Dulu sekali ketika Ibunya meninggal tepat di depan matanya Ali pernah berkata jika di dunia ini tidak akan ada wanita yang mampu membuatnya tersenyum atau bahagia karena bagi Ali satu-satunya wanita yang mampu membuatnya tertawa dan bahagia adalah Ibunya.Ayu nama wanita yang mengantarkan Ali ke dunia ini, wanita yang benar-benar berparas cantik dan ayu sesuai dengan namanya. Ibunya wanita yang penuh kelembutan dan juga baik hati hanya saja Ibunya terlahir dari keluarga miskin.
Keluarga miskin yang dimata keluarga calon suaminya adalah hama dan kuman yang harus di basmi. Agung pria tampan yang berhasil mereguk madu cinta milik seorang gadis bernama Ayu tersebut meskipun mereka sempat terpisah karena restu keluarga yang tak kunjung di dapat hingga akhirnya Agung terpaksa harus menikahi wanita yang bernama Wika yang kala itu mengaku hamil benih dari pria yang setengah mati dicintai oleh Ibu Ali.
Semuanya baik-baik saja kala itu Ayu mengalah dan memilih pergi sampai takdir kembali membawanya bertemu dan kembali ke pelukan pujaan hatinya. Yang orang tidak tahu adalah Agung yang menikahi Ayu meskipun hanya pernikahan siri saja.
Ali bukan anak haram itu yang selalu Ayu katakan pada putranya meskipun keyakinan itu selalu memudar di hati putranya kala putra tersayang Ayu itu mendapat cacian jika dia tidak lebih dari anak seorang simpanan.
Demi Tuhan, Ayu bukan simpanan bahkan Agung sudah menyiapkan surat cerai untuk Wika namun ternyata wanita itu lebih cepat bertindak hingga akhirnya Ayu harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah menegak racun yang diberikan oleh Wika.
Hingga akhirnya membawa Ali ke rumah istri lain sang Ayah dan di sana penderitaan demi penderitaan Ali terima, Agung terlalu terpuruk karena kehilangan cintanya hingga mengabaikan Ali sampai akhirnya dia juga kehilangan sang putra.
Bagi Ali masa itu adalah masa terberat sampai akhirnya sosok gadis kecil dengan mulut ceriwisnya mulai menemani hari-hari Ali meskipun takdir sempat memisahkan mereka tapi mulai hari ini Ali berjanji apapun yang terjadi dia tidak akan lagi melepaskan gadis dalam pelukannya ini.
Gadis manis yang mampu membuat dunia Ali kembali berwarna. Hanya Prilly satu-satunya wanita yang bisa membuat Ali bahagia setelah kehilangan Ibunya.
Hanya Prilly..
Sampai kapan hanya Prilly yang mampu membuat hati dan tubuhnya bergetar seperti saat ini.
Ali berusaha melepaskan pelukan Prilly pada tubuhnya, mereka sudah melakukannya.
Benar Ali sudah menjadi yang pertama untuk Prilly dan mengingat apa yang mereka lakukan sekitar tiga jam yang lalu mampu membuat hati Ali kembali berdenyut karena rasa bahagia dan juga rasa bersalah yang bergelayut di hatinya di saat yang bersamaan.
Ali bahagia karena memilki Prilly tapi dia juga merasa bersalah karena memanfaatkan kesempatan disaat Prilly sedang tidak berdaya.
Ali kembali memejamkan matanya bayangan keindahan tubuh Prilly kembali menyusup ke otaknya.Ali berusaha melepaskan pelukan Prilly pada lehernya namun justru gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada leher Ali.
"Miliki aku Ai.. Aku mohon.."
"Prilly?"
Ali terkejut bukan main ketika Prilly masih bisa menyadari keberadaan dirinya. Perlahan kelopak mata Prilly terbuka meskipun pandangan matanya begitu sayu dan dia bisa merasakan jika pria yang menindihnya saat ini adalah Ai pria pujaan hatinya.
"Jangan mengelak lagi kali ini tolong akui saja jika kamu memang Ai-ku. Aku mohon.." Suara Prilly terdengar begitu pelan namun penuh permohonan.
Ali menelan ludahnya dengan kasar. Otaknya menyuruh dirinya untuk membantah namun hatinya justru semakin mendesak dirinya untuk memeluk gadis pujaannya ini.
"Please.."
Mendengar permohonan Prilly seketika membuat Ali luluh tanpa mengatakan apapun lagi dia kembali merengkuh Prilly dan melabuhkan ciumannya pada bibir merah Prilly yang terlihat sedikit bengkak.
Ali membiarkan hatinya menang kali ini. Cukup sudah belasan tahun lalu dia menderita kali ini dia ingin bahagia dan bahagianya hanya bersama Prilly.
Hanya wanita ini yang mampu membuatnya bahagia.
**
Prilly membuka matanya karena merasa terganggu dengan tubuh Ali yang berusaha melepaskan pelukan mereka.
"Maaf aku bangunin kamu ya?"
Prilly yang belum sepenuhnya membuka matanya hanya menggeleng pelan. "Nggak Ai." jawabnya pelan.
Ai? Benar pria sombong yang waktu itu membuat hatinya terluka ternyata benar-benar Ai-nya. Prilly belum sempat mengorek apapun dari pria ini karena beberapa jam yang lalu dia terus memohon meminta Ali untuk memuaskan dirinya.
Tunggu dulu? Memuaskan?
Prilly seketika terlonjak dan gerakan tiba-tiba itu ikut membuat Ali terkejut. Prilly membulatkan matanya ketika selimut yang membungkus tubuh telanjang mereka merosot dan jatuh hingga ke perutnya memperlihatkan bagian atas tubuh Prilly yang penuh dengan bercak kemerahan karya bibir Ali.
Prilly buru-buru menutup tubuhnya dengan selimut dan wajahnya sontak memerah ketika melihat mata tajam Ali yang terfokus pada dadanya. Ali langsung berdehem dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Seketika suasana diantara mereka berubah canggung. "Aku minta maaf."
Prilly mendongak menatap Ali, maaf? Apa Ali menyesal atas perbuatan mereka tadi? Ali menyesal karena--
"Please Sayang jangan berburuk sangka padaku. Demi Tuhan aku tidak menyesal bahkan aku bersyukur atas apa yang sudah kita lakukan." Wajah Prilly seketika memerah dan berhasil membuat wajah kaku Ali yang kini mulai dihiasi senyuman.
"Kamu tahu kamu juga yang pertama untukku." Kata Ali sambil merapikan sedikit rambut Prilly yang acak-acakan akibat ulah tangannya beberapa waktu yang lalu.
Prilly kembali mendongak menatap Ali dengan pandangan bertanya, 'benarkah?'
Dengan mantap Ali menganggukkan kepalanya. "Tentu saja dan setelah ini aku ingin kita terikat."
"Ma..maksud kamu?" Tanya Prilly bingung, ia tidak ingin menebak terikat seperti apa yang dimaksudkan oleh Ali. Karena jika boleh jujur dia benar-benar bersyukur karena Ali-lah pria pertama yang memiliki dirinya.
Prilly tidak bisa membayangkan jika Adnan, pria licik itu benar-benar berhasil menjamah dirinya bahkan Prilly sudah berencana untuk bunuh diri jika Adnan benar-benar berhasil memperkosa dirinya.
"Menikah."
"Ya?"
Ali menyipitkan matanya menatap Prilly dengan alis berkerut. "Kamu nggak berfikir aku akan lepas tangan setelah apa yang kita lakukan bukan?"
Mata Prilly mengerjap beberapa kali. "Menikah?" ulangnya lagi seperti orang bodoh.
Dengan yakin Ali menganggukkan kepalanya. "Benar, menikah kita berdua kamu dan aku akan saling memiliki dalam ikatan yang halal. Kenapa kamu menolak menikahi aku begitu?"
Benarkah begitu? Benarkah Prilly menolak ajakan Ali untuk menikah?
*****
Jangan lupa hari ini ada Promo serba 35k. Minat? Langsung cus ke wa ya 081321817808
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Cinta
RomanceCerita baru setelah My Destiny, jangan lupa dibaca yaaa...