..Tidurlah sayangku..
..mentari tlah menunggu..
..Sambutlah pagi nanti..
..dengan hati tersenyum..
..Bermimpilah cinta..
..dengan segenap rasa..
..Kini tibalah saatnya..
..kita harus berpisah..
Suara nyanyian lagu merdu itu mengusik indra pedengarannya, Zein memang baru pulang dari luar negeri, setelah mendengar kabar bahwa putrinya telah lahir, ia buru-buru menyelsaikan segala urusannya disana, namun tetap saja karena begitu banyak hal yang harus ditangani akhirnya dia baru bisa pulang setelah dua minggu, dari rencana awalnya dua bulan.
Zein melirik jam yang menggantung di dinding, 01:25 'siapa yang bernyanyi pada jam segini?' Zein tau bahwa ini sudah sangat larut, bahkan seluruh penghuni rumah ini sudah tidur.
Ia melirik pada kamar di sebelahnya, pintunya sedikit terbuka dan lampunya masih menyala, pertanda wanita itu belum tidur.
Zein berjalan pelan kearah kamar disampingnya, mencoba mengintip kedalam dari celah pintu yang sedikit terbuka, dan benar saja ternyata wanita itu belum tidur.
Zein menyunggingkan senyumnya melihat pemandangan didalam sana, terlihat citra yang berdiri sedang mencoba menidurkan putrinya yang berada digendongannya.
Zein membuka pintu kamar perlahan.
Citra menoleh"kau sudah pulang?" tanyanya ketika mendapati Zein didepannya.
"Ya, dia putri kita?" tanya Zein tanpa sadar menyebut kata 'kita', ia menyunggingkan senyumnya melihat bayi cantik yang berada di gendongan Citra.
'Tentu, kau mau menggendongnya?" tawar Citra yang langsung mendapat anggukan dari Zein.
Citra memberikan putri kecil yang berada di gendongan nya kepada Zein, dan Zein dengan sigap menerima putri kecilnya itu.
Citra tersenyum menatap Zein yang tampak sedang menimang putrinya itu, kemudian pandangannya teralihkan apa amplop coklat yang berada ditangan Zein.
"Apa itu untukku?" tanya Citra menunjuk pada amplop yang di tangan Zein.
Zein hanya mengangguk. Kemudian Citra menadahkan tangannya, tanda meminta barang tersebut kepada Zein.
Dengan ragu Zein memberikan amplop tersebut kepada Citra.
Citra segera menerimanya, ia membuka kaitan pada amplop tersebut, Berkas perceraian Citra hanya tersenyum getir, kemudian memasukkan kembali kedalam amplop.
"Tak perlu buru-buru, aku akan memberikan kamu beberapa waktu untuk merawat adeeva" ucap Zein tanpa menatap Citra ia masih fokus melihat putri kecilnya yang menggemaskan.
"Baiklah aku akan memberikan ini padamu setelah aku menandatangani nya" Citra mencoba untuk tetap tersenyum, meski kini hatinya bagaikan tertusuk ribuan jarum.
Tak menyangka bahwa waktunya telah tiba, ia harus meninggalkan putrinya yang baru berusia dua minggu, dan suami yang bersamanya selama hampir dua tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis 40Juta (Tamat)
RomanceCitra Kirana yang menikahi Zein Arga Wijaya demi uang 40Juta. Bagaimana akhir kisah rumah tangga mereka, akankah cinta mampu hadir di antara mereka?