TIGA PULUH DUA

6 0 0
                                    

Tak ada hal yang lebih indah dari memulai hari dengan melihat wajah orang tersayang dihadapan dan terbangun dalam pelukanya. Malam tadi aku berhasil tertidur karena Alfi menceritakan hal hal lucu yang sering ia alami ketika bekerja, tak hanya itu ia juga menceritakan tentang betapa menggemaskan keponakan perempuannya satu satunya. Aku sangat senang jika melihat betapa antusiasnya lelaki itu jika membahas soal peri cantiknya.

Setelah Alfi mengurus semua hal tentang keperluan keluar dari rumah sakit, ia mengantarkan ku sampai aku masuk didalam apartement. Ketika memasukki tempat tinggalku selama berada di Jakarta rasanya aku benar benar merindukan rasa nyaman berada dirumah, tapi ketika aku masuk kedalam ada hal yang mengejutkan. Seisi apartement ku ternyata semua sudah dihias sedemikian rupa dengan indahnya. Bahkan jauh lebih indah daripada sebelumnya, lampu tumblr berwarna gold menghias salah satu tembok, dan sudah ada proyektor untuk menonton film. Tak lupa beberapa cemilan sudah ia persiapkan.

"Welcome home, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Welcome home, sayang." bisik Alfi sambil memelukku dari belakang.

"Kok bisa kaya gini sih apartement aku? Kamu yang hias?"

"Iya, suka gak?" ternyata benar dugaanku, siapa lagi yang akan membuat hal hal sederhana menjadi seistimewa ini untukku jika bukan dia. Dia benar benar lelakiku yang menyebalkan dan membahagiakan dalam waktu yang bersamaan. Tapi kapan ia mempersiapkan ini semua ketika beberapa hari belakang ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk merawatku dan bekerja.

"Kamu kapan nyiapin ini semua?"

"Rahasia."

"Alfi!"

"Kenapa, Na?"

"Kok gak ngasih tau aku?"

"Ya, namanya juga kejutan."

"Iya juga sih."

"Hari ini kita akan melanjutkan misi yang tertunda." aku bingung mendengar perkataanya barusan, bagaimana bisa ia mengatakan bahwa akan menjalankan misi jika sekarang akulah yang bertanggung jawab atas misi itu.

"Misi Rahasia Alaena, maksud kamu?"

"Iya."

"Kok kamu yang lanjutin sih?"

"Na, kan tujuan misinya bikin aku seneng."

"Aku tau, tapi kan gak adil."

"Tapi akunya seneng."

"Alfi.." lelaki keras kepala dengan kebiasaanya itu segera menyela pembicaranku bahkan sebelum aku selesai.

"Na, aku tau kamu bakalan bilang ini. Gak usah dipikirin sayang, permintaan aku kan masih banyak."

"Yaudah iya, kali ini list nomor berapa?" tanyaku sambil mengambil kertas pemberiannya beberapa waktu lalu berisi semua permintaan yang ingin ia lakukan bersamaku untuk ditandai yang sudah terlaksana.

t e m uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang