08 [REVISI]

3K 47 0
                                    

Dua bulan sudah berlalu, tak ada yang berubah dengan rumah tangga Citra, Zein masih kasar padanya bahkan hanya dengan kesalahan kecil saja Zein akan memukulnya.

Citra masih tetap memasak setiap pagi dan malam, ia bangun pagi-pagi sekali sebelum Zein bangun dan akan kembali ke kamarnya sebelum Zein turun. Begitupun saat malam setelah menyiapkan makan malam ia akan masuk kamar sebelum Zein pulang, itulah peraturan yang Zein buat Citra diijinkan keluar kamar hanya untuk memasak selebihnya ia harus diam didalam kamar. setiap pagi dan malam pelayan akan mengantarkan makanan kekamarnya, itu juga adalan peraturan yang Zein buat. Citra hanya boleh makan dua kali sehari itupun setelah Zein selesai makan. setiap malam pula Zein pasti akan masuk ke kamarnya dan apabila Citra mengunci kamarnya maka Zein akan menggedornya dengan keras hingga membuat seluruh penghuni rumah bangun, bahkan ia tak segan untuk mendobraknya.

Siang ini Citra termenung di depan cermin kamarnya melihat banyak sekali bekas memar ditubuhnya bahkan bengkak di pipinya belum hilang akibat tamparan Zein semalam.

Air mata menetes begitu saja membasahi pipi Citra tanpa diminta "aku lelah, aku capek rasanya semua diluar batas kemampuan ku hiks,, hiks" dadanya terasa sesak Citra menelungkupkan wajahnya ke meja rias dengan kedua tangannya dijadikan bantal, beban dipundaknya terasa begitu berat kali ini.



Suasana hati Zein sedang buruk karena permasalahan di kantor asisten kepercayaannya membocorkan rahasia perusahaan dan menjualnya kepada pesaing Wijaya Corp, Zein sengaja pulang lebih awal karena ingin melampiaskan emosinya kepada Citra mungkin saja setelah itu hatinya akan lebih baik.

Tapi saat ia membuka pintu kamar ia mengurungkan niatnya untuk masuk karena Citra melihat sedang menangis didepan cermin, ia menutup kembali pintu kamar Citra dengan pelan lalu masuk ke kamarnya.

Zein Menyandarkan dirinya pada ranjang bayangan citra yang menangis masih terlihat jelas di kepala nya 'apa selama ini aku terlalu kejam, tapi dia yang telah membohongiku duluan' Zein menutup matanya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat, mencoba meluapkan emosinya.

Ia membuka mata saat mendengar dering ponselnya, dengan malas ia meraih ponselnya diatas nakas.

"Hallo mom"

....

"Kenapa mendadak sih mom, Zein sibuk"

....

"Baiklah, baiklah Zein akan berangkat kesana malam ini"

....

"Love you too mommy" Zein mengakhiri panggilan teleponnya.

"Yuni....." Zein menghampiri Yuni yang sedang berada di dapur

"Ya Tuan"

"Tolong siapkan baju saya, saya akan ke Singapore untuk beberapa hari sekalian awasi gadis itu jangan pernah ijinkan dia keluar rumah satu langkah pun, jika ada apa-apa kamu langsung hubungi saya"

"Baik tuan" Yuni hanya mengangguk patuh..

Malam ini Zein telah bersiap untuk pergi, koper telah disiapkan oleh yuni dan dimasukkan kedalam bagasi mobil, ia melirik kamar yang disebelahnya pintu kamar itu tidak pernah terbuka kecuali ia tak membukanya, iapun tak pernah melihat penghuninya kecuali ia menghampirinya apa yang dilakukan gadi itu didalam kamar hingga ia begitu betah.

Zein melangkah mendekati pintu kamar tersebut lalu memutar knop pintu hingga terbuka, dilihatnya gadis itu sedang meringkuk didalam selimut tebal ia mendekatinya gadis itu begitu tenang saat tertidur 'manis' tiba-tiba kata itulah yang terlintas di otaknya, Zein membelai rambut Citra pelan lalu menaikkan selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang