"Nyonya istirahat ya, supaya lekas sembuh" ujar Bik Irah kepada Izla untuk menenangkan hatinya.
Bik Irah langsung pergi meninggalkan Izla tapi terhenti karena Izla memanggilnya
"Bik Irah." panggil Izla lemas
"Iya nyonya." sahut Bik Irah
" Terima kasih banyak." ucap Izla lemas
"Sama-sama nyonya." ujar Bik Irah.
Setelah Bik Irah keluar Izla mengkunci pintu kamarnya takutnya nanti ada yang masuk.Keesokan harinya ~
Irfan keluar dari kamarnya dengan kemeja hitam dan jas hitam dan dasi putih ia mengenakan celana jens hitam, ia merasa bingung kenapa istrinya belum terlihat dari tadi ia menuju ke meja makan untuk sarapan pagi.
"Bik Irah, dimana Istri ku?" tanya Irfan kebingungan.
"Nyonya...nyonya...nyonya.."jawab Bik Irah terbata-bata.
"Kenapa Bik, aku bertanya pada bibi,dimana istri ku." gumam Irfan kesal dan sedikit membentak
"Nyonya....ada dalam kamar Tuan."ujar Bik Irah ketakutan.
"Kenapa ia belum turun, apakah ia sakit?"tanya Irfan
"Hmm...itu..." gumam Bik Irah ketakutan.
"Kenapa Bik Irah." bentak Irfan
"Kenapa kau memarahinya dan membentak nya."ucap Izla yang sedang turun dari tangga.
Melihat Izla turun dari tangga dengan perban di kepala Irfan menjadi khawatir padanya.
"Ada apa dengan mu, siapa yang mencelaki mu, kalau aku tau orangnya akan aku beri pelajaran." ujar Irfan dengan sinis.
"Baiklah Tuan muda, jika kau pelakunya apakah kau akan beri pelajaran pada dirimu."ngerutuk Izla dengan tersenyum di balik cadarnya
"Apa... Aku, apa maksudnya." ujar Irfan bingung.
"Tadi malam tuan muda mabuk dan tuan Mendorong nyonya sampai kepalanya terbentur dan keluar darah." jelas Bik Irah kepada Irfan.
Mendengar itu semua tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Irfan.
Irfan menyeret tangan Izla dengan kasarnya dan menuju ke mobil.
"Aghhtt,, apa yang kau lakukan tuan muda, tangan saya sakit." ujar Izla memenggang tanganya yang kesakitan.
"Aku bilang kau diam saja, jangan banyak tanya." ujar Irfan dengan kasarnya.
"Kenapa kau kasar sekali, saya tidak mau ikut dengan mu."ujar Izla dengan lemah
Irfan tidak menggumlis perkataan Izla, Ia langsung menyeret Izla untuk masuk ke dalam mobil.
"Kenapa tidak jalan, bukankah Tuan muda yang memaksa saya untuk naik ke mobil sekarang saya sudah masuk tapi kenapa tidak jalan." ngeretuk Izla dengan polosnya ia tak sadar bahwa ia belum memasang sabuk pengaman, Irfan yang melihat itu ia tidak diam saja, ia langsung memasang sabuk pengaman untuk Izla, kini keduanya saling memandang satu sama lain,wajah mereka begitu dekat, Izla langsung tertunduk malu karena memandang Irfan.
"Biasakan pakai sabuk pengaman." ujar Irfan singkat.
Izla hanya mengiyakan saja.
"Kenapa ini, setiap kali dekat dengannya perasaan saya selalu tak karuan, jantung saya berdetak dengan kencang seakan-akan saya bahagia saat berada di dekat nya, dan jika ia mendengarnya pasti ia akan kepedean."Gumam Izla dalam hati.
Tiba-tiba Irfan mengrem mendadak mobilnya yang membangunkan lamunan Izla.
"Kenapa kita berhenti?"tanya Izla kebingungan.
"Turun." jawab Irfan singkat.
Izla turun dari mobil sedangkan Irfan memarkirkan mobilnya.
"Ikut denganku sekarang." ujar Irfan menarik tangan Izla.
Izla hanya mengiyakan apa yang dikatakan Irfan.°°°°°°°°°
"Bagaimana keadaannya dokter." tanya Irfan.
"Istri bapak baik-baik saja, hanya saja butuh istirahat yang cukup supaya lekas sembuh." ujar dokter menjelaskan.
"Terimakasih dok." gumam Irfan.
"Ini resep obat yang akan saya berikan, pastikan istri bapak minum Obat sehabis makan." ujar dokter memberikan resep.
"Sekarang, kau istirahat dirumah, jangan kemana-mana."ujar Irfan yang sedang merangkul tubuh Izla.
Izla yang melihat itu semua terheran-heran karena di balik sikapnya yang kasar memiliki perhatian yang luar biasa tapi ia harus mencari cara agar Irfan tidak mabuk malam ini.
"Minum obat mu sehabis makan." ujar Irfan menjelaskan.
"Baiklah, tapi saya membutuhkan tuan muda, apakah tuan akan pulang cepat malam ini." ujarnya lemas.
"Baiklah, aku akan pulang cepat hari ini."gumam Irfan
"Sebelum magrib." gumam Izla.
"Iya." jawab Irfan singkat.
Kemudian Irfan mengantrakan Izla sampai ke rumah setelah mengantar Izla ia berangkat menuju kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA CADAR PILIHAN CEO
Storie d'amoreKisah ini menceritakan seorang gadis desa yang mondok di pasantren, dengan berkat ilmunya ia paham akan ilmu agama dan mengenakan cadarnya, dia di sebut kembang desa di desanya walaupun ia mengenakan cadar tapi matanya yang coklat dan kulitnya yang...