Genre: Action-Romance
Reyhan Wijaya Bagaskara, Seorang lelaki tampan yang menjabat sebagai ketua geng motor yang paling ditakuti oleh musuh. Hidupnya bak seorang pangeran, tinggal dimansion yang besar dan mewah, dengan fasilitas yang amat lengka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca....
"Terkadang, menjadi orang yang tidak perdulian itu perlu. Bukan supaya terlihat cuek, tapi supaya tahu siapa yang akan benar-benar meruntuhkan ketidakperdulian itu." -Kaela
_____________________________________
"Tuan muda, apa Anda sudah siap? Sarapan dimulai sebentar lagi." Revan mengetuk pintu kamar Tuan mudanya.
"Hmmm." hanya deheman yang terdengar dari dalam kamar Tuan mudanya. Dari dulu Tuan mudanya ini memang hemat sekali dalam bicara.
"Saya akan menunggu Tuan muda disini, 15 menit lagi acara sarapan akan dimulai." lanjut Revan.
Ceklek...
Seorang pemuda tampan dengan seragam sekolahnya keluar dari pintu kamar. Walau dengan seragam sekolah, tak mengurangi kesan berwibawa dan tegas darinya sedikitpun.
"Mari, Tuan muda." Revan mempersilahkan Tuan Mudanya untuk berjalan lebih dulu.
"Apa kau sudah menyiapkan keperluanku?" Tanya Tuan Mudanya.
"Sudah Tuan muda, semuanya sudah saya siapkan." Jawab Revan, bisa dikatakan Revan adalan Asisten pribadi Tuan Mudanya ini, segala keperluan Tuan mudanya dirinyalah yang menyiapkan.
Namun hanya jika Tuan mudanya berada di rumah utama keluarga, Tuan mudanya memilih untuk hidup sendiri di menssion pribadinya, dan tak membiarkan Revan untuk ikut.
"Hmm." lagi-lagi Tuan mudanya hanya membalas dengan deheman, bahkan setelah hampir 5 tahun dia bekerja dengan Tuan .mudanya ia belum pernah sama sekali melihat Tuan mudanya itu tertawa bahkan senyum sesentipun, selalu saja dengan raut wajah yang datar.
"Selamat pagi." Sapa Tuan Mudanya setelah berkumpul di ruang makan.
"Pagi, sayang." Balas Alicia, Ibu dari lelaki yang dipanggil Tuan Muda oleh Revan.
"Selamat makan." Ucap Tuan Muda dari keluarga Wijaya itu dengan santai tanpa seulas senyum.
Setelah beberapa menit kemudian sang kepala keluarga membuka suara.
"Kamu akan kembali ke menssion pribadimu?." Tanyanya pada Putra tunggalnya.
"Hmmm." Balas sang Tuan Muda.
"Reyhan Wijaya Bagaskara, sampai kapan kamu akan menyembunyikan identitasmu sebagai penerus tunggal keluarga Wijaya? Ini sudah hampir empat tahun lamanya." Tanya Matheaven Wijaya, kepala keluarga dari keluarga Wijaya.
"Entahlah, aku berangkat. Ayo om Revan." Reyhan langsung berdiri dan meninggalkan Ruang makan tanpa menghabiskan sarapannya.
Pembahasan ini selalu saja sukses merusak suasana hatinya.
"Baik Tuan Muda. Permisi Tuan, Nyonya." Revan hanya mebungkukkan sedikit badannya lalu bergegas menyusul sang Tuan Muda.
"Mari, Tuan Muda." Revan membukakan pintu mobil untuk Tuan Mudanya.