Bab 23

3.3K 379 19
                                    


Pukul 12 malam Ali mengajak Prilly untuk keluar dari penginapan tiba-tiba saja dia ingin membawa Prilly ke apartemen miliknya di sana jauh lebih nyaman dari pada penginapan.

Prilly juga sudah menghubungi Ayahnya tadi dan mengatakan dia akan pulang besok pagi dikarenakan ada pekerjaan tambahan yang mengharuskan dirinya untuk lembur. Prilly tentu merasa bersalah karena sudah berbohong pada Ayahnya namun dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya.

Dia tidak ingin Ayahnya khawatir karena dirinya juga sudah baik-baik saja toh ada Ali di sini. Pria itu terus menggenggam tangannya seolah memastikan jika mereka tidak akan kembali berpisah.

"Masih sakit ya Sayang?" Ali bertanya saat melihat Prilly seperti kesusahan saat melangkah.

Prilly mendongak menatap Ali lalu tersenyum malu wajahnya sontak memerah apalagi setelahnya Ali tiba-tiba berceletuk. "Apa aku terlalu bersemangat saat memomp-- Ai!!" Tegur Prilly yang membuat Ali menghentikan perkataan absurd nya.

"Oke." Katanya tanpa rasa bersalah, mereka kembali berjalan menuju parkiran dimana mobil Ali berada. Suasana terlihat begitu sepi sekitaran penginapan.

Prilly meringis pelan saat matanya tanpa sengaja melihat mobil sedan hitam yang membawanya ke tempat ini. Benar, itu mobil Adnan.

"Kenapa? Kamu lagi mikirin pria brengsek itu?"

"Ya?"

Prilly jelas terkejut dengan perubahan sikap Ali yang tiba-tiba berubah datar padanya. "Apa sih?" Tanyanya tak mengerti.

"Oh ya Pak Adnan kemana?"

"Emang si sialan itu Bapak kamu apa?" Ali semakin sewot saja.

"Kenapa sih Ai?"

"Kesel aku tuh!" Dikatakan oleh Ali dengan cara yang begitu imut, Ali jika merajuk benar-benar menggemaskan ya.

Pria dingin ini bisa bertingkah menggemaskan juga ternyata.

"Aku nanya karena pengen tahu aja bukan apa-apa Ai."

Kini mereka sudah berada di dalam mobil Ali. Pria itu masih bungkam dan memilih menghidupkan mesin mobilnya.

"Hei kenapa sih?" Prilly menarik lengan Ali lalu memeluknya dengan manja. "Kamu marah sama aku?" Tanyanya yang dibalas Ali dengan anggukan kepala.

Ali kelewat jujur atau gimana sih?

"Aku marah karena kamu masih sempat-sempatnya ingat setan itu." Sahut Ali benar-benar sewot.

Prilly tersenyum dengan lembut dia genggam tangan Ali. "Kamu tahu nggak sih Ai kalau setiap cobaan selalu ada hikmahnya." Prilly melebarkan senyumannya ketika Ali menoleh menatap dirinya. "Buktinya hari ini, Tuhan kasih aku cobaan melalui Pak Adnan dan kamu tahu hikmah apa yang aku dapatkan?"

"Apa?"

"Kamu."

Ali mengerjap pelan membuat Prilly semakin melebarkan senyumannya. "Jika Pak Adnan tidak berbuat keji padaku apa kamu akan datang dan mengakui kalau kamu adalah Ai-ku yang selama ini aku tunggu?"

Pertanyaan Prilly sontak membuat Ali bungkam.

Prilly meremas pelan tangan besar Ali dalam genggamannya. "Katakan aku bodoh karena aku justru mensyukuri apa yang sudah terjadi hari ini." Kata Prilly dengan senyuman manisnya.

"Kamu benar-benar membuatku gila Sayang." Ucap Ali tak nyambung namun sebelum Prilly mempertanyakan nya Ali sudah terlebih dahulu melahap bibir Prilly.

Ali mencumbu wanitanya dengan begitu keras namun penuh pemujaan hingga membuat Prilly kembali melayang-layang.

**

Ali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang jalanan di depannya terlihat sedikit lengang tidak padat seperti biasanya hingga membuat Ali bisa dengan santai menggenggam tangan kekasihnya.

Benar, mulai saat ini Prilly adalah kekasihnya.

Prilly juga terlihat begitu tenang duduk di kursinya sesekali mulutnya terlihat bergerak mengikuti alunan lagu yang diputar di radio mobil Ali.

"Ai."

"Ya Sayang?"

Prilly tersenyum lebar ketika Ali menjawab dengan begitu manis. "Aku boleh nanya sesuatu?" Tanya Prilly dengan hati-hati.

"Boleh dong Sayang." Ali membawa tangan Prilly ke mulutnya lalu mengecupnya dengan lembut.

Jika orang lain melihat mungkin mereka akan kejang-kejang ditempat saat melihat bagaimana manisnya sikap Ali pada Prilly.

Pria ini terkenal dingin dan datar juga sifat bengis yang berjalan beriringan mengikuti Ali. Wataknya yang keras serta tatapan matanya yang tajam benar-benar membuat Ali disegani oleh siapa saja namun semua itu tidak berlaku jika berhadapan dengan Prilly.

Dan Prilly harus bersyukur karena Ali bersedia membuka dirinya hanya pada wanita itu seorang.

"Kamu beneran masih sendiri?" Tanya Prilly takut-takut. Ali mengerutkan keningnya. "Siapa bilang aku sendiri?" Ali justru balik bertanya dan seketika wajah Prilly berubah pucat.

Jadi Ali tidak sendiri dan itu tandanya pria ini sudah memiliki istri? Benarkah? Jadi apa yang dibicarakan perawat tempo hari adalah kenyataan? Ali benar-benar sudah menikah?

"Jadi kamu nggak sendiri lagi?" Prilly kembali mengulang dengan suara yang terdengar begitu lesu.

"Ya nggak lah kan sekarang aku sama kamu." Jawaban Ali justru membuat Prilly semakin bingung. Pria ini apaan sih nggak jelas deh.

"Aku serius ya nanyanya." Prilly mulai nyolot efek galau dan sedih karena Ali sudah menikah membuatnya kesal pada dirinya sendiri dan Ali salah besar jika menganggu wanita yang sedang dalam mood yang buruk.

Namun tampaknya Ali belum menyadari perubahan mood pujaannya hingga dia masih melanjutkan aksi jahilnya.

"Lah aku kan juga serius jawabnya. Sekarang kamu lihat aku sendiri atau berdua sama kamu?"

"Ya memang sama aku." sahut Prilly jengkel.

"Nah jadi ngapain juga kamu nanya lagi aku masih sendiri atau apa orang jelas-jelas aku sama kamu kok." Ali berkata sambil menatap jalanan meskipun sesekali matanya juga memperhatikan ekspresi merengut kekasihnya.

Prilly menarik tangannya dari genggaman Ali lalu bersidekap dengan wajah berpaling dari Ali. Dia enggan melihat Ali. "Kamu nggak berubah ya?" Kata Ali sambil tersenyum gemas.

"Berubah-berubah emang kamu pikir aku power rangers apa." Ketus Prilly masih dengan wajah menoleh ke samping, dia masih menolak menatap Ali.

Tawa Ali terdengar renyah. "Lucu banget sih, pacar sih siapa ini?" Tangan Ali terulur menyentuh puncak kepala Prilly.

"Bodo amat!"

"Oh pacarnya si bodo amat ya? Kok mau sih Neng pacaran sama yang bodo-bodo mending sama Akang." Goda Ali sambil mencolek bahu Prilly.

"Iihhhh! Jijik Ai!" Pekik Prilly sambil melayangkan pukulan-pukulan manja pada bahu dan lengan Ali.

Tawa Ali kembali terdengar, bukankah hari ini pria itu terlalu banyak tertawa?

Dan biasanya setelah tertawa akan ada air mata yang mengikutinya. Benarkah?

*****

Special malam minggu..

Hari ini 4 X update.

Senang? Harus senang dong.. 😁😁

Lingkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang