18 [REVISI]

2.5K 44 1
                                    

Hoek. Hoek. Hoek.
Baru beberapa saat Zein memejamkan matanya dan sekarang suara itu membuat Zein terusik dari tidurnya, jam baru menunjukkan pukul 04:00 dini hari itu artinya baru dua jam dia tertidur.

Zein menutup telinganya dengan bantal berharap suara itu tak terdengar lagi di telinga nya,
"Ahh,, siapa sih berisik!!" Teriaknya merasa kesal ia melemparkan bantal nya ke sembarang arah, dengan malas dia bangun dari tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi untuk melihat siapa yang telah membuat tidurnya terganggu.

Niatnya ingin marah namun ia urungkan begitu melihat Citra yang terduduk lemas didepan closet 'gue lupa kalau semalam gue tidur disini'.

"Hei, kau kenapa?" Zein berdiri di abang pintu kamar mandi tanpa berniat menghampirinya, Citra hanya melambaikan tangannya tanda tidak apa-apa, namun wajahnya masih tetap diposisi semula tanpa menoleh kepada Zein.

Hoek, namun ternyata ia kembali memuntahkan isi perutnya yang seolah tidak mau berhenti itu.

Zein bergegas mendekati Citra dan memijat tengkuknya lembut
"Udah?" tanya Zein saat dirasa Citra sudah berhenti dari mualnya, Citra mengangguk dan segera bangkit berdiri, Zein menuntunnya menuju wastafel.

Citra segera mencuci wajahnya yang dipenuhi keringat, Zein sedikit merasa iba melihat wajah Citra yang terlihat begitu pucat, sepertinya kehamilan ini membuat wanita ini cukup kesulitan.

"Yaudah istirahat lagi yuk" Zein menuntun Citra kembali merebahkan dirinya ke ranjang kemudian menyelimuti tubuh wanita itu.

"Istirahat lagi aja, aku balik kekamar" Citra hanya mengangguk lemah, Zein mencium kening Citra sekilas kemudian pergi keluar kamar.

Jujur Citra terkejut tetapi tubuhnya terlalu lelah untuk merespon hingga ia memilih untuk memejamkan matanya kembali.


.


Bianca menarik salah satu kursi di meja makan untuk sarapan sebelum menjalani rutinitasnya hari ini.

"Panggil Citra suruh sarapan" baru saja Bianca hendak mendudukkan dirinya suara Zein membuatnya mengurungkan niatnya. tumben sekali pria ini ingin istri yang paling dibencinya itu untuk sarapan bersama, biasanya melihat wajah Citra saja membuatnya tak berselera makan. mungkinkah hati batu sahabatnya ini sudah meleleh, semoga saja iya.

"Kenapa gak loe panggil sendiri kan kamar kalian sebelahan" Bianca menatap jengkel pada Zein.

"Panggil atau gak usah sarapan" ucapan Zein dengan tegas. tuh kan,benar pikirnya

"Iya iya gue panggil" dengan sebal Bianca menuruti perintah Zein untuk memanggil Citra, daripada dia harus kelaparan karena tidak diijinkan sarapan.


Tok. Tok. Tok.
Suara ketukan pintu disusul dengan masuknya Bianca kedalam kamar Citra.

"Sarapan yuk" ajak Bianca

"Ah nggak usah kak makasih" Citra mencoba menolak ajakan Bianca, ia takut Zein akan marah jika dia mengiyakan ajakan Bianca untuk sarapan bareng.

"Ayolah, kalau kamu gak mau bocah gila itu gak bakal izinin aku buat sarapan" ucap Bianca memohon.

"Kak Zein yang nyuruh?" Citra menatap Bianca tak percaya, Bianca hanya menganggukkan kepalanya.

'Tumben kak Zein nyuruh aku sarapan bareng' meski ragu Citrapun akhirnya mengangguk kemudian mengikuti Bianca menuju meja makan.

Citra menatap malas makanan yang ada didepannya, makanan yang begitu enak namun sama sekali tak menggugah selera nya.

"Kenapa gak dimakan?" Bianca melihat Citra yang hanya memandangi makanannya tanpa menyentuhnya sedikitpun. Citra hanya menggelengkan kepalanya

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang