Keesokkan harinya ~
"Semuanya kumpul dihadapan ku."ucap Irfan berteriak memanggil pembantu yang ada di rumah nya
Semua pembantu dan bodyguard Irfan jumlahnya 12 orang termasuk Bik Irah yang berada di rumahnya.
Mendengar teriakan Irfan mereka berkumpul di ruang tamu. Irfan dengan pakaian kaus dan celana jens tanpa memakai pakaian kantor itu langsung berdiri di harapan pembantu dan bodyguard nya.
Izla yang mendengar teriakan tersebut langsung keluar dari kamar dan turun dari tangga.
"Untuk kalian yang menjadi bodyguard dan pembantuku mulai hari ini dan minggu yang akan datang akan aku libur kan sementara sampai aku menyuruh kalian datang kemari lagi." ucap Irfan dengan nada tinggi dan tegas.
"Tapi kenapa tuan muda?." tanya Bik Irah.
"Karena aku sudah mengganti kalian semua, dan kalian tenang saja aku tidak akan memotong upah kalian karena bagi ku uang itu adalah hal yang kecil." ujar Irfan dengan sombongnya.
"Tapi siapa tuan muda yang sanggup menggantikan posisi kami di sini, apalagi menjadi bodyguard, dan membersihkan rumah semewah dan sebesar ini." tanya salah satu pembantu.
"Kalian mau tau siapa orangnya." ujar Irfan yang mendekati Izla.
"Maksud tuan muda, nyonya." ucap Bik Irah membuat yang lain kaget.
"Iya, tentu saja istriku bisa melakukan semua itu, iya kan istriku." gumam Irfan dengan nada yang lembut menandakan ada sesuatu yang di rencanakan oleh Irfan.
"Tapi tuan muda..." ucap Bik Irah membantah.
"Aku tidak suka di bantah, atau Bik Irah mau aku lakukan sesuatu yang membuat keluarga Bik Irah hancur." ujar Irfan dengan dengan nada tenang.
"Baik, saya akan melakukan semua nya, apa yang menjadi tugas dan kewajiban saya di rumah ini." ucap Izla dengan perasaan kesal dan bingung hal apa yang di rencana kan oleh Irfan.
"Bagus istriku, bukan kah kau istri yang sholeha." ucap Irfan mendekati Izla.
"Saya akan melakukan itu semua karena Allah."ucap Izla dengan nada tenang.
"Baiklah kalian sudah dengar apa yang di ucapkan istri aku, jadi kalian bereskan barang kalian dan pergi secepatnya."ucap Irfan dengan nada tinggi.Para pembantu dan bodyguard membereskan barang mereka menuju ke kamar mereka masing-masing.
Kini hanya tinggal mereka berdua diruang tamu."Kau egois kenapa kau melakukan ini semua, bukankah kau sudah berubah."gumam Izla mendekati Irfan.
"Aku berubah, aku tidak suka perubahan, aku hanya ingin membuat mu terkesan padaku setelah itu kau akan jatuh cinta padaku dan kau tidak akan meninggalkan rumah ini." gumam Irfan mendekati Izla, Izla yang merasa di dekati mundur kebelakang sampai akhirnya terhenti langkahnya karena dinding yang menghalanginya.
"Kau sangat licik, kau tidak punya perasaan." ucap Izla meneteskan air matanya.
"Aku tidak licik tapi pintar, mulai sekarang kau bukan saja istriku tapi juga pembantuku, bukankah ini yang kau inginkan, kau ingin wajah mu tidak dilihat oleh siapa pun kan kecuali mahram mu dan aku adalah mahram mu di rumah ini, jadi yang bukan mahram mu aku usir dan kau yang akan mengerjakannya."ucap Irfan berbisik kepada Izla.°°°°°°°°
"Oke, baiklah selamat bersenang-senang dengan keluarga tercinta kalian." ucap Irfan tertawa sinis.
"Aku akan berangkat kantor istriku, siapkan semua kebutuhan ku." ucap Irfan meninggalkan Izla di ruang tamu.
Irfan menghentikan langkahnya seraya mengatakan.
"Selamat bersenang-senang dengan pekerjaan mu yang baru." ucap Irfan kemudian melangkah dan meninggalkan Izla sendiri.
Izla hanya diam saja, ia meneteskan air matanya dengan sangat sedih dan mengeluarkan air matanya ia berbisik dalam hatinya.
"Saya harus kuat, ini semua ujian dari Allah, jadi saya harus kuat." gumam Izla dalam hati dan menghapus air matanya yang mengalir di wajahnya.°°°°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA CADAR PILIHAN CEO
RomanceKisah ini menceritakan seorang gadis desa yang mondok di pasantren, dengan berkat ilmunya ia paham akan ilmu agama dan mengenakan cadarnya, dia di sebut kembang desa di desanya walaupun ia mengenakan cadar tapi matanya yang coklat dan kulitnya yang...