Assalamualaikum, semuanya ....
Sesuai jadwal, hari ini saya update, ya.Buat kalian yang belum tahu jadwal updatenya, saya kasih tahu, ya. Jadi, jadwal update Fake Cupu udah saya putuskan di hari:
~Selasa
~Kamis
~SabtuSesuai janji juga, saya update-nya 3 kali seminggu. Satu lagi, jika saya tidak update di salah satu jadwal, maka di jadwal selanjutnya saya bakalan update 2 part.
Udah, segitu aja, sih^^
Selamat membaca, dan semoga kalian suka, ya^^
Typo bertebaran, mohon dimaklum🙏🙏
Happy Reading :)
***
Pergi jauh dan menghilang dari hadapannya, kurasa itu satu-satunya cara untuk melupakannya.
~ Lyra ~
🍂🍂
Sekolah sudah sepi, sebagian murid sudah kembali ke rumahnya masing-masing setelah bel pulang berbunyi sekitar 1 jam yang lalu. Hanya ada beberapa guru dan murid yang sedang latihan ekstrakurikuler saja.
Berbeda dengan kelas lainnya yang tampak sudah kosong, XI IPA 5 tampak masih ada orang, terlihat dari pintu yang masih terbuka lebar. Di sanalah Geby dan Gino. Keduanya memutuskan untuk meluruskan masalah tadi pagi, lebih tepatnya itu rencananya Gino.
"By ..." panggil Gino.
Yang dipanggil mengangkat kepalanya. Sudut bibirnya sengaja ia angkat hingga membentuk senyuman yang tampak manis.
Gino menundukkan kepalanya sejenak dan terangkat kembali untuk menatap Geby. "Sebenarnya, aku pantes gak, sih, jadi pacar kamu?"
Geby terkejut. Untuk apa Gino mempertanyakannya? Bagaimana bisa pertanyaan konyol itu bisa keluar? Apa Gino mulai meragukannya?
"Kok kamu nanyanya gitu, sih?" heran Geby.
"Ya .... Mana ada, kan, cowok yang permintaannya aneh-aneh gini kayak aku sekarang ke kamu? Mana ada cowok yang mau bully pacarnya sendiri? Mana ada cowok yang egoisnya kayak aku sekarang?" Gino menunduk kembali sambil mengacak pelan rambutnya frustasi.
Geby yang mendengarkan Gino hanya bisa terdiam. Ia tidak bisa menjawab apa-apa. Pertanyaan dan ucapan Gino sangat membingungkan jika harus ia jawab.
"Kamu pasti kecewa, kan, By?"
Geby menggelengkan kepalanya. "Nggak, Gin. Sikap dan permintaan kamu ke aku, itu wajar!" jawab Geby.
Ya, hanya itu yang bisa Geby jawab. Kata 'wajar' tiba-tiba saja menyadarkan Geby. Bagaimana bisa perempuan itu menganggapnya wajar, di saat orang lain menganggap hal itu suatu kesalahan besar? Geby memang sesuatu!
Gino menghela napas pasrah. "Ini yang sering buat aku ragu, By. Jawaban kamu, sikap kamu, kata-kata kamu. Semuanya masih sama, sedangkan aku? Aku malah berpura-pura berubah kayak sekarang."
"Tapi, Gin ...." Geby menatap lekat Gino sambil melepas kacamatanya. "Sampai kapan aku harus kayak gini? Kamu, kan, udah ada di sini."
Gino tiba-tiba saja terdiam. Ia juga bingung tentang kepura-puraan Geby sebagai cupu. Ini permintaannya, namun ia juga tidak memberitahu Geby sampai kapan kepura-puraan itu berakhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE CUPU [New Version - On Going]
Teen Fiction"Kalau kamu beneran serius sama aku, kamu mau, kan, pura-pura jadi cupu di sekolah baru kamu? Aku gak mau ada cowok yang tertarik sama kamu, aku takut kamu ninggalin aku." - Gino "Karena aku lakuin ini demi bukti keseriusanku sama seseorang yang tak...