keduapuluh satu

163 47 8
                                    

Biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru.

Alunan musik yang membuat tenang langsung menyambut gendang telinga, saat gue melangkahkan kaki ke dalam sebuah ruangan remang-remang yang memang minim penerangan itu. Nggak kaget juga sih gue, tempat begini memangsengaja dibuat remang dan samar. Gue terus melangkahkan kaki gue menuju meja yang dimaksud. Malam ini, gue ada janji sama seseorang.

Bukan Lova, itu jelas.

Melainkan seseorang yang ada hubungannya dengan Lova.

Dierza Lakeswara.

Gue mulai terbiasa memanggilnya Echa gara-gara Lova memanggilnya begitu, gue jadi ikut-ikutan dan nyaman.

Saat kepala gue celingukan, mencari tempat yang dimaksud, seseorang yang duduk di meja paling sudut dan berada jauh dari kerumunan melambaikan tangannya. Gue tersenyum miring lantas menghampirinya.

Echa duduk sendirian dengan satu gelas dan botol wine tersanding di atas mejanya. Dia berdiri saat gue ada ada di hadapannya, lantas Echa merangul gue, memeluk gue singkat.

"Loh Lova mana? Gue pikir lo sama Lova ke sininya." Echa menyapa dengan sebuah pertanyaan.

Gue menggeleng. "Lova langsung gue antar pulang tadi. Katanya nggak mau ikut campur urusan laki-laki."

Echa ketawa, gue juga.

"Mau minum apa lo? Biar gue yang traktir."

Gue menggeleng. "Nggak deh."

"Loh kenapa? santai aja kali, gue yang bayarin."

"Bukan masalah itu, gue juga sanggup bayar sendiri."

"Terus?"

"Ya paling nggak kalo lo mabok, gue bisa nyetirin lo sampai ke apartemen lo."

Echa menarik sudut bibirnya. "Oh ya gimana keadaan adik lo?"

"Oh Aksa, udah biasa lagi sih dia. Udah normal, udah melakukan apapun secara mandiri. Bebatan di tangannya juga udah dilepas."

"Seneng gue dengernya."

Echa meneguk wine di gelasnya sampai habis, lalu matanya memandang gue.

"Jadi gimana, Bin?" dan gue terbiasa mendengar Echa menyebut gue dengan panggilan Bin.

"Lo mau tanya soal gue dan Lova?"

"Apalagi yang bisa gue bahas dengan lo, dengan hanya berdua kayak gini, kecuali soal Lova." Dia terkekeh sebentar, namun kemudian matanya kembali menunjukkan sisi serius dari dirinya. Bagaimanapun gue sadar kalo Echa adalah seorang anak pertama dan memiliki adik perempuan yang harus dia jaga. Sampai kapanpun Lova adalah tanggungjawab Echa.

BirulovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang