersemat di belakang namanya. Prilly tidak ingin bertanya alasan Ali karena dia sudah tahu. Pria itu melakukan semua ini sebagai bentuk luapan emosi karena dulunya sang Ayah mengabaikan keberadaan dirinya.

Prilly sudah tahu sosok Ayah Ali karena Tante Dewi sendiri yang memperlihatkan foto pria yang sudah menghadirkan prianya ke dunia ini.

Ngomong-ngomong mengenai pertemuannya dengan Tante Dewi Prilly bersyukur karena wanita cantik itu menyambut baik kedatangan dirinya.

Prilly sempat merasa gugup bahkan tubuhnya sedikit bergetar ketika membayangkan bagaimana reaksi Tante Ali setelah tahu dirinya adalah cinta masa lalu Ali dan semua yang terjadi jauh dari ekspektasinya tidak ada kejadian buruk semuanya baik-baik saja bahkan hubungannya dengan Tante Dewi sekarang sudah sangat dekat.

Minus Miranda tentu saja karena selain tidak tinggal bersama Tante Dewi lagi perempuan itu juga memilih memutuskan hubungan mereka karena Ali menolak menikahi wanita itu.

Gila.

Prilly benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Miranda. Tante Dewi wanita yang merawatnya sejak kecil hanya bisa menahan kekecewaannya ketika Miranda memilih keluar dari rumah mereka.

Mereka tidak ingin berhubungan dengan Tante Dewi dan Ali lagi alasannya karena dia ingin mencoba hidup baru dengan melupakan Ali.

Ali tidak berbuat banyak bahkan terkesan membiarkan Miranda pergi begitu saja setidaknya itulah yang dia tangkap dari gerak-gerik santai Ali saat Tante Dewi mengeluh tentang kepergian Miranda kala itu. Prilly yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menenangkan Tante Dewi.

Dan sekarang terhitung hampir satu bulan kepergian Miranda semuanya sudah baik-baik saja terutama Tante Dewi yang sudah bisa menerima keputusan Miranda, gadis kecil yang dia besarkan sepenuh hati namun tega melakukan hal seperti ini padanya.

Sejak awak Dewi tahu jika obsesi Miranda pada Ali tidak akan mungkin hilang begitu saja dan dia merasa ikut bersalah karena memiliki andil dalam mendekatkan Ali dan Miranda dulunya tapi terlepas dari semua itu sekarang Dewi bahagia kala melihat keponakan tersayangnya sudah bisa tertawa lepas bersama wanita yang sangat dicintainya.

Saat ini mereka sedang makan siang bersama sambil membahas rencana pernikahan Ali dan Prilly. Senyum Prilly mengembang lebar kala mengingat bagaimana sang Ayah memberi restunya pada Ali.

Malam itu, Soni menyerahkan semua keputusannya pada sang putri beliau hanya meminta satu hal yaitu kebahagiaan untuk putrinya dan Ali menyanggupinya dengan penuh keyakinan.

"Tante duluan ya Nak, soalnya ada arisan sama teman-teman Tante." Dewi pamit setelah menyelesaikan makan siang mereka.

"Ali antar Tan?" Dewi menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang terpantri di wajahnya. Sejak berhubungan kembali dengan Prilly keponakannya ini sudah bisa bersikap lembut dan penuh perhatian.

Dan Dewi benar-benar mensyukuri perubahan keponakannya itu.

"Nggak usah Nak. Tante di jemput sama teman Tante kok." Kata Dewi sebelum beranjak dari sana dia memeluk Prilly dan juga Ali.

Sepeninggalan Dewi Tantenya, Ali kembali melanjutkan makan siangnya dan Prilly sudah sangat hafal kebiasaan calon suaminya jika makan Ali tidak akan cukup jika hanya dengan satu piring nasi tanpa tambahan makanan lain.

"Mau aku pesanin yang lain lagi Ai?" Tanya Prilly sesaat setelah menyesap jus mangga kesukaannya.

Ali menggelengkan kepalanya mulutnya baru akan berbicara namun suara batuknya terlebih dahulu terdengar, Ali tersedak.

"Uhuk! Uhuk!"

Prilly buru-buru beranjak membantu Ali dengan menyodorkan jus mangga kepunyaannya untuk Ali. Buru-buru Ali menyesap jus mangga milik Prilly dan kali ini pria itu mengerang lalu mengeluh jika jus mangga disodorkan Prilly terasa sangat asam.

"Ini asam sekali Sayang." Ali benar-benar tidak menyukai jus asam itu dan kehebohan terjadi kala Ali justru memuntahkan makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya.

**

Prilly benar-benar dibuat khawatir dengan kondisi Ali yang tiba-tiba melemah pasca tersedak di restoran tadi siang.

Tubuh Ali benar-benar tidak bertenaga bahkan ketika pulang saja Prilly terpaksa menghubungi Satria salah satu kepercayaan Ali yang dikenal oleh Prilly.

Ali tidak sanggup menyetir bahkan untuk melangkah menuju parkiran saja Ali harus di papah oleh Prilly dan Satria. Dan sekarang Ali sedang di rawat di salah satu rumah sakit, Prilly sengaja menyuruh Satria membawa mereka ke rumah sakit karena yang ada dalam otak Prilly adalah Ali yang keracunan.

Namun setelah Dokter melakukan pemeriksaan terhadap Ali hasil tes yang keluar justru mengatakan jika Ali baik-baik saja tidak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan.

Syukurlah.

"Ini kapan pulangnya sih Bie?" Ali sudah berkali-kali menanyakan hal itu pada Prilly yang begitu setia menemani pria itu.

Prilly yang duduk di sisi ranjang sambil memangku kepala Ali hanya bisa menghela nafasnya. "Besok loh Ai. Kamu harus istirahat dulu." Katanya sambil terus mengusap-usap lembut rambut Ali.

Ali langsung merengut. "Masak cuma kesedak nasi aku harus di infus sih Bie. Nggak lucu banget." sungut Ali dengan bibir manyun.

Prilly terkekeh pelan, benar juga sih tapi bukan perkara tersedaknya yang membuat Prilly khawatir namun Ali yang tadi siang muntah parah hingga tubuhnya melemah meskipun sekarang kondisi pria itu sudah lumayan membaik.

Menjelang malam Dewi dan Soni serta Aldo datang menjenguk Ali yang diberi kabar oleh Prilly masuk rumah sakit tadi siang.

Mereka jelas terkejut terlebih Dewi yang merasa keponakannya baik-baik saja saat mereka menyantap makan siang.

Prilly sudah menjelaskan semuanya hingga Dewi menyimpulkan mungkin saja maag Ali kambuh atau faktor kecapean. Semuanya terlihat berbaur tertawa bersama kecuali Ali yang terus merengut kala melihat Prilly begitu akrab dengan pria bernama Aldo itu.

Ali tahu karena Prilly sudah memperkenalkan mereka bahkan sempat bertemu beberapa kali namun tetap saja Ali tidak suka jika ada yang membuat perhatian Prilly teralihkan darinya meskipun itu sahabat akrab Prilly.

Ali egois? Baru tahu kemarin-kemarin kemana aja? Cih! Menyebalkan.

Dan sepanjang malam hingga mereka pulang Ali terus memberengutkan wajahnya bahkan Prilly sampai bingung sendiri melihat perubahan sikap kekasihnya itu.

"Kenapa sih Ai?" Tanyanya entah sudah ke berapa kalinya. "Nggak apa-apa." Jawab Ali singkat padat dan jelas.

Dan sepanjang malam Ali tidak bisa tidur karena mengabaikan kekasihnya. Benar-benar menyebalkan.

******

Yang ikut po 55k + 1 pdf gratis batas transfer hari ini yaaa.. Besok harga normal 50k tidak ada gratis pdf lagi.

Yang udah ikut po bisa minta no rek ya beb kalau mau 55k + 1 pdf lain.

WA 081321817808

Lingkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang