part #8

794 35 6
                                    

Semoga kalian makin suka sama tiap chapternya....

Happy Reading :)

***

Jangan kejar gue lagi. Gue benci lihat wajah lo yang selalu berharap sama hal yang tidak pantas lo harapkan!

~ Rere ~

🍂🍂

"Kenalin, aku Kenneth Raynzal Agrazi. Panggil aja Kenneth." Kenneth mengulurkan tangannya di depan Geby.

"Kamu udah tahu nama aku, kan?" Kenneth menganggukkan kepalanya dua kali membuat Geby tersenyum kecut.

"Jadi gak perlu kenalan."

Geby beranjak dari duduknya meninggalkan Kenneth yang menarik kembali tangannya dengan tersenyum. Sangat sulit membuat perempuan itu percaya dengannya. Kenneth membuka ponselnya, melihat sebuah foto dua orang yang tengah berpelukan. Lalu matanya beralih menatap Geby dari kejauhan yang tengah mengepel lantai karena ulah Rere tadi.

"Semoga kamu kuat menghadapi semuanya, By." Kenneth bergumam pelan.

***

Geby mencoba menahan rasa sakit di kepalanya saat Rere menjambak rambutnya dengan kasar, sedangkan murid-murid yang lewat hanya berpura-pura tidak melihat karena tidak ingin terlibat, sampai ada yang tertawa dan mengejeknya lemah.

"Lepasin, aku mohon," ucap Geby lirih.

"Lepasin lo bilang? Gue gak bakal lepasin, sebelum lo bersihin sepatu gue yang kena air pel itu!" tegas Rere.

"Tapi aku udah bersihin, aww ..." pekik Geby saat Rere semakin kuat menjambak rambutnya.

"Lo liat ke bawah!" Rere mendorong kepala Geby untuk melihat ke bawah. "Lihat! Ini masih kotor!"

Geby tak habis pikir dengan Rere. Sepatu perempuan itu sudah ia berasihkan dan tidak meninggalkan noda sedikit pun. Tapi Rere selalu saja berkata bahwa itu masih kotor, itu sungguh membuatnya tidak tahan.

"Bersihin!" sentak Rere dan membuat Geby langsung berlutut di depannya.

"Cium sepatu gue!"

"Tap-"

"GUE BILANG CIUM SEPATU GUE!!" teriak Rere membuat Geby terpaksa menundukkan kepalanya, menuruti perintah Rere.

Sekitar lima belas senti lagi menuju sepatu Rere, tiba-tiba saja perempuan ia memundurkan kaki kanannya lalu mengarahkannya ke depan, menendangnya hingga mengenai sudut bibir Geby. Geby terjengkang ke belakang saat menerima tendangan dari Rere, ia menyentuh bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah. Kenapa Rere berani sekali melakukan hal itu?

"Rere!!" teriakan dari ujung koridor terdengar begitu kencang.

Geby hanya diam mengusap sudut bibirnya agar berhenti mengeluarkan darah. Geby meringis pelan saat mulutnya terasa sakit ketika terbuka sedikit saja.

"Ya ampun ... kamu gak papa?" panik seorang perempuan yang sudah berjongkok di samping Geby.

Perempuan itu menengadahkan kepalanya untuk melihat Rere yang hanya melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan membuang wajahnya untuk menghindari tatapan perempuan tadi.

FAKE CUPU [New Version - On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang