29

2.3K 43 2
                                    

KIRANA POV

Aku mebahkan diriku diatas kasur kecil ini, aku sudah mendapatkan kontrakan sederhana untuk tempat tinggal ku, meskipun tak semewah apartemen Erick tapi cukup sekedar untuk tempatku beristirahat. Lagipula tak mungkin aku akan terus merepotkan Clarissa, apalagi setelah apa yang di ucapkan Erick kemarin cukup untuk membuatku sadar diri dan angkat kaki.

Aku kembali bangkit, aku harus membeli perlengkapan mandi, karena tadi tak membawa apapun saat pergi kecuali baju-bajuku. Aku keluar dan mengunci pintu kontrakan, menuju minimarket yang ada di depan gang.

Aku mengambil sabun mandi, shampoo, pasta gigi dan juga sikat gigi . saat hendak membayar, mataku tertuju pada rak mie instan. Aku mengusap perutku yang terasa lapar, memang aku belum makan sedari pagi, tadi pagi aku hanya memasak untuk Erick dan seharian aku sibuk mencari kontrakan sampai lupa kalau aku belum makan. Aku merogoh uang di saku celanaku, mengurungkan niatku untuk membeli mie instan karena sepertinya uangku tak akan cukup.

Aku segera menuju kasir untuk membayar belanjaan ku, aku menghitung lembar demi lembar uang receh yang ada di tanganku. "Kamu lama" seorang pria sedikit mendorong tubuhku hingga aku menyamping, ia meletakkan dua minuman kaleng di meja kasir, belum sembat aku bersuara "sekalian sama belanjaanya ya mbak" ucapnya pada kasir, sontak membuatku menatapnya.

"Masih mau bengong?" ucapnya menyadarkan ku dari lamunanku sedari tadi, ia memberikan kantong plastik berisi belanjaan ku tadi padaku, lalu berjalan keluar tanpa kata. Aku mengikutinya dari belakang, lalu ia duduk di salah satu bangku yang disediakan di depan minimarket.

"Kak kenapa belanjaan saya di bayarin" bukannya menjawab ia malah memberikan satu minuman kaleng yang di berikan nya tadi padaku.

Karena aku tak kunjung menerimanya ia akhirnya mendongak menatapku "tadi aku nunggu kamu menghitung uang lama jadi aku bayarin sekalian, nih minum" aku menerimanya, kemudian duduk di depannya.

"Ah, maaf, kalau begitu ini saya kembalikan uangnya" aku memberikan uang dengan kedua tanganku.

"Saya gak suka uang receh" mendengar jawabannya membuatku menarik kembali tanganku, aku mendudukkan diriku, dilihat dari penampilannya saja sudah pasti dia orang yang kaya, bagaimana mungkin mau menerima uang recehan seperti ini, bodoh nya aku.

"Maaf, bukan maksud saya menyinggung perasaan kamu, simpan saja uang kamu saya ikhlas membayarnya" ucapnya kemudian karena menyadari bahwa ucapannya tadi menyinggung ku.

"Kalau begitu terimakasih kak" jawabku pelan, tapi aku yakin masih mampu di dengar olehnya.

"Bagaimana kabarmu, hampir lima tahun tak melihatmu?" ucapnya seketika membuatku syok, dia mengenalku.

"Kakak mengenal saya?" tanyaku sambil mengerutkan kening ku.

"Kamu istrinya Zein kan? Ah maaf ralat maksud saya mantan istrinya Zein kan saya Johan" ucapnya kemudian.

Aku semakin mengerutkan kening ku, mencoba mengingat siapa pria yang ada di hadapanku ini.

"Ah, kakak sahabatnya kak Zein kan, pacarnya kak Bianca" ucapku antusias.

" sekarang kami sudah bertunangan dengan Bianca"

"Waah, selamat" ucapku senang.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang