25 (REVISI)

2.2K 46 0
                                    

"Hei.." seseorang menyentuh bahu Kirana dari belakang, membuat Kirana menoleh.

Kirana kemudian bangkit berdiri dan menjajarkan dirinya dengan Ira "bagaimana kabarmu?" tanya Kirana datar.

"Alhamdulillah baik" Kirana hanya menghembuskan Nafasnya berat, kemudian mereka terdiam sesaat.

"Maaf" lanjut Ira menunduk.

"Untuk?" Tanya Citra tak paham

"Karena dulu aku tidak bersedia membantumu" Ira mulai meneteskan air matanya.

"Kau sudah cukup membantuku" jawab Kirana datar. Memang Ira adalah orang yang paling banyak membantunya saat itu, dialah satu-satunya orang yang bersedia menolongnya disaat yang lain mengabaikan keadaannya saat itu.

"Andaikan dulu aku bersedia membantumu untuk membawa kasus itu ke jalur hukum pasti semua ini tidak terjadi hiks" Ira sudah mulai terisak.

"Yang seharusnya terjadi tetap terjadi, aku tak ingin menyalahkan siapapun atas apa yang kualami, aku sadar saat itu kita tidak punya kekuatan apapun yang bisa membatu kita" Kirana menoleh menatap Ira, ia menyadari bagaimana keadaan mereka dahulu, dibawah umur. tentu saja tanpa bantuan orang dewasa mereka tidak bisa berbuat banyak

"Tak apa semua sudah berakhir, dendam ku sudah terbalaskan" Kirana memegang kedua bahu Ira untuk menegakan badannya membuat Ira menatapnya.

"Saat itu usiamu masih muda, aku kira kau akan melupakannya dan menjalani hidupmu dengan baik, mengingat masa depanmu yang masih panjang" Ira semakin menunduk dan tak berani menatap Kirana, karena rasa bersalahnya waktu itu. 

"Akupun berpikir demikian, aku kira dengan aku pergi aku dapat memulai hidupku kembali, aku kira aku sudah mengikhlaskannya. Tapi kau tau? Beberapa tahun yang lalu aku kembali bertemu dengan dia, tanpa rasa bersalah sedikitpun, bahkan dia menjalani hidupnya dengan baik, sementara aku menjadi orag yang paling menderita" Kirana berusaha menahan air mata nya agar tak menetes.

"Maaf"

"Aku meminta mu kesini hanya untuk mengucapkan terimakasih yang dulu tak sempat aku ucapkan, bukan untuk mendengar permintaan maaf mu" Kirana tersenyum simpul menatap Ira.

"Lalu bagaimana kau akan menjalani hidupmu setelah ini, kau tak mungkin disini selamanya" Ira mengedarkan pandangan pada seluruh ruangan yang ditempati Kirana.

Kirana tersenyum menggelengkan kepalanya "tidak aku akan kembali untuk melindungi putriku"

Ira tampak mengerutkan keningnya "kau sudah menikah?"

"Ya" jawabnya tersenyum singkat.

"Boleh aku minta tolong padamu sekali lagi?" tanya Kirana.

"Katakan"

"Bantu aku pergi dari sini" Kirana menatap Ira dengan penuh harapan.

.

Setelah melakukan berbagai hal tentang Kirana akhirnya mereka berhasil membawa Kirana pergi.

Ira mengaku sebagai keluarga Kirana, dan mengatakan akan merawat Kirana dirumah saja, tentu dengan batuan para wahasiswa yang mengatakan akan bertanggung jawab untuk mengawasi Kirana. Biar bagaimanapun mereka yang ditugaskan kampusnya untuk menangani kesembuha Kirana.

Kirana diijinkan pergi dengan syarat selalu dalam pengawasan mereka, dan mereka wajib melaporkan perkembangan Kirana kepada pihak rumah sakit, itulah sebabnya mereka membawa Kirana ke jakarta agar bisa selalu mengawasinya.

Clarissa yang duduk di samping bangku kemudi menoleh ke belakang, teman-temannya terlihat sudah tidur begitupun kirana, sekarang hanya tersisa dirinya dan dimas lah yang terjaga karena memang Dimas sedang mengemudi.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang