Episode 20

15.5K 766 9
                                    

{Di kantor}

Irfan memulai pekerjaan nya
"Hey bos kenapa wajah mu sangat tampak bahagia hari ini tidak seperti biasanya." ujar sahabatnya Irfan yang tak lain adalah Dhani.
"Tidak.... Aku tidak apa." ujarnya dengan wajah datar.
"Tak perlu kau sembunyikan dari ku, aku sudah lama mengenal mu sahabat ku." ujar Dhani menggoda Irfan.
"Apa kau bisa bekerja sekarang." ucap Irfan.
"Ooo aku tau apa kau sedang memikirkan istrimu itu yang pakaiannya aneh itu, tapi cantik sih dari matanya saja cantik."ucap Dhani.
"Hey jaga bicara mu, aku tidak memikirkannya,tapi aku tidak suka ada yang memujinya." ucap Irfan dengan wajar datar.
"Wah, ketahuan itu berarti tandanya kau cemburu iya kan." ucap Dhani menggoda Irfan lagi.
"Apa kau bisa diam, mulailah untuk bekerja." ucap Irfan sedikit membentak.
"Oke baiklah, tapi jangan lakukan itu pada istrimu di rumah atau dia akan..."ucap Dhani tapi terpotong karena Irfan menyambungnya.
"Akan aku pecat kau nanti." ucap Irfan kesal.
Dhani yang tak mau di pecat langsung keluar dari ruang Irfan.

{Kediaman Izla}

Setelah selesai shalat dhuha Izla membaca Al-Qur'an di kamarnya setelah selesai ia pun keluar dengan menggunakan cadarnya.
"Nyonya." sapa Bik Irah.
"Bik Irah, oo iya bik, lagi ngapain."ujarnya tersenyum di balik cadarnya.
"Saya mau beres-beres rumah nyonya sebelum tuan muda pulang rumah harus bersih dan rapi atau saya akan di pecat nanti."ngeretuk Bik Irah.
"Bik Irah ada-ada saja, yaudah saya bantu ya." gumam Izla lembut.
"Tidak perlu nyonya, kan nyonya istri tuan muda masak harus bantu saya." gumam Bik Irah.
"Tapi bukan berarti saya harus bermalas-malasan kan bik." gumam Izla senyum di balik cadarnya.
"Nyonya sangat baik, biasanya kalau udah jadi nyonya besar pasti udah malas-malasan tapi nyonya tidak melakukan hal tersebut." gumam Bik Irah lemah lembut.
"Yaudah bik kita kerjakan sekarang ya." gumam Izla lembut.

{Di kantor Irfan}

"Tuan muda hari ini tuan ada meeting pada jam 17:00 dengan pak Santoso."ujar sekertaris yang memasuki ruangan Irfan.
"Tunda." ujar Irfan singkat.
"Tapi tuan muda...." ucap sekertaris yang terpotong karena Irfan angkat bicara.
"Aku bilang tunda, apa kau mengerti." ujarnya kasar.
"Baik...baik.. Tuan muda." ucap sekertaris kemudian sekertaris pergi meninggalkan ruangan.

°°°°°°°°°°

°°°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WANITA CADAR PILIHAN CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang