Aku berlari kencang meninggalkan ruanganku ketika mendengar bahwa Rayhan terjatuh dari kasurnya dan tak sadarkan diri, bahkan sekarang lelaki itu sudah dipindahkan ke ruangan ICU. Yang mana setibanya disana aku tidak diperbolehkan masuk, hanya dapat melihat tubuhnya dipenuhi oleh selang yang terhubung di berbagai jenis monitor lewat kaca. Aku tak bisa melakukan apapun selain menangis, ingin sekali rasanya masuk dan berada disampingnya. Entah hanya untuk sekedar mengenggam tanganya atau memastikan bahwa aku sudah berada disampingnya.
Tapi semuanya terlalu tiba tiba, keadaan ini. Baru beberapa jam yang lalu ia berada dalam pelukanku dan memberikan hadiah sebagai permohonan maaf karena telah melewatkan ulang tahunku beberapa kali. Yang lebih menyakitkan lagi sekarang adalah kenyataan bahwa tak ada siapa siapa selain aku dan adik perempuan yang menemaninya disaat seperti ini. Apakah orang tuanya tidak tahu tentang seberapa parah penyakit anak laki nya itu, ataukah memang benar benar tidak perduli.
Sang adik hanya bisa menangis khawatir dalam pelukanku, aku berusaha menenangkanya. Padahal aku sendiri tak bisa melakukan hal itu.
"Ray, aku tau kamu kuat."
"Aku mohon bangun."
"Aku belum izinin kamu pergi."
"Kamu bilang, kamu gak akan pergi ninggalin aku tiba tiba lagi."
Semua itu terucap dalam hatiku sambil mengusap rambutnya dari jauh dan terhalang kaca pembatas. Rasanya hatiku benar benar hancur berkeping keping saat ini, aku segera berlari menuju seseorang yang bisa kujadikan tempat untuk berbagi kesedihan. Lelaki yang akan menenangkanku, seseorang yang selalu ingin aku bahagia. Orang yang benar benar aku butuhkan saat ini.
Setibanya aku diruangan Alfi, ruangan itu kosong. Aku bertanya pada Riska dan perempuan itu berkata kalau tadi Alfi baru saja ingin pulang. Jadi aku segera berlari kencang menuju parkiran agar dapat bisa bertemu denganya, diperjalanan aku menangis. Aku benar benar butuh seseorang agar bisa kujadikan tumpuan dan sandaran dari semua kesedihan ini.
Langkahku terhenti ketika melihat laki laki yang kukenal betul tubuhnya juga caranya berdiri sedang berpelukan dengan seorang perempuan dengan rambut sebahu. Pelukan mereka sangat erat, ada satu bagian dari hatiku yang sudah hancur menjadi semakin hancur lagi. Ini bukan hanya sekedar cemburu, tapi lebih dari itu. Harusnya aku yang berada dalam pelukan lelaki itu, harusnya aku yang sekarang sedang ia tenangkan dan yakinkan. Harusnya sekarang aku sudah baik baik saja karena semua kalimat penenangnya.
"Alaena, kamu ngapain disini?" tanya Alfi kaget melihat keberadaanku yang menyaksikan kejadian menyakitkan ini.
"Rayhan, Fi. Kondisinya makin parah dan sekarang aku gak tau harus kemana." lirihku. Kemudian perempuan dengan perut yang membesar, sepertinya dia sedang hamil. Aku tau betul usia kandunganya, mungkin karena aku juga sering mendapatkan klien ibu hamil sehingga jadi hafal betul. Ia memperkenalkan diri.
"Gue Eva, tunangan beneranya Alfi. Dan ini adalah anak kita." jelasnya sambil menunjuk kearah kandunganya. Aku tak ingin percaya pada kalimatnya, lebih tepatnya berusaha sekeras mungkin untuk tak percaya. Meskipun rasa sakit yang sedang kurasakan sekarang akibat penjelasan perempuan itu akan bertambah jika aku memastikanya langsung pada Alfi, tapi itu jauh lebih baik daripada harus menerka nerka.
"Kita sama sama dewasa. Aku gak mau nyesel karena gak denger penjelasan langsung dari mulut kamu, Alfi." ucapku yang terdengar terbata bata karena terus mencoba menghapus air mata yang kini mengalir dengan sendirinya. Lelaki itu diam sejenak, sejak beberapa menit yang lalu mata itu tak pernah memandangku.
"Dia bener, Na. Itu anak aku."
Satu bagian dihatiku yang pernah hancur karena harapan tinggi lalu kembali disusun olehnya dengan semua janji janji dan pengharapan akan selamanya bersamaku, kembali hancur tak bersisa seketika bersamaan dengan jawaban tegas dari bibirnya. Bahkan perkataanya tadi membuat langkahku mundur tanpa kusadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
t e m u
RomansaPertemuan paling membingungkan yang terjadi dalam cerita kehidupan Alaena. Ia dilamar oleh seorang laki laki paling aneh yang pernah ia temui di bumi, bernama Alfi. Cincin itu pas sekali dijari manisnya, ia terikat dengan laki laki yang tak perna...