Setelah pertunangannya Zein kembali ke Indonesia bersama Bianca, orang tua Bianca mengizinkan Bianca pergi ke Indonesia karena bersama Zein jadi mereka tidak akan merasa Khawatir lagi.
Disinilah mereka sekarang disebuah cafe tempat biasa mereka nongkrong selain di bar, mereka asyik bercengkrama bersama Johan Dan Erick, Bianca amat merasa bahagia akhirnya setelah sekian lama ia bisa bersama Johan meski dengan cara berbohong, bahkan ia enggan melepaskan pelukannya pada lengan Johan. Tentu saja ini semua berkat bantuan Zein yang telah membantunya untuk bekerja sama.
"Kok bisa sih kalian punya ide gila kayak gitu?" Erick tak dapat menghentikan tawanya mendengar Zein dan Bianca menceritakan tentang mereka yang berpura-pura tunangan.
"Ide dia tuh bukan gue" jawab Zein menunjuk Bianca dengan dagunya.
"Eh, no, no kita sepakat" Bianca membela dirinya.
"Kan loe yang ngancem Gue" Zein membela dirinya
"Tapi loe mau" Bianca tak mau kalah
"Terpaksa"
"Emang kamu ngancem apa sayang kok dia bisa langsung nurut gitu" Johan seraya mengusap lembut rambut Bianca.
"Aku bilang bakal kasih tau mereka tentang pernikahan dia" ucap Bianca tanpa rasa berdosa.
"Tapi kamu harus berterima kasih dong, coba kalo enggak aku pasti bakalan dijodohin papa sama anak rekan bisnisnya yang di New York, mending sama Zein bisa di ajak kerja sama" Bianca semakin mengeratkan pelukannya pada Johan dengan manja
"Oke, oke thanks ya Zein kau memang sahabatku yang paling baik" johan tersenyum setengah mengejek pada Zein.
"Ck" Zein hanya berdecak sebal.
"Oh ya gimana bini loe" kali ini Erick membuka suara karena merasa bosan dengan perdebatan sahabatnya itu.
"Biasa aja" Zein menjawab dengan acuh.
"Oh ya Zein loe gak pengen kenalin gue sama istri loe" antusias Bianca
"Untuk apa?"
"Ya biar gue tau wanita seperti apa yang telah memikat hati sahabatku ini"
"Gue gak cinta sama dia"
Bianca hanya diam mendengar penuturan Zein sebenarnya dia sudah tau tentang pernikahan sahabatnya ini karena Johan telah menceritakan semuanya.
"Gimana kalau gue tinggal dirumah loe" sontak ketiga pria itu menatap tajam kearah Bianca
"What gue gak salah denger nih, loe mau tinggal dirumah Zein?" Erick mencoba meyakinkan apa yang ia dengar.
"Kenapa di rumah Zein sayang, kamu kan bisa tinggal di apartemen aku?"
"Iya ngapain loe mesti tinggal dirumah gue, gak, gak rumah gue bukan panti gue gak terima tuna wisma" Zein terlihat sebal, ide gila apa lagi yang dimiliki wanita ini.
"enak aja loe ngatain gue tunawisma, mau gue aduin ke om Felix dan tante Mariana tentang pernikahan loe." ancam Bianca
"Sayang... Kalau aku tinggal di rumah Zein kan semakin meyakinkan keluarga aku kalau kita serius tunangan, gimana kalau ternyata orang tua kita ngirim mata-mata disini dan aku tinggal di apartemen kamu gagal dong rencana kita" ketiga pria itu mendengarkan penjelasan Bianca, ada benarnya apa yang diucapkan Bianca.
"Ya kan tetep aja kenapa kamu harus tinggal dirumah Zein" Johan masih tetap tidak terima.
"Kan aku bisa temenan sama istrinya Zein, biar aku gak kesepian" Bianca memanyunkan bibirnya.
"Dia bukan orang yang bisa loe ajak berteman" Zein menyahuti ucapan Bianca
"Why?"
"Dia bukan level kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis 40Juta (Tamat)
RomanceCitra Kirana yang menikahi Zein Arga Wijaya demi uang 40Juta. Bagaimana akhir kisah rumah tangga mereka, akankah cinta mampu hadir di antara mereka?