Bab 26

3.1K 336 13
                                    


Menjelang pagi Ali sudah terlebih dahulu membuka mata daripada Prilly yang masih berada di dunia mimpinya.

Ali sudah memiliki kebiasaan bangun sebelum matahari terbit namun hari ini dia tidak menyesali kebiasaan itu justru dia bersyukur karena kebiasaannya itu dia bisa menikmati keindahan di depannya saat ini.

Prilly benar-benar indah bahkan ketika terlelap saja keindahan wanita itu tidak pudar sama sekali. Prilly luar biasa cantik, dan Ali sangat menyukai hamparan rambut hitam Prilly yang menyelimuti bantal yang biasa dia gunakan.

Pagi ini adalah pagi terindah setelah 13 tahun berlalu. Ali benar-benar menginginkan hal ini terjadi setiap harinya, Ali ingin setiap membuka matanya hal pertama yang dia lihat adalah Prilly.

Dengan lembut Ali menyentuh pipi Prilly yang masih tembam, senyum kecil terlihat dari sudut bibir Ali. Baginya pipi tembam ini adalah salah satunya yang sangat dia sukai dari Prilly.

Tangan Ali bergerak menyentuh sisi wajah Prilly hingga akhirnya jemarinya kini berada di atas bibir tipis Prilly yang sedikit terbuka. Hati Ali sontak berdesir kala tangannya merasakan kekenyalan bibir merah muda milik Prilly.

Bibir yang sudah dia nikmati dan rasanya sungguh memabukkan. Sialan! Ali mengerang pelan ketika bayangan erotis yang dia lalui bersama Prilly di penginapan kembali mengisi otaknya.

Sialan! Itu nikmat sekali. Rasa seperti-- Tidak. Jangan paksa Ali untuk menceritakan bagaimana nikmat dan bahagianya dia kala itu. Biarkan kisah indah itu menjadi rahasianya dan Prilly.

Ali tidak bisa menggambarkan bagaimana indahnya irama kala dirinya bergerak mengisi luba-- Stop!

Ali memukul pelan kepalanya. Dia bisa gila jika lama-lama seperti ini dan untuk menghindari kelicikan otaknya dia harus segera menikahi Prilly, jika Prilly sudah sah menjadi miliknya Ali tidak perlu lagi merasa menjadi bajingan jika membayangkan bagaimana indahnya Prilly ketika berbaring pasrah di bawah tindihannya.

Dengan perlahan Ali bangkit dari posisinya, dia harus segera ke kamar mandi. Berusaha agar Prilly tidak terbangun akhirnya Ali berhasil beranjak dari ranjang, saat akan ke kamar mandi tiba-tiba Ali ingat jika dia belum mengecek ponselnya sejak keluar dari penginapan kemarin.

Dengan gerakan malas Ali mengambil ponselnya di atas sofa di sudut kamarnya dan sayangnya ponsel itu kehabisan daya, jadi Ali memilih mengisi daya ponselnya terlebih dahulu sebelum kembali berjalan ke kamar mandi.

Sepertinya pagi ini dia harus lebih lama berada di bawah guyuran air dingin. Sialan! Ali meringis pelan ketika melihat bagian bawah tubuhnya yang 'membengkak' akibat pemikiran erotisnya.

Memalukan sekali! Ck!

**

Prilly mengerjap pelan tangannya bergerak pelan menyentuh sisi ranjang yang sudah kosong. Ali kemana?

Dengan memaksa dirinya Prilly membuka matanya dengan sempurna setelah bangkit dan duduk di atas ranjang dia menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari Ali.

"Ai.." Panggilnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Prilly merenggangkan ototnya sebelum meraih ikat rambut di atas meja kecil di samping ranjang Ali lalu mencepol tinggi rambutnya.

Prilly menggerakkan kakinya untuk beranjak dari ranjang tujuan utamanya adalah kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum menemui Ali yang pasti sudah terlebih dahulu bangun.

Prilly melirik jam di dinding kamar Ali hampir pukul 8, dia tidak terlalu kesiangan kok bangunnya. Dengan sesekali menguap lebar Prilly berjalan malas ke arah kamar mandi.

Begitu tiba di kamar mandi Prilly kebetulan melihat bathup dan tiba-tiba saja keinginan untuk berendam datang selain membersihkan dirinya Prilly juga ingin meredakan sedikit pegal-pegal di tubuhnya sepertinya berendam adalah cara yang tepat untuk saat ini.

Prilly melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya lalu menyiapkan semuanya dan nafas lega nya terdengar setelah tubuhnya berada di bawah air yang sudah dia beri aroma terapi yang entah milik siapa.

Ini apartemen Ali sudah pasti milik pria itu. Prilly sedang tidak ingin memikirkan hal-hal yang membuat mood-nya down pagi-pagi begini. Dia ingin berendam merilekskan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

Ah, nikmatnya.

**

"Kamu mau kemana Miranda?" Dewi sedikit terkejut ketika melihat Miranda sudah rapi pagi-pagi begini padahal anaknya itu harus istirahat total pasca operasinya tempo hari.

"Ke apartemen Kak Ali." Jawabnya sebelum menarik kursi di meja makan lalu menghempaskan bokongnya di sana.

Dewi yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk mereka menatap Miranda dengan kening berkerut. "Mir rasanya tidak perlu memaksa seperti ini takutnya Ali semakin risih dan balik menjauhi kamu." Ingat Dewi yang di balas tatapan tak terima oleh Miranda.

"Tante nggak mau aku dan Kak Ali bersatu ya?" Tanyanya tanpa menutupi ketidaksukaan nya pada perkataan Dewi barusan.

Dewi yang sedang mengaduk kopi untuknya menghentikan gerakan tangannya lalu menatap Miranda dengan menghela nafasnya. "Bukan seperti itu tapi kamu tahu sendiri jika Ali paling tidak suka di paksa apalagi sampai mengganggu kenyamanan dirinya." Dewi berusaha menjelaskan maksudnya tadi pada Miranda.

Miranda mendengus pelan. "Nggak akan. Kak Ali nggak mungkin seperti itu padaku Tan." Sahutnya penuh percaya diri.

Dewi kembali menghela nafasnya. Kenapa semakin ke sini sikap Miranda justru seperti tidak terlihat mencintai Ali. Dalam pandangan Dewi, Miranda justru terlihat seperti terobsesi pada Ali.

Miranda seperti tidak peduli dengan ketidaknyamanan Ali, wanita ini justru semakin bersemangat mengejar Ali.

Dan tanpa bisa dicegah Dewi mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Miranda ini. Biar bagaimanapun Ali adalah keponakannya, darah daging Kakaknya tentu saja Dewi menginginkan yang terbaik untuk Ali.

Dan kini dia mulai sadar jika Miranda bukan lah sosok wanita yang tepat untuk keponakannya. Hatinya mengatakan jika Ali tidak akan pernah merasakan kebahagiaan jika hidup bersama Miranda.

Ali-nya akan menderita dan Dewi tentu tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia menginginkan kebahagiaan untuk Ali, keponakannya itu sudah sangat menderita selama ini.

Dan tolong beritahu Dewi apa yang seharusnya dia lakukan? Menyingkirkan Miranda dari hidup Ali atau menemukan sosok gadis yang dicintai setengah mati oleh keponakannya, Dewi yakin jika gadis bernama Prilly mampu membahagiakan keponakannya.

Ya Tuhan, kenapa semuanya jadi rumit seperti ini?

*****

Yang mau tanya promo atau pdf silahkan chat ke wa ya
081321817808

Lingkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang