00.PROLOG

23.3K 976 22
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

______________________________________

Lombok, 2006.

Seorang gadis kecil berusia 6 tahun duduk beralaskan pasir pantai, kepalanya menunduk. Ombak ringan menerpa kakinya, membuat celana yang Ia pakai ikut basah, Ia mengedarkan pandangannya, Ia sendirian.

"Awwss, kaki Ara sakit. Darah yang baik, berhenti dong keluarnya." ringisnya tak tertahan. Ia memegangi kaki kanannya yang tertusuk pecahan beling, berbicara pada darahnya sendiri seolah akan ada balasan.

" Huaaa, Ara sendirian. Nanti kalo Ela liat dia pasti ngomel, nanti kalo abang tau Ara luka dia pasti marah. Ih, oon nyaa kenapa nda pake sendal?" gadis kecil itu merengek, mengomeli dirinya sendiri, Ia merutuki kebodohannya.

"Awss.." ringisnya lagi ketika air ombak membasahi lukanya.

"Huhuuu, kaki Ara sakitt..." Ia kembali merengek, menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan.

Gadis kecil itu tidak mau menangis, Ia selalu berkata bahwa Ia orang yang kuat. Namun, Ia tetap saja seorang gadis berusia 6 tahun, sangat wajar jika Ia merasa takut dan menangis.

"Jangan nangis.." suara khas anak laki-laki melewati gendang telinga gadis kecil itu.

Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati tangan yang sedang terulur.

"Nda, bukan suara Bangke." ucapnya pelan namun bisa di dengar. Anak laki-laki itu terkekeh.

Gadis itu mendongakkan kepalanya lebih ke atas, lalu mendapat anak laki-laki berusia 8 tahun tengah tersenyum.

"Wah, kakak ganteng." tidak, tidak, itu tidak terdengar seperti pujian, itu lebih terdengar seperti panggilan.

"Ayo?" ucap anak laki-laki itu seraya melihat uluran tangannya yang tak kunjung dibalas.

"Nda bisaa, kaki Ara luka.." ucap gadis itu sedih, Ia memperlihatkan kakinya yang luka.

"Iya, Aku bantu." ucap anak laki-laki itu. Ia berjongkok lalu menepuk pundaknya.

"Naik.." lanjutnya.

Gadis kecil itu tanpa pikir panjang langsung semangat berdiri lalu menaiki punggung si laki-laki dengan kegirangan.

Anak laki-laki itu dengan mudah menggendong tubuh mungil itu, membawanya pergi menjauh dari bibir pantai.

"Kakak ganteng? Kenapa bantu Ara? Memangnya Ara itu teman, Kakak ganteng?" tanya gadis kecil itu dengan polosnya.

Anak laki-laki itu menggeleng. "Hanya ingin." jawabnya.

"Wah selain ganteng, Kakak ganteng ini baik sama kuat juga, Ara suka." ucap gadis kecil itu antusias.

MISTERIOUS GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang