Episode 8

18.8K 1.1K 0
                                    

Ke esok kan harinya seperti kebiasaannya di rumah di lakukan pula kebiasaannya di rumah suaminya Irfan ia bangun shalat subuh kemudian melihat pemandangan pagi di halaman rumahnya dan menghirup udara pagi di balik cadarnya
Kemudian ia masuk untuk menyiapkan sarapan tanpa di ketahui Bik Irah
Tak lama kemudian turun Irfan dan teriak memanggil Bik Irah
"Iya tuan muda, sarapannya udah siap."
"Baik, istri saya mana ?" tanya Irfan kepada Bik Irah
"Saya di sini." jawab Izla mendatangi keduanya
Mereka pun sarapan pagi bersama
"Bik Irah sini bareng kami sarapannya."gumam Izla
"Tidak boleh, aku tidak setuju." jawab Irfan membantah
"Kok kamu gitu, Bik Irah juga punya perasaan lagian Bik Irah pasti lapar." gumam Izla
"Aku bilang tidak bisa tetap tidak bisa."gumam Irfan kasar
"Tapi sarapannya kok beda ya rasanya." gumam Irfan
"Saya yang masak soalnya tadi saya bangun cepat."sambung Izla
"Maaf tuan saya tidak maksud."
"Diam." gumam Irfan marah
"Kamu kenapa, memang salah jika saya masak?"tanya Izla lembut
"Aku mau berangkat ke kantor."gumam Irfan meninggalkan meja makan
Izla berdiri berharap bisa salaman dengan Irfan sambil mengucapkan hati-hati di jalan ia menjalankan nya sebagai seorang istri tapi Irfan langsung pergi begitu saja tanpa pamit kepada Izla
"Maafkan saya nyonya, karena saya tuan muda marah kepada nyonya." gumam Bik Irah ketakutan
"Tidak mengapa bik, lagian ini bukan salah bibi." gumam Izla lembut
"Kalau boleh saya tau kenapa sikap nya seperti itu, memang saya salah masak buat suami saya."lanjut Izla.

WANITA CADAR PILIHAN CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang