Setelah menyelesaikan makan tengah malam mereka akhirnya Ali dan Prilly kini sama-sama bergelung di bawah selimut di kamar Ali.Mereka murni benar-benar tidur kali ini karena dalam keadaan sadar baik Ali maupun Prilly tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Mereka tidak akan melakukannya lagi sebelum mereka benar-benar terikat dalam satu hubungan yang sah.
Prilly menjadikan lengan Ali sebagai bantalannya sedangkan Ali memanjakan jari-jarinya dengan membelai halus surai hitam milik kekasih hatinya.
"Nyaman banget.." Bisik Prilly sambil menelusupkan wajahnya ke ketiak Ali.
"Kamu nyaman sama ketiak aku?" Ali mulai kambuh lagi kejahilannya.
Bugh!
"Aduh!"
Ali meringis pelan ketika tangan mungil Ali menepuk dadanya. "Sakit Sayang." keluhnya sambil mengusap dada kirinya yang dipukul oleh Prilly.
"Kok sakit? Aku mukulnya nggak kencang loh." protes Prilly yang disambut bibir manyun Ali.
"Kamu mah kan yang rasain pukulan kamu itu aku loh Sayang."
"Ya tapi tetap aja aku mukulnya nggak kencang loh Ai."
"Ish."
"Ish?" Prilly benar-benar dibuat takjub dengan sikap merajuk Ali yang begitu menggemaskan.
Tawa Prilly terdengar memecahkan kesunyian malam dia buat terpingkal-pingkal dengan wajah merajuk Ali yang begitu lucu dan menggemaskan itu.
Ali merengut kini balik dirinya yang menyusup ke leher Prilly membiarkan tubuh mungil itu menjadi sandarannya. Prilly menghentikan tawanya, dadanya berdesir pelan saat merasakan hembusan nafas Ali di lehernya.
"Ai.." bisiknya serak, Prilly tidak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba menghangat dan seperti ada sesuatu yang mendesak di dalamnya.
Apa obat perangsang itu masih mempengaruhi perubahan suhu tubuhnya atau ini benar-benar murni gairah tubuhnya sendiri? Tubuhnya yang begitu menginginkan Ali. Benarkah?
"Heum." Ali hanya berdehem pelan sebagai jawaban kepalanya semakin menyusup ke leher Prilly membaui aroma tubuh wanita yang dicintainya sepenuh hati.
"Ini..kenapa begini?" Prilly menggigit lidahnya sendiri ketika suara yang keluar dari mulutnya justru perkataan absurd yang tidak jelas maknanya.
Dia gugup. Luar biasa gugup.
Prilly bahkan sampai menahan nafasnya ketika sebelah lengan Ali kini membelit pinggangnya.
"Tidurlah. Debaran jantung kamu menjadi pengantar tidur terindah untukku." Suara Ali terdengar begitu lirih dan sangat pelan.
Tidur, bagaimana mungkin dia bisa tidur di saat dirinya gugup seperti ini.
Samar-samar Prilly bisa mendengar dengkuran halus dari Ali yang sepertinya yang sudah terlelap.
Cepat sekali pria ini terlelap.
Prilly menggeser pelan tubuhnya untuk menyamankan posisi Ali yang sudah terlelap sambil memeluk dirinya. Tangan Prilly bergerak menyentuh pipi dan kepala Ali yang masih memiliki rambut yang halus namun sangat tebal.
Dulu Prilly selalu merasa iri dengan rambut tebal nan halus milik Ali ini selain bulu mata lentik dan alisnya yang juga melengkung indah. Ali benar-benar mampu membuat pria lain iri dengan ketampanan wajahnya.
"Mimpi indah Ai." bisik Prilly mengecup lembut pipi Ali. Senyum Prilly seketika mengembang lebar saat kembali mendengar suara dengkuran halus dari prianya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Cinta
RomanceCerita baru setelah My Destiny, jangan lupa dibaca yaaa...