Author pov.
Sekitar hampir 24 jam lamanya perempuan yang sedang dihampiri kehilangan berkali kali tanpa henti itu duduk dengan tatapan kosong didepan ruang jenazah. Tangisnya sudah berhenti sejak beberapa jam yang lalu, mungkin karena mata itu menyerah dan sudah tak sanggup lagi untuk terus menangisi kehilangan. Terlalu banyak kepergian yang harus ia sambut, terlalu banyak kehilangan yang harus dihadapinya, terlalu banyak tangis yang tumpah, banyak sekali yang mematahkan hatinya hingga perempuan itu hidup seperti raga tanpa rasa.
Berlalu lalang orang yang mengkhawatirkan perempuan itu karena terlalu lama diam tak beranjak, tidak makan dan tidak melakukan apapun selain duduk termenung, menggengam secarik kertas juga cincin pemberian lelaki yang tidak menepati janji untuk kesekian kalinya, lelaki yang selalu percaya dengan semua mimpinya dan berkata akan terus menjaga hingga terwujudnya semua mimpi mimpi itu dengan atau tidak ada raganya.
Tadi ada kabar bahwa orang tua Rayhan akan tiba pada malam hari, itu tandanya masih ada beberapa jam lagi sebelum ia dimakamkan. Irhan yang sedari tadi membiarkan sahabat juga perempuan yang disayanginya itu menerima perlahan semua kehilangan, ia sudah tak sanggup lagi. Jika bisa ia mengemban semua lukanya itu pasti akan dilakukan, tapi sekarang tak ada yang lebih baik untuk mengemban semua luka itu jika bukan Alaena.
"Al, seharian kamu duduk disini gak ada makan gak ada minum. Aku gak mau kamu sakit."
Yang diajak bicara justru hanya mengabaikan, entah karena tak punya tenaga untuk sekedar berbicara atau jiwa dan perasaanya sekarang sedang tak melekat pada raga. Irhan memeluknya dari samping, merangkul perempuan itu. Melindunginya dari segala sedih yang tak kenal lelah berdatangan silih berganti kedalam hidup Alaena.
Jika wanita yang sedang berada dalam pelukan itu bisa mengeluarkan keresahanya pada sang pengatur takdir, mungkin ia akan meminta untuk hidup sendirian saja bersama keluarganya. Mengunci rapat semua pintu hati atau jika perlu wanita itu tak perlu memiliki hati agar tak merasakan pengharapan lagi. Karena menurutnya berharap pada seorang manusia lain akan jadi senjata paling mudah untuk membunuhnya.
"Irhan." bibir yang sedari tadi tak pernah mengeluarkan suara selain tangisnya itu kini memanggil pelan sahabatnya. Membuat laki laki yang dipanggil menghela nafas lega karena akhirnya ia mau berbicara. Tak mudah mengenali gadis periang yang tak kenal sedih itu tiba tiba menjadi diam dan pemurung hanya dalam waktu singkat.
"Iya, Al?"
Kembali seperti sebelumnya, perempuan itu diam tak menjawab. Irhan tak pernah melepas peluknya untuk melindungi perempuan yang sekarang sedang merasa menjadi manusia paling sedih dibumi. Membiarkanya menyusun kembali kesadaran yang tadi direnggut oleh kehilangan, lelaki itu kenal betul siapa perempuan ini. Dia tau bahwa perempuan itu punya cara untuk melindungi dirinya dari semua duka yang diberikan semesta padanya bersamaan. Ia juga tahu bahwa yang dibutuhkanya sekarang hanya waktu, oleh sebab itu ia ingin berada disamping wanita itu untuk menunggunya menemukan waktu yang dimaksud.
"Rayhan sekarang pasti lagi liat aku dari atas sana." Irhan melepas pelukanya perlahan, memandang perempuan yang masih menatap kosong pada pintu, dimana andaikan ia bisa berbicara mungkin ia akan menyerah pada tatapan mata yang terus memandanginya sejak beberapa jam yang lalu.
"Rayhan bilang ceritanya memang akan berakhir begini, makanya dia ninggalin aku waktu itu."
Seperti paham jika ia sedang ingin bercerita beberapa hal, lelaki yang sedari tadi berada disamping Alaena memutuskan untuk duduk disampingnya dan mendengarkan semua cerita perempuan itu yang entah sampai kapanpun akan ia dengar.
"Aku gak pernah marah dia akan pergi. Karena itu udah jadi bagian dari rencana-Nya. Dulu ada yang pernah bilang sama aku kalau gak ada hal yang jauh lebih indah dari rencana-Nya. Jadi aku gak bisa apa apa kalau yang diatas sudah inginya begitu."

KAMU SEDANG MEMBACA
t e m u
RomancePertemuan paling membingungkan yang terjadi dalam cerita kehidupan Alaena. Ia dilamar oleh seorang laki laki paling aneh yang pernah ia temui di bumi, bernama Alfi. Cincin itu pas sekali dijari manisnya, ia terikat dengan laki laki yang tak perna...