Zein memasuki rumahnya membawa kantong berisi soto itu dengan hati yang dongkol.
"Gimana udah ketemu?" Johan terlihat keluar dari kamar Bianca sambil membenarkan kancing bajunya.
Zein melirik sinis kearah Johan, ternyata tadi hanya akal-akalan bulus Johan agar bisa mencuri kesempatan dengan Bianca makanya menyuruhnya untuk pergi.
"Udah nih, selera nya sama murahan nya dengan orangnya" Zein memberikan bungkusan itu kepada Johan.
"Ngapain kamu kasih ke aku, siapin mangkuk sana anterin ke kamarnya" Johan berkata dengan santai dan sedikit mengejek.
"Gue udah turutin permintaan loe buat beliin, sekarang gue capek jadi loe aja yang nganterin sana" Zein meletakkan Soto itu diatas meja.
"Loh Zein udah dateng dari tadi?" Bianca keluar dari kamarnya hanya dengan menggunakan piyama.
"Udah, temen gue kayaknya lagi asyik banget tadi sampai gak sadar kalau gue udah dateng dari tadi" Zein melirik sinis kearah Bianca.
Bianca tersenyum kikuk dan melirik Johan yang menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Yaudah gue ambilin mangkuknya dulu" Bianca pergi meninggalkan mereka dan menuju dapur untuk mengambil mangkuk.
Bianca kembali dengan membawa nampan berisi soto yang sudah dituangnya kedalam mangkuk beserta segelas air putih dan susu ibu hamil.
"Nih anterin" Bianca memberikan nampan tersebut kepada Zein.
"Ngapain gue loe aja sana" Zein menatap malas Bianca.
"Kan gue lagi pake baju kaya gini masa gue yang nganterin"
"Yaudah suruh cowok loe aja sana gue capek"
"Sayang masa dia yang hamilin aku yang bertanggung jawab" Johan kembali berbicara dengan nada yang dibuat-buat.
"Daripada gue yang tunangan tapi temen gue yang nidurin" Zein mengambil Nampan ditangan Bianca dan pergi meninggakkan mereka begitu saja.
"Jangan lupa temenin sampai makannya habis" Johan sedikit berteriak kepada Zein yang sudah menaiki tangga.
Tanpa mengetuk pintu Zein langsung masuk begitu saja membawa nampan yang berisi makanan, membuatCitra yang sedang fokus membaca buku kehamilan itu menoleh.
"Loh aku kira kak johan yang beli"
"Gak usah banyak ngomong nih buruan habisin" Zein memberikan nampan tersebut kepada Citra.
"Makasih" Citra menerima nampan tersebut dari tangan Zein dengan senang kemudian meletakkan di meja didepannya, meski sederhana makanan itu tampak menggugah selera.
"Kenapa kakak masih disini?" Citra menatap Zein yang masih berdiri didepannya.
"Ini rumah gue terserah gue mau dimana, kenapa loe jadi ngatur-ngatur"
Zein berkata dengan emosi"Ah maaf kak" Citra menunduk takut.
"Buruan habiskan, gue sudah lelah membelinya" Zein kemudian memutari meja dan duduk pada sofa disamping Citra.
Citra segera menyantap sotonya dengan lahap ia sudah lama sekali tidak makan soto ini, ini adalah soto favoritnya dan adiknya.
Zein menatap Citra yang makan dengan begitu lahap, ia menelah air liurnya sepertinya soto itu terlihat sangat nikmat padahal itu hanya soto pinggir jalan, tapi kenapa wanita ini begitu lahap apakah benar rasanya seenak itu.
Sadar merasa diperhatikan Citrapun menoleh "kakak mau?" tawar nya kepada Zein.
"Tidak, seleraku bukan makanan pinggir jalan" tolak Zein dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis 40Juta (Tamat)
RomanceCitra Kirana yang menikahi Zein Arga Wijaya demi uang 40Juta. Bagaimana akhir kisah rumah tangga mereka, akankah cinta mampu hadir di antara mereka?