31

2.4K 48 2
                                    

KIRANA POV💕

Waktu menunjukkan pukul 17:00, artinya jam kerjaku sudah usai. Aku segera pergi menuju loker untuk melepas baju seragam ku dan menggantinya dengan kaos oblong sebelum pulang. Yah aku sudah mendapatkan pekerjaan, bukan pekerjaan mewah, hanya sebagai waiters di restoran, gajinya pun tak besar, tapi aku cukup bersyukur dengan pekerjaanku saat ini.
Aku juga masih mempunyai pekerjaan yang lain, menjadi pengisi suara di sebuah cafe. Clarissa yang menawarkan aku pekerjaan ini, karena ini adalah cafe milik salah satu temannya.

Aku bersyukur bisa menjalani dua pekerjaan sekaligus, aku bisa menyisihkan sebagian uangku untuk aku tabung. Ngomong-ngomong sudah tiga bulan aku menjalani pekerjaan ini, itu berarti sudah enam bulan lamanya aku kembali ke kota ini.

Dan jika kalian bertanya apakah aku sudah menemui anakku? Jawabannya adalah belum. Mengapa? Karena aku memutuskan untuk menemuinya saat uang yang akan aku berika kepada mantan suamiku sudah terkumpul. Yah, aku masih tidak lupa dengan ucapan ku dulu, bahwa aku akan mengembalikan uangnya suatu hari nanti, dan aku akan menepatinya.

Beberapa kali aku sering melihat putriku dari luar gerbang sekolahnya, tentu saja aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, entah dari balik pohon atau dari seberang jalan. Aku tersenyum dari kejauhan, ketika melihatnya berlari dan tertawa menghampiri papanya yang sedang menunggunya dari depan gerbang sekolah. Aku tak kuasa menahan air mataku, rasanya baru kemarin aku melahirkannya, sekarang dia sudah berubah menjelma menjadi gadis yang cantik dan menggemaskan.

Aku bersyukur putriku tumbuh dengan baik, dan Zein juga begitu menyayangi nya. Buktinya ia selalu menyempatkan diri untuk menjemput putri kami disela-sela kesibukan kantornya. Tunggulah nak, sebentar lagi bunda akan datang untuk menemuimu.

Jam telah menunjukkan pukul 19:00, aku sudah bersiap untuk pergi ke cafe, menyanyikan beberapa lagu disana. seperti biasa, aku hanya menggunakan celana jeans yang sobek dia bagian kedua lututnya, kaos oblong serta jaket denim yang selalu melekat di tubuhku, tak lupa rambut panjang yang aku kuncir kuda, semaakin menambah kesan anak mudaku. Aku menatap diriku sejenak di depan cermin, jika aku berdandan seperti ini sepertinya tidak akan ada yang tau bahwa aku seorang janda, aku jadi tertawa geli membayangkannya. Segera kuraih tas selempang kesayanganku dan pergi meninggalkan rumah.

Setelah berjalan kaki selama tiga puluh menit, akhirnya aku sampai di tempat tujuanku. Dengan nafas ngos-ngosan dan keringat yang membasahi pelipisku, aku berjalan menuju bar untuk menitipkan tasku di sana.

"Kenapa gak naik ojek aja sih" ucap Rendy sambil menyodorkan segelas air putih di hadapanku.

"Sayang duitnya" aku meneguk air putih itu hingga tandas, Rendy adalah barista di cafe ini, tampang nya memang angkuh tapi sebenarnya dia adalah pria yang baik.

Cafe sudah mulai rame, meskipun waktu menunjukkan masih sore. Maklum hari ini adalah malam minggu pasti cafe lebih rame dari biasanya. Aku segera menaiki panggung bersiap untuk menyanyikan beberapa lagu yang sudah aku planning dari rumah, namun kadang tak jarang aku harus menyanyikan beberapa lagu yang lain sesuai permintaan dari pengunjung.


Senja kini berganti malam
Menutup hari yang lelah
Di manakah engkau berada?
Aku tak tahu di mana

Pernah kita lalui semua
Jerit tangis, canda tawa
Kini hanya untaian kata
Hanya itulah yang aku punya

Tidurlah, selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang

Sesungguhnya aku tak bisa
Jalani waktu tanpamu
Perpisahan bukanlah duka
Meski harus menyisakan luka

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang