part #21

484 36 17
                                    

Assalamualaikum, semuanya ....
Gimana, nih kabarnya? Semoga kalian sehat selalu, ya^^

Oh, iya. BTW, rencana saya, seminggu diusahakan update 3 atau 2 kali, ya. Tapi saya gak janji, ya ....

Tetap nantikan dan tunggu cerita ini okeh .... Jangan sampai ketinggalan. Kalau bukan kalian yang baca, siapa lagi, kan?^^

Kalau gitu, selamat membaca dan semoga kalian suka, ya^^

Typo bertebaran, mohon dimaklum🙏🙏

Happy Reading :)

***

Dia cuma pura-pura cupu, bukan pura-pura baik dan sok bijak kayak lo!

~ Rere ~

🍂🍂

"Gak mungkin .... Aku gak mimpi, kan?"

Geby tidak paham, alasan Gino berpindah ke sekolahnya. Bukankan Dara juga akan berpindah sekolah? Apakah mereka berbeda tempat sekolah? Apa Dara juga sudah pindah? Apa ini yang Dara sebut dengan kejutan?

Bukankah penderitaannya akan berakhir? Bukankah ia bisa lebih leluasa untuk bertemu dan berbicara dengan cowok itu? Bukankah ini pertanda bagus untuk hubungannya dengan Gino? Dan ia tidak perlu berpura-pura lagi mrnjadi cupu.

"Nah, Gino. Sekarang, kamu bisa duduk di bangku belakang Geby."

Gino menurut. Cowok itu berjalan menuju tempat duduk yang baru saja ditunjuk Pak Heru. Ia tersenyum dan berjalan dengan gagahnya saat melewati kursi Rere dan Kenneth. Ia tidak peduli dengan tatapan penasaran Kenneth dan Rere. Ia tidak peduli.

Geby menunduk dengan bibir yang tersenyum lebar, ia tidak bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya. Geby mengangkat kepalanya saat Gino berjalan dan hampir melewati kursinya. Geby tersenyum lebar saat Gino melaluinya, namun cowok itu sama sekali tidak berbalik menatapnya.

Semua orang di kelas tertawa kencang setelah melihat wajah Geby yang terkejut. Pasalnya, Geby tersenyum tanpa balasan dari Gino, dan wajah perempuan itu masih tersenyum kaku sebelum akhirnya menunduk kembali.

Pak Heru sudah meninggalkan kelas, memberi waktu untuk mereka berkenalan dan berbicara dengan murid barunya - Gino.

Rere melipat kedua tangannya dengan posisi badan yang mengarah ke belakang, melihat Gino juga Geby secara bergantian. Kaki kanannya ia taruh di atas kaki kiri layaknya seorang peninjau.

Berbeda dengan Rere, Kenneth hanya duduk diam dengan mata yang diam-diam melirik ke tempat Geby duduk. Ia melihat Geby yang menundukkan kepalanya malu karena semua orang menertawakannya, terkecuali Kenneth dan Rere yang tampak diam.

"Gin, gue mau tanya boleh, gak?" tanya seorang perempuan yang mulai berjalan mendekati meja Gino.

"Tanya aja, gue jawab, kok."

Geby menggigit bibir bagian dalamnya, ia takut jika perempuan itu mempertanyakan soal hubungannya dengan Gino dan mempermalukan dirinya sendiri. Terlebih, saat mendengar gaya bicara Gino yang berubah, Geby malah menjadi takut.

FAKE CUPU [New Version - On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang