"Bagaimana?" Ali segera berjalan menghampiri Satria yang baru saja memasuki ruangannya.Ali memang meninggalkan Prilly di apartemen karena dia harus bertemu dengan Satria dan membahas rencana mereka dan dia tidak tega membangunkan wanitanya ketika melihat Prilly terlelap begitu pulas.
Jangan cemas dia hanya sebentar dan setelah pembicaraannya dengan Satria selesai dia akan segera pulang. Ah, jika bukan perihal mendesak dan bisa dia bicarakan di telfon Ali tidak akan sudi meninggalkan apartemen dia akan memilih bergelung di bawah selimut sambil menunggu kekasihnya terbangun dari mimpi indahnya.
"Saya sudah menemuinya Tuan."
"Mas!"
"Iya Mas." Sahut Satria cepat namun tetap dengan tutur kata dingin dan datar khas dirinya.
Ali tidak akan berkomentar tentang bagaimana kakunya wajah Satria karena dia juga sama kakunya hanya saja hari ini kekakuan diwajahnya sedikit lebih baik tentu saja karena kehadiran Prilly yang membuat Ali berbunga-bunga hingga kekakuan nya sedikit berkurang.
"Jadi dia setuju?" Tanya Ali yang dibalas anggukan kepala oleh Satria.
"Bagus! Aku berencana menghancurkan Doni melalui foto telanjangnya bersama pelacurnya." Kata Ali dengan seringai kejinya.
Doni sudah di gadang-gadang menjadi pemimpin perusahaan raksasa milik Ayah mereka. Perusahaan besar dengan ratusan cabang yang menyebar di seluruh Asia.
Ali tidak iri demi Tuhan dia sudah cukup berbangga dengan apa yang dia miliki sekarang dia hanya bertujuan menghancurkan mereka yang sudah membuat dirinya kehilangan Ibunya.
Dia akan membuat Wika dan putranya hancur, menderita sampai akhirnya mereka memilih mati sebagai jalan keluarnya. Ah, Ali tidak sabar untuk melihat mereka mati.
Mati menyusul Ibunya, wanita baik hati yang dibunuh dengan keji. Tentu saja dengan tempat berbeda, Ibu Ali akan berada di surga dan mereka menetap di neraka sebelum nanti Ali menyusul dan mereka berkumpul di neraka.
Ali sadar jika dirinya tidak lebih suci dari Wika dan putranya maka dia tidak akan masalah berada di neraka asal dendamnya terbalas.
Lalu bagaimana dengan Prilly?
Tidak. Prilly tidak ada kaitannya dengan masalahnya jadi jangan bawa-bawa wanita Ali ke dalam masalah ini.
"Saya akan secepatnya mengirimkan foto itu ke Anda Tuan."
Ali mengangguk saja, dia sudah tidak mengoreksi panggilan Satria terhadap dirinya terserah pria dingin itu saja.
"Baiklah. Selesaikan misi ini dengan baik dan jangan sampai bocor ke siapapun termasuk Tante Dewi." Peringat Ali yang diangguki oleh Satria dengan patuh.
Menepuk bahu Satria sekilas Ali beranjak meninggalkan ruangannya dia ingin segera tiba di apartemennya dan menemui kekasihnya.
Ah, apa Prilly sudah bangun atau masih bergelung di bawah selimutnya ya?
Ali benar-benar sudah tidak sabar menemui kekasihnya baru berpisah beberapa jam saja dia sudah sangat merindui kekasihnya itu.
Ck! Dia tidak bisa membayangkan bagaimana mengerikannya hidupnya lagi jika Prilly kembali pergi dari hidupnya. Demi Tuhan kali ini yakin Ali tidak akan sanggup bertahan.
Dan semoga saja kali ini Tuhan tidak lagi memisahkan dirinya dengan wanita pujaannya itu.
Ah, Prilly..
**
Prilly baru saja menyelesaikan ritual mandinya bahkan tubuhnya masih berbalut handuk ketika seseorang menerobos masuk ke dalam kamar Ali.
"Kak Al-- KAMU SIAPA!"
Prilly jelas terkejut selain kondisinya yang masih berbalut handuk dia juga kaget saat seorang perempuan memasuki kamar Ali lalu meneriaki dirinya seperti itu.
"Kamu yang siapa? Kenapa kamu masuk kamar orang tanpa izin begitu. Tunggu bagaimana kamu bisa masuk apartemen ini?" Prilly jelas lebih terkejut ketika mengetahui fakta jika apartemen mewah ini memiliki keamanan yang mumpuni lalu kenapa wanita ini bisa masuk.
Tunggu dulu? Jangan bilang jika wanita ini memiliki akses masuk ke apartemen Ali karena Ali memberikan password apartemen nya?
Seketika hati Prilly mencelos, jadi sejauh inikah perubahan yang terjadi pada Ali selama mereka berpisah?
"YAK JALANG! SEHARUSNYA GUE YANG NANYA SIAPA? BERANINYA LO ADA DI KAMAR KAK ALI GUE!"
"Kak Ali?" beo Prilly lagi sejak kapan Ali memiliki Adik perempuan karena setahunya Ali hanya memiliki seorang Kakak laki-laki.
"IYA GUE MIRANDA CALON ISTRI KAK ALI!" Miranda kembali berteriak ketika memperkenalkan dirinya.
Jadi ini calon istri Ali? Calon istri? Tunggu berati Ali belum menikah tapi sudah memiliki calon istri dan apa benar wanita kasar ini adalah wanita yang sama dengan yang dibicarakan perawat tempo dulu.
Perawat itu mengatakan wanita ini keguguran bukan? Jadi Ali dan wanita ini juga sudah tidur bersama dan fakta jika dirinya bukan yang pertama untuk Ali seketika memukul telak ulu hatinya.
Ali benarkah ini?
"JANGAN DIAM AJA! KATAKAN LO SIAPA HAH?!" Miranda kembali memekik kali ini dengan cepat wanita itu melaju dan mendekati Prilly yang terdiri kaku di depan cermin layaknya orang bodoh.
Plak!
Prilly memejamkan matanya ketika sengatan perih menjalar di pipi sebelah kanannya. Wanita yang mengaku calon istri Ali ini baru saja menamparnya.
"Lo pasti Jalang yang berusaha menggoda calon suami gue kan? Ngaku lo!"
Prilly seketika menoleh menatap Miranda penuh perhitungan. Apa katanya Jalang? Dirinya disebut Jalang? Sialan wanita ini!
Dengan cepat Prilly mengayunkan tangannya lalu--
Plak!!
Miranda langsung meringis kesakitan ketika dengan penuh tenaga Prilly balik mengayunkan tangannya untuk menampar mulut kurang ajar Miranda.
Berani sekali wanita ini menyebutnya Jalang!
Prilly masih menatap tajam Miranda yang sudah jatuh terduduk sambil memegang pipinya yang terasa begitu perih bahkan sudut bibirnya terluka kecil dan mengeluarkan sedikit darah.
Tapi perduli setan dengan luka wanita kurang ajar ini!
Dengan cepat Prilly berbalik meninggalkan Miranda yang menatap kepergian Prilly dengan mata memerah entah karena marah atau sedang menahan tangis akibat tamparan keras yang baru saja dia terima.
Prilly berjalan cepat ke arah kamar mandi lalu kembali memungut pakaian kotornya yang ada di sana. Dia ingin kembali ke rumahnya, dia tidak akan sudi berasa di sini apalagi bersama wanita itu.
Dada Prilly tiba-tiba merasa sesak ketika mengingat kembali wanita yang berada diluar itu adalah calon istri Ali. Jika wanita itu calon istrinya lalu kenapa Ali nekad melamar dirinya?
Apa maksud pria itu sebenarnya?
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Cinta
RomanceCerita baru setelah My Destiny, jangan lupa dibaca yaaa...