Zein pulang dengan keadaan mabuk, mendapati Citra tengah tertidur dimeja makan sontak membuatnya murka. dengan tanpa perasaan ia menyeret paksa Citra tanpa membangunkannya terlebih dahulu.
Bau alkohol menyeruak kedalam indra penciuman Citra, ah sepertinya Zein mabuk malam ini pikirnya. Citra merasakan perih pada pipinya akibat cekeraman tangan Zein, air mata nya tak dapat terbendung lagi bahkan Zein tak memberikan sedikitpun kesempatan padanya untuk berbicara.
Plak....
Citra terhuyung kepalanya terbentur tembok akibat tamparan keras dari Zein, pipinya terasa panas tak sampai disitu Zein menarik rambutnya kebelakang membuatnya menatap wajah Zein yang penuh amarah."Beraninya jalang sepertimu membohongiku, kau tau hukuman apa yang pantas untuk wanita murahan sepertimu?" ucap Zein murka
"A,, am, ampun kak" Citra memegangi tangan Zein agar melepaskannya, tapi bukan melepas justru Zein menarik rambut citra lebih keras membuat gadis itu semakin menangis menahan sakitnya.
"Kau tau, aku pasti akan membuatmu menderita karena telah berani membohongiku" Zein mencium paksa bibir Citra.
Citra berusaha mendorong tubuh Zein agar menjauh dari tubuhnya, tapi usahanya sia-sia karena tenaganya tak sebanding dengan Zein.
Apalagi setelah mendapat kekerasan dari Zein tubuhnya sama sekali tak bertenaga, ia sekarang hanya bisa pasrah sama sekali tak ada kekuatan untuk melawan secara perlahan tapi pasti kesadarannya mulai menghilang.melihat Citra pingsan tak membuat niatnya berhenti. Zein tetap menyetubuhinya meski ia tau saat ini terasa seperti sedang bersetubuh dengan mayat, tapi ia tak perduli dipikirannya saat ini dia harus segera membuat perempuan ini hamil lalu dia bisa membuangnya setelah itu. bagaimanapun ia sudah mengeluarkan jumlah uang yang tak sedikit hanya untuk menikahi perempuan yang telah terang-terangan menipunya ini. tapi, bukan uang yang sebenarnya membuatnya marah, melainkan harga dirinya, Zein merasa saat ini harga dirinya terluka karena telah ditipu.
Pagi ini Citra bangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia membuka selimut lalu turun dari ranjang merangkak perlahan ke kamar mandi.
Sejenak menatap dirinya di depan cermin dan tak kuasa menahan tangisnya, penampilannya begitu berantakan,dahi yang terluka, mata merah dan lingkaran hitam disetikarnya, pipi yang bengkak, rambut yang acak-acakan serta Bercak merah di seluruh lehernya.
Mengapa dunia ini tidak pernah adil baginya, dari kecil dunia seolah memperlakukannya berbeda apa salahnya hingga tuhan harus menghukumnya seperti ini?.
Citra merendam dirinya didalam bath up memejamkan matanya dan kembali menangis 'apa salahku bu, dulu ayah selalu memperlakukan ku berbeda, kakak selalu membenciku, lalu kemarin kalian semua meninggalkanku memaksaku membawa beban yang begitu berat bahkan adek hingga saat ini belum sadar sekarang aku mendapatkan suami yang sangat membenciku pula, hiks, hiks, sebenarnya apa bu salahku"
Hampir satu jam Citra berada dikamar mandi, meratapi keadaan yang tak pernah berpihak padanya. Ia keluar dan mengganti pakaiannya, menyisir rambutnya lalu berjalan kearah balkon kamar memejamkan matanya dan merasakan sepoi angin yang menerpa wajahnya.
Tiba-tiba kepalanya kembali terasa pusing, segera ia melangkahkan kakinya kembali kekamar dan merebahkan tubuhnya, menutup tubuhnya dengan selimut, menghiraukan seluruh luka yang ada ditubuhnya. ia ingin kembali tidur berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi yang akan hilang saat ia terbangun nanti.
Pukul 16:30 ia terbangun dari tidurnya karena suara dering ponselnya, dengan malas ia meraih ponselnya yang berada diatas nakas.
"Halo.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis 40Juta (Tamat)
RomanceCitra Kirana yang menikahi Zein Arga Wijaya demi uang 40Juta. Bagaimana akhir kisah rumah tangga mereka, akankah cinta mampu hadir di antara mereka?