Alfi, pov.
Setelah berpamitan dengan keluarga di tempat pemakaman dan mengantar kedua orang tuaku yang tadi menyempatkan datang lalu menenangkan diri sejenak sebelum akhirnya aku kembali menuju rumah sakit, dibalik pintu ruanganku aku melihat Alaena tertidur dalam keadaan duduk. Apa dia menungguku? Selarut ini?
Bahkan semua asistenya sudah pulang, pekerjaanya sudah rampung beberapa jam yang lalu dan ia memilih menungguku. Tubuhnya hampir terjatuh karena ia tertidur dalam keadaan duduk, aku segera berlari menahan wajahnya dengan tanganku agar tidurnya yang pulas itu tidak terganggu.
"Alfi." lirihnya dengan posisi yang sama enggan beranjak, mungkin wajahnya nyaman bersender ditanganku.
"Kok disini? Enggak pulang, Na?"
"Nungguin lo."
"Kenapa nungguin gue?"
"Pengen aja."
"Udah nunggu dari tadi?"
"Iya."
"Kok gak ngasih tau gue, kan gue bisa cepet cepet kesini."
"Karena gue tau lo pasti butuh waktu buat sendiri." lalu ia menuntun tanganku yang semula menangkup wajahnya untuk kemudian duduk disampingnya, sehingga kami berada dalam sofa yang sama dan duduk berhadapan. Melihat wajahnya dekat untuk saat ini memang benar benar membuat hal hal baik berdatangan.
"Gue anter pulang ya, Na." wanita itu justru menggelengkan kepalanya.
"Terus maunya apa?"
"Alfi masih sedih?" harusnya aku tau bahwa dia rela menghabiskan waktu luang yang seharusnya ia gunakan istirahat untuk menungguku karena ia ingin memastikan bahwa aku baik baik saja.
"Karena ngeliat lo disini jadinya udah gak sedih lagi." ia tersenyum mendengar perkataanku, melihat senyumnya dari dekat ternyata membuat jantungku berdetak lebih cepat.
"Kalau gitu liatin gue terus aja, biar lo gak sedih lagi."
"Emang boleh?"
"Boleh apanya?"
"Ngeliatin Alaena."
"Boleh, kan Alaena punyanya Alfi." jawabnya tanpa ragu dan terdengar sangat menggemaskan, aku segera memeluknya erat, aku tidak bisa menahan betapa menggemaskanya wanita dihadapanku ini.
"Na."
"Hm"
"Gue tau Irhan suka sama lo"
"Kok tau"
"Gue denger." Alaena terdiam dalam pelukanku setelah mendengar apa yang aku katakan.
"Na."
"Iya."
"Na."
"Alfi jangan iseng"
"Iseng kenapa?"
"Manggil manggil nama gue." melihat ia dengan wajah kesalnya aku segera mencubit kedua pipinya dan membuatku merasa benar benar ingin memiliki seutuhnya.
"Gue suka soalnya."
"Suka apa?"
"Suka sama lo."
"Serius Alfi!"
"Iya serius. Gue suka sama lo, Na."
"Alfi! Bukan yang itu."
"Terus yang mana?"
"Irhan." ternyata dia ingin melanjutkan pembahasan mengenai Irhan.
"Kalau disuruh pilih, gue atau Irhan. Lo pilih yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
t e m u
RomancePertemuan paling membingungkan yang terjadi dalam cerita kehidupan Alaena. Ia dilamar oleh seorang laki laki paling aneh yang pernah ia temui di bumi, bernama Alfi. Cincin itu pas sekali dijari manisnya, ia terikat dengan laki laki yang tak perna...