Genre: Action-Romance
Reyhan Wijaya Bagaskara, Seorang lelaki tampan yang menjabat sebagai ketua geng motor yang paling ditakuti oleh musuh. Hidupnya bak seorang pangeran, tinggal dimansion yang besar dan mewah, dengan fasilitas yang amat lengka...
Setelah beberapa hari sesudah pertemuan Reyhan dan Kaela membahas tentang foto-foto yang Reyhan temukan, saat itu Kaela meminta Reyhan untuk membawanya ke tempat dimana Reyhan menemukan foto itu. Dan ya, hari ini - ehm, malam ini lebih tepatnya - mereka akan pergi berdua ke tempat itu, ya hanya berdua.
Reyhan sudah menghubungi Kaela dan mengatakan jika Ia telah berada di depan rumah cewek itu. Dan disinilah mereka, di depan rumah Kaela dengan motor masing-masing.
Reyhan sangat terkejut mengetahui jika Kaela dapat menaiki motor yang sama sepertinya.
"Serius lu?" tanya Reyhan kaku.
"Baru bisa. Pelan aja entar gasnya." jawab Kaela sambil memakai helm nya.
Mereka berdua menyalakan motornya, sejauh ini mereka berjalan dengan kecepatan sedang.
Kaela sempat ragu untuk memakai motor sendiri, bagaimana pun juga tidak boleh ada yang tahu apapun tentang dirinya, ataupun Black Angel.
Dengan pelan Reyhan mengegas motornya agar tidak meninggalkan Kaela, namun dari gerak-gerik Kaela, Reyhan ragu jika cewek itu tidak ahli memakai motor besar sepertinya. Cewek itu bahkan terlihat profesional.
Reyhan tersenyum licik, lalu tanpa perintah Ia mengegas motornya dengan kecepatan penuh, menyalip mobil-mobil dan kendaraan lain di depannya, membuat Kaela tertinggal jauh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ck." Kaela berdecak kesal melihat Reyhan yang sudah meninggalkannya jauh.
Dengan perlahan Ia menambah kecepatannya, Ia tetap berusaha sepelan mungkin. Takut jika Reyhan curiga.
Tidak mungkinkan seorang yang baru bisa menaiki motor bisa menyusul Reyhan yang melesat dengan kecepatan penuh? Mustahil.
Namun karena kesal pada Reyhan yang meninggalkannya jauh padahal Ia tidak tahu jalan, Kaela menambah kecepatan motornya dan melesat menyusul Reyhan.
Sekitar 10 menit, Kaela menyipitkan matanya. Ia bisa melihat Reyhan yang sudah sedikit memelankan laju motornya tak jauh dari posisi Kaela saat ini. Buru-buru Kaela memelankan laju motornya.
Di depan sana, Reyhan menyalakan lampu sein motornya ke kiri, Kaela dengan cepat menyusulnya.
Sekarang mereka memasuki jalan hutan yang sepi dan gelap, demi apapun jalan ini sangat sepi padahal tidak jauh dari jalan raya. Peneranganpun tidak ada sama sekali, hanya lampu dari motorlah yang menarangi.