Hari ini adalah hari pernikahan Citra dan Zein, pemberkatan di lakukan di Gereja dengan sangat tertutup, hanya di hadiri Erick dan Johan sebagai saksi.
Setelah mengucapkan janji suci di hadapan pendeta, mereka bergegas pulang, tidak ada pembicaraan apapun selama di perjalanan.Zein sibuk dengan tab yang ada di tangannya, sedangkan Citra hanya menunduk sambil meremas tangannya karena gugup.
Mobil memasuki perkarangan rumah yang sangat mewah, pelayan datang dan membukakan pintu untuk mereka, Citra bergegas turun dari mobil mengikuti Zein masuk kedalam rumah.
Citra menatap takjub sungguh rumah yang mewah dengan nuansa putih dan elegan, sepertinya Zein sungguh orang yang kaya.
"Pelayan" pelayan yang di panggil datang menghampiri Zein
"Antarkan dia ke kamarnya" lalu Zein melangkah menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya, sementara citra mengikuti pelayan untuk menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar Zein.
"Silahkan nona" pelayan tadi mengantarkan Citra sampai kedalam kamarnya, lagi-lagi ia dibuat takjub dengan warna kamar biru laut, ini adalah warna favorit Citra bagaimana pria itu bisa tau warna sesukaan dia.
"Pakaian sudah kami siapkan di dalam lemari jika perlu apa-apa nona bisa memanggil saya, saya permisi" pelayan tersebut membungkukkan badan hormat, lalu melangkah keluar kamar.
Citra hanya mengangguk sementara matanya masih menelusuri seluruh ruangan yang akan menjadi kamarnya dengan takjub, ia berjalan ke arah lemari pakaian, setelah membuka lemari ternyata begitu banyak gaun, tas dan sepatu mahal.
Citra mengambil sebuah piyama lalu masuk kedalam kamar mandi, badannya terasa lengket ia ingin segera mandi dan beristirahat.Setelah 20menit ia keluar dari kamar mandi.
Zein yang duduk di sofa sambil menyilangka kakinya menatap ke arah Citra yang baru keluar dari kamar mandi, Citra yang melihatnyapun dibuat kaget karena pria ini yang tiba-tiba berada di kamarnya."Ganti bajumu, aku tunggu di meja makan" ucap Zein masih dengan nada dinginnya.
Citra memandang dirinya, ia bingung apa yang salah dengan pakaiannya. saat ini ia mengunakan piyama dengan celana panjang yang terlihat sopan menurutnya tapi kenapa Zein malah memintanya berganti pakaian.
" apa yang salah dengan pakaian saya?" pertanyaan polos yang citra lontarkan mendapat dibalas dengan tatapan tajam dari Zein hingga gadis itu menunduk karena takut
Zeib bangkit berdiri menghampiri Citra yang sedang merutuki kebodohannya tadi, pria itu kemudian menarik dagu gadis dihadapannya hingga kepala gadis itu mendongak menatapnya dengan takut, ia kemudian mencekeramnya dengan keras hingga gadis itu meringis kesakitan.
"aku sangat tidak suka dibantah" ucapnya tajam tepat ditelinga Citra. ia kemudian melepaskan cengkeramannya dengan kasar dan berlalu pergi meninggalkan gadis itu dengan segala rasa takutnya.
Citra hanya menghela nafas , tak ingin membuat Zein semakin marah ia segera mengganti baju nya dan buru-buru turun ke meja makan, ia melihat Zein yang sudah duduk di meja makan.
Citra duduk di depan Zein, begitu banyak makanan nikmat di depannya, ia tak sabar untuk segera memakanhidangan itu apalagi cacing di perutnya sudah demo minta di beri asupan, apalagi ia belum memakan apapun dari pagi. namun melihat pria menyeramkan yang ada dihadapannya ia jadi menguirungkan niatnya dan kembali duduk dengan tenang.
Mereka makan dengan tenang, tidak ada pembicaraan apapun selama mereka makan hanya terdengar dentingan sendok
"Setelah ini beristirahatlah dan persiapkan dirimu untuk nanti malam, aku akan keluar untuk mengurus beberapa pekerjaan" akhirnya Zein membuka suara
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis 40Juta (Tamat)
RomanceCitra Kirana yang menikahi Zein Arga Wijaya demi uang 40Juta. Bagaimana akhir kisah rumah tangga mereka, akankah cinta mampu hadir di antara mereka?