DUA PULUH EMPAT

7 0 0
                                    

Aku terbangun dan sudah berada di atas kasur apartement ku. Sepertinya kemarin Alfi yang membawaku kekamar, karena kelelahan bahkan aku belum sempat mengganti pakaianku. Selama aku di acara keluarga besarnya itu, aku selalu menggunakan baju miliknya yang sangat kebesaran jika kugunakan. Dan siang ini dengan kemeja putih polos miliknya aku beranjak menuju dapur untuk meminum segelas air putih sambil mengecek handphone ditanganku. Selama di puncak aku benar benar jarang sekali memegang ponsel dikarenakan fokusku teralih dengan kegiatan yang lebih menyenangkan bersama anggota keluarga Alfi.

Setelah memastikan tidak ada situasi darurat dan semuanya aman aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian bertepatan dengan selesainya aku mandi ada satu notifikasi pesan masuk dari handphone milikku.

Alfi send a message; 2 jam lagi gue jemput ya.

Alaena; Mau kemana emangnya?

Alfi send a message; Mau ngedate sama lo.

Alaena; Dimana?

Alfi send a message; Lo tinggal dandan yang cantik nanti tinggal ikut gue.

Dari awal takdir mempertemukanku denganya, dia memang selalu menjadi laki laki paling aneh dibumi yang penuh dengan kejutan.

Alfi send a message; Terserah deh mau dandan apa enggak, lo mau gimana juga cantik dimata gue, Na.

Bahkan tak butuh lelaki itu yang mengatakan langsung dengan bibirnya padaku sudah berhasil membuat wajahku memerah dan membuatku tersenyum tanpa aku sadari.

Alfi send a message; i love you

"Kok tunangan gue bisa lucu banget sih." ucapku sambil menari menari pelan didapur dengan segelas air putih. Bahkan keanehan yang dimilikinya sudah tertular padaku. Berhubung ini adalah kencan pertama aku harus menyiapkan diriku sebaik mungkin, membongkar semua baju yang ada dilemari dan memilihnya saja membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.

"Ini kenapa baju gue setelan blazer semua sih. Kelamaan kerja nih pasti gak pernah nge date." aku mengeluh melihat semua pakaian yang sudah kukeluarkan. Aku benar benar bingung harus mengenakan pakaian apa, lagi pula kemana lelaki itu akan membawaku hari ini saja aku tidak tau. Bagaimana jika yang kukenakan tidak cocok dengan tempat yang akan kami datangi.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama hanya untuk memilih pakaian, akhirnya pilihanku jatuh pada kaos lengan pendek berwarna putih dengan sentuhan tulisan berwarna army dan skirt panel dibawah lutut berwarna kuning dengan motif bunga bunga yang warnanya juga senada dengan kaos yang kugunakan. Karena waktu yang kugunakan habis hanya untuk memilih pakaian sehingga aku tidak memiliki cukup waktu untuk berdandan akhirnya aku memoles wajahku dengan make up tipis seperti biasa, juga rambut panjang tebal milikku ini aku biarkan terurai lurus.

Dan benar saja tak butuh waktu yang lama setelah itu Alfi mengatakan bahwa ia sudah tiba diparkiran, setelah mengambil sling bag dan memakai sepatu putih pemberianya aku segera turun dan menghampiri laki laki itu yang sudah menunggu di mobil. Ternyata hari ini ia mengenakan celana jeans panjang dengan kemeja berwarna biru malam.

Sepanjang jalan aku sama sekali tidak tau akan dibawa kemana oleh lelaki disampingku ini, karena setiap kali aku bertanya pasti ia akan mengatakan bahwa ini misi rahasia. Jadi aku hanya bisa menurut dan mengikuti kemana ia akan membawaku pergi. Pukul empat sore kami tiba di Ancol.

"Hari minggu Ancol rame, Alfi." kataku heran melihat ia yang ternyata membawaku ke Ancol.

"Ikut gue." kemudian ia mengenggam tanganku dan membawaku ke sebuah jembatan, ternyata itu adalah Le Bridge, Ancol. Jembatan yang sering sekali orang gunakan untuk melihat pemandangan yang indah terlebih pada saat sunset.

t e m uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang