03 [REVISI]

3K 52 1
                                    

"40juta?" ucap Johan dan Zein barengan.

"Loe cariin gue cewek pinggir jalan seharga 40juta?" Zein dengan sedikit berteriak.

"Kan aku udah bilang Erick, carikan wanita baik baik untuk Zein ini malah pel*ncur pinggir jalan" Johan sedikit tidak terima ikut menimpali.

"Kalian santai dulu dong, ini gadis baik kok, lugu, polos dan manis lagi" balas Erick sambil seolah membayangkan gadis tersebut.

"Wanita yang baik gak agak jual dirinya Rick" ucap johan penuh penekanan.

"Kan Zein sendiri yang bilang bakal kasih apapun yang dia minta asalkan gadis itu masih virgin, dan itu syarat yang dia ajukan" Erick membela diri.

"Jadi maksud kamu dia mau jual keperawanannya seharga 40juta gitu?" tanya johan sambil menatap tajam ke arah Erick.

"Hahaha,, apa jaminan nya kalau sampai ternyata dia udah gak segel lagi?" Zein bertanya sambil tertawa keras.

"Gak ada wanita baik yang jual dirinya Rick" johan berkata dengan penuh penekanan. Ia pikir benar juga apa yang dikatakan Johan mana ada wanita baik yang rela menjual dirinya demi uang. Ah, tapi bukankah gadis itu punya alasan

"Dia bilang butuh uang itu untuk operasi adiknya" Erick mencoba membenarkan kata-katanya.

"Bisa aja kan itu cuma alasan dia" Johan masih tak percaya

"Oke cukup gak usah ribut,, gini aja gue setuju nikahin dia lagian uang 40juta bukan apa-apa buat gue, tapi kalau ternyata dia gak sebaik yang loe pikirin, jangan salahin gue kalau gue gak bakal segan sama dia, gue bakal ceraikan dia setelah kita punya anak"
Erick dan Johan sontak langsung menoleh menatap Zein

"Maksud loe cerai setelah punya anak?" Erick mencoba menanyakan maksud ucapan Zein

"gue udah pernah bilang kan gue gak suka terikat dengan wanita, mereka ribet dan hanya akan jadi penghalang hidup gue, tapi gue membenarkan ucapan Johan soal anak, gue butuh keturunan sebagai penerus Wijaya Corp dan gue gak mungkin mendapat keturunan dari wanita-wanita yang gue sewa, dan lagian kalaupun mereka hamil gue gak bakal mau mengakuinya itu hanya akan mencoreng nama baik gue sebagai pewaris Wijaya Corp, jadi gue mau punya anak dari hasil pernikahan gue" Zein menjelaskan panjang lebar

Johan yang mendengar ucapan Zein mengusap wajahnya kasar "Terserah kalian..!" Johan yang sudah muakpun bangkit berdiri dan keluar dari ruangan Zein, ia sungguh bingung dengan jalan pikiran sahabatnya itu, bagaimana bisa menganggap pernikahan sebagai bahan bercandaan.

Erick dan Zein hanya memandangi kepergian sahabatnya itu
"Lebih baik loe cepet atur pertemuan gue sama gadis itu, gue bakal buat kesepakatan sama dia" Zein

"Oke, kalau gitu gue balik dulu, besok gue atur pertemuan loe sama dia" kemudian Erick berlalu pergi meninggalkan ruangan Zein.

.

Siang ini Citra sedang bersiap-siap untuk pergi, semalam dia sudah berjanji untuk menemui teman Erick yang akan menikah dengannya, sejujurnya dia takut kemarin dia sudah berbohong tentang kesuciannya, tapi dia tidak ada pilihan lain adiknya harus segera di operasi dan ini satu-satunya kesempatan dia untuk mendapatkan uang.
Dia menggunakan kaos putih yang di padukan dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeans, sepatu sneakers tak lupa tas kecil yang selalu ia bawa kemana-mana dengan rambut di kuncir satu dan poni yang menutupi dahinya, benar-benar imut.

Dia sampai di restoran yang di pesan Erick, dia melangkahkan kaki memasuki restoran dan mencari seseorang, ia melihat erick duduk di ujung bersama seorang pria yang entah siapa itu, ah mungkin itu sahabat yang akan di kenal kan nya.
Ia berjalan menghampiri meja Erick

"Permisi,, mas telat tadi nunggu angkot dulu, nunggu lama ya kak?" Tanya Citra dengan sopan takut jika Erick akan marah.

"Saya paling benci dengan orang yang tidak tepat waktu" bukan Erick yang menjawab melainkan pria yang di depan erick, dia berkata tanpa menoleh dan masih memandang hpnya.

"Maaf kak." Citra menunduk takut.

"Ah, gapapa kok Citra kita juga baru sampai, oh iya kenalkan ini sahabat saya namanya Zein yang saya ceritakan kemarin" Erick mencoba menghibur

"Kenalkan kak saya nama saya Citra Kirana" Citra mengulurkan tangannya tetapi tidak di hiraukan oleh Zein.

Erick yang melihatnya pun langsung "ah iya ini adalah perjanjian kamu dengan Zein silahkan di baca setelah itu kamu bisa menandatanganinya" erick memberikan sebuah berkas perjanjian kepada Citra.

Citra menerima lalu membacanya

1. Pihak kedua harus masih perawan

2. Apabila pihak kedua tenyata sudah tidak perawan, maka pihak kedua harus siap menerima konsekuensi nya

3. Dilarang keluar tanpa seizin pihak pertama

4. Dilarang mencampuri urusan pihak pertama

5. Pernikahan berakhir setelah melahirkan anak

6. Hak asuh anak jatuh kepada pihak pertama

Pihak pertama
Zein Arga Wijaya

Pihak kedua
Citra Kirana

Citra membaca dengan seksama lalu menandatangani kontrak tersebut dan memberikannya kembali,percaya tidak kepada Erick.

"Oke karena sudah kamu tanda tangani maka kita sudah sepakat, dan ini uang seperti yang kamu minta kemarin" erick menyodorkan amplop berwarna coklat kepada Citra.

"Dan kalian akan menikah minggu depan"

"Minggu depan? Apa tidak terlalu cepat kak?" Citra kaget setengah mati, menikah minggu depan apa mereka bercanda, bahkan dia baru bertemu lelaki ini hari ini, dan lagian pria ini terlihat sangat dingin.

"Lebih cepat lebih baik" kali ini Zein yang menyahuti dia menatap tajam ke arah Citra.
Citra hanya menunduk takut, 'ah pria ini sangat menyeramkan' pikirnya.

"Baiklah" akhirnya Citra mengalah.

.

Setelah pertemuannya dengan Zein ia bergegas kerumah sakit untuk menjenguk adiknya, dokter bilang lusa adiknya sudah bisa di operasi.
Ia sangat senang karena akhirnya adiknya akan segera sembuh meskipun dia harus mengorbankan dirinya.

"Dek, mbak udah dapat uangnya,, dokter bilang lusa kamu akan operasi,, kamu harus cepet sembuh, nanti kalau kamu sembuh mbak janji mbak akan kerja keras biar kamu bisa kuliah dan kerja di perusahaan besar seperti cita-cita kamu" Citra menggenggam tangan adiknya erat, percaya tidak? saat ini ia tengah berusaha keras agar tidak menjatuhkan air matanya di samping ranjang adiknya.

Semenjak ayahnya meninggal dialah yang bekerja keras untuk pendidikan adiknya, dia mengalah tidak melanjutkan sekolah agar bisa bekerja demi membiayai adiknya, dia pula yang paling dekat dengan adiknya meskipun dia sangat jarang di rumah dan adiknya tinggal bersama kakak dan ibunya, tetapi adiknya hanya akan menurut pada Citra. jadi apapun pasti akan dia lalukan demi adik lali-laki kesayangannya

"Hiks, mbak kangen sama adek" Citra tak kuasa menahan air matanya, adiknya adalah segalanya bagi Citra, satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini.
Ia menyayangi adiknya melebihi dirinya sendiri, apapun akan ia lakukan demi kebaikan adiknya meskipun harus mempertaruhkan nyawanya pasti akan dia lakukan.

Dimatanya adiknya adalah sosok anak kecil yang harus selalu ia jaga, dialah satu-satunya oranmg yang tidak pernah menyakiti hati citra selain Tuhan. Apalahi mengingat kedua orang tua mereka sudah tidak ada, maka ia harus bisa menjadi sosok kakak sekaligus orang tua bagi adiknya.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang