02 [REVISI]

3.2K 62 1
                                    

Citra sampai di rumah kontrakannya pukul 19:30 badannya terasa begitu lelah, seharian ini ia berkeliling mencari pekerjaan tapi tak kunjung juga mendapatkan pekerjaan, ia sadar dia hanya lulusan sd pasti sulit mencari pekerjaan di kota ini, sedangkan adiknya harus segera di operasi karena pendarahan di otaknya.

Ia masuk kedalam kamar nya, meletakkan tas kecilnya di atas meja, ia lalu mengambil handuk dan bergegas mandi 20 menit kemudian ia keluar dari kamar mandi, badannya terasa lebih segar setelah mandi.
Citra membaringkan dirinya di atas kasur, rasanya hari ini benar benar lelah, ia memejamkan matanya sesaat kemudia ia kembali bangun, Dia mengingat sebuah kartu nama yang di berikan seorang pria tadi siang.

Dia lalu mengambil kartu nama tersebut dari dalam tasnya, memandanginya sesaat lalu mengambil ponselnya dan mengetik nomor tersebut.

"Selamat malam" pesan pertama yang ia kirimkan ke nomor tersebut, tak berselang lama sebuah balasan masuk.

"Siapa?"

"Saya Citra yang tadi siang"

"Oh iya ada yang bisa saya bantu citra?"

"Saya ingin menanyakan pekerjaan yang tadi siang bapak katakan, apakah masih ada?"

"Iya, besok kamu bisa menemui saya di green cafe jam 2 siang"

"Baik pak terimakasih" Citra tersenyum senang melihat balasan tersebut, akhirnya dia akan segera mendapatkan pekerjaan.

.

Siang ini Erick datang ke kantor Zein untuk menemui sahabatnya tersebut, ia ingin membahas tentang obrolan mereka semalam.
Dia sampai di kantor Zein ia menanyakan pada Sekretaris Zein
"Zein ada?"

"Ada pak didalam pak silahkan masuk, didalam ada pak johan juga" ucap siska sekretaris zein

"Baiklah terimakasih" Erick langsung masuk kedalam ruangan Zein, disana sudah ada Johan yang sedang duduk di sofa sedangkan Zein sedang sibuk dengan laptop di depannya.

"Pas banget ada Johan disini" Erick

"Ada apa?" Johan menoleh

"Gue mau bahas obrolan kita semalem" Erick

Seketika Zein berhenti dan menatap erick "obrolan yang mana?" tanyanya tak paham

"Soal pernikahan" jawab erick santai. Zein dan Johan saling pandang.

"Kamu sudah dapat wanita itu?" Johan

"Yes," erick

"Kamu yakin wanita itu baik untuk Zein?" Johan masih menatap erick tak percaya, pasalnya erick adalah pemilik club malam mana mungkin dia akan mengenalkan wanita baik-baik pada Zein.

"Pastilah" Erick begitu percaya diri.

"Pastikan wanita itu masih perawan" Zein berkata tanpa menatap mereka berdua dan masih sibuk dengan laptopnya, ia sengaja mengajukan persyaratan tersebut karena ia yakin erick tak mungkin bisa memenuhi syarat darinya. mana ada gadis perawan dijaman sekarang

"Gaya loe cari yang perawan, kerjaan loe aja bawa jalang tiap hari ke apartemen" erick tertawa mengejek

"Gue kasih apapun yang dia minta asalkan dia masih perawan, kalau enggak gue gak mau nikah" kali ini Zein menatap Erick dengan tajam.

"Oke, oke, santai bro jangan serem gitu" Erick melirik jam di tangannya "gue pergi temuin dia dulu nanti gue balik lagi kesini" Erick berlalu pergi begitu saja. Sedangkan Johan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua sahabatnya ini.

.

Erick tiba di cafe tersebut, setelah memarkirkan mobilnya ia masuk kedalam cafe dan celingukan mencari seseorang, lalu pandangannya berhenti pada seorang gadis yang duduk di pojokan.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang