34

2.1K 43 1
                                    

ZEIN POV💕

Setelah memasakkan bubur untuk putriku, Kirana lalu pergi untuk memandikan Eva, terkadang aku heran, kenapa putriku bisa begitu menurut kepada wanita itu, apakah ikatan ibu dan anak sungguh sekuat ini. Aku melirik jam yang menggantung di dinding Sekilas jam sembilan. Seketika aku tersenyum smirk, terlitas di pikiran ku untuk menggagalkan kepergian Kirana.

Aku menuju kamar putriku, benar saja Kirana sudah bersiap ingin pergi. Kulihat Eva sedang tertidur, mungkin baru minum obat.

Kirana menoleh padaku yang sedang berdiri diabang pintu.

"Eva sedang tidur, dia baru saja minum obat" ucap Kirana padaku.

"Kamu mau pergi?" tanyaku pura-pura tidak tau.

"Iya" jawabnya pelan.

"Kenapa Buru-buru, gimana kalau nanti Eva bangun dan mencari kamu?" ucapku sedikit memprovokasinya, aku sengaja menjadikan Eva alat, dan benar saya sekarang dia terlihat sedikit bimbang. Dan itu membuatku tersenyum penuh kemenangan.

"Tinggallah untuk beberapa hari sampai Eva sembuh" ucapku berpura-pura lembut.

"Tapi saya harus pergi" mendengar itu membuatku menjadi geram.

"Mau kemana sih? Ketemu pacar barumu, apa itu lebih penting daripada anak kamu?" ucapku yang sudah mulai emosi.

"Saya berangkat ke london jam sepuluh ini" ucapnya menunduk.

"Dengan siapa? Pacar barumu?" ucapku merendahkannya.

"Iya, pacar baru saya" aku tertawa mendengar pengakuannya, benar dugaan ku.

"Wow, laki-laki mana lagi yang menjadikan kamu pelancurnya?" ucapku sambil tertawa mengejek, aku mendekat kearahnya.

Tiba-tiba ponselnya yang berada di dalam tas berdering, aku langsung merebutnya sebelum dia mengangkat panggilan itu.

"Jo? Ini pria barumu?" aku menunjukkan layar ponsel itu padanya.

"Kak, kembalikan" Kirana hendak merebut ponsel itu dari tanganku, tapi aku mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Hape loe gue sita sampai Eva sembuh" ucapku penuh penekanan lalu pergi meninggalkan dia seorang diri.

.

KIRANA POV💕

Hari ini adalah hari ketigaku disini, aku menjalani hari-hari hanya dengan merawat Eva, tak ada obrolan apapun antara aku, Zein maupun mamanya, aku hanya berbicara kepada putriku saja.

Tapi aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, dadaku sakit, kepalaku juga semakin pusing bahkan tenagaku seolah hilang.

Aku sudah bertekat untuk pulang hari ini, persetan dengan ponselku yang disita oleh Zein, bahkan obat ku didalam tas juga sudah habis, aku tak ingin mati konyol disini.

Aku menuruni tangga, tanpa memperdulikan beberapa orang yang menatapku dari bawah sana.

"Citra" aku menoleh karena merasa namaku di panggil.

"Mbak Bianca" ucapku memastikan.

"Loe apa kabar" dia berhambur memelukku.

"Baik" ucapku pelan, mencoba melepaskan pelukannya.

"Bunda" aku mendongak menatap, putriku yang sedikit berlari menuruni tangga.

"Eva jangan lari-lari nanti jatuh" ucap mama Zein tampak khawatir.

"Bunda mau kemana?" tanya putriku memelas.

"Bunda mau pulang sayang" ucapku lembut.

"Bunda kok pergi.." Eva sudah merengek, dan air mata nya sudah siap jatuh.

Gadis 40Juta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang