Gengssss
Maap banget yaa, gua buat part ini tuh dari malming sebenernya, tapi baru gua up pas siang nya.
Abis bikin tugas yang beluber langsung cus bikin part ini.
Nah lu pada bayangin gimana keritingnya jari gua, dan lu pada ga vote sama komen nih cerita?!
Gua santed onlen lu pada yak:)
Tapi sumpah sih, daring nih kayak hukuman tiap hari buat gua. Ga gua ajakan? Pasti! Serius dah, kesel bat gua ama daring gini. Tugas numpuk beluber lumer mendidih woy, istirahat aja kek susah bat dah. Lu pada sama kan? Ga? Ya udin!
Tapi ya, karena gua seneng nulis gini, jadi ga bisa ga update cerita. Secapek apapun gua, kalo dah waktunya up pasti gua up.
Eh ini ngapa jadi curhat dah?!
Sekip aja lah sekip
Warning, typo berserakan
Selamat membaca
________________________________
Kaela mengerjapkan matanya beberapa kali karena cahaya terang yang memaksa masuk keretina matanya. Saat Ia membuka matanya, hal pertama yang Ia lihat adalah langit-langit kamar bercat putih, khas rumah sakit sekali.
Ia menundukkan kepalanya, melihat ke arah kakinya yang sudah diperban penuh. Agak perih sebenarnya, namun itu terasa lebih baik dari sebelumnya. Kaela bingung bagaimana Ia sudah berada di atas ranjang, lagi. Padahal tadi Ia kehilangan kesadaran saat berada di dekat pintu.
Kaela bangkit dari posisi berbaringnya, menyandarkan punggungnya. Pandangannya mengedar melihat seisi ruangan, anehnya ruang rawatnya saat ini sangatlah rapi, seolah tak pernah terjadi kekacauan sebelumnya, bahkan noda darah dilantai pun sudah tak ada sama sekali.
"Apa suster ya yang bersihin? Tapi kan pintunya kekunci." gumam Kaela.
Kaela termenung, bayangan seorang anak kecil yang Ia temui semasa tak sadarkan diri sebelumnya bersama ayahnya tiba-tiba mampir keingatannya. Kaela rindu Kara, Ia berpikir pasti Mama-nya akan sangat senang jika saja mendapat kesempatan bertemu Kara.Ceklek.....
Tiba-tiba, suara dari pintu kamar mandi terdengar, menandakan bahwa baru saja ada seseorang yang keluar dari sana.
Kaela menegang melihat orang yang keluar dari kamar mandi itu, bagaimana bisa orang ini terlihat biasa saja.
Seorang laki-laki baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos oblong putih polos, celana longgar panjang dan handuk yang Ia usapkan ke kepala untuk mengeringkan rambutnya.
Lelaki itu berjalan santai ke arah ranjang Kaela sambil menyampirkan handuk ke lehernya. Sementara Kaela masih saja menatap lelaki itu dengan mulut ternganga.
"Apa?" Tanya lelaki itu saat Ia mendudukkan dirinya dikursi sampinv ranjang Kaela.
"L...lu ngapain d..di..sini?" dengan segera Kaela mengalihkan pandangannya, Ia bertaruh bahwa saat ini pasti pipinya sudah merah.bahkan sampai ke telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERIOUS GIRL [Revisi]
Teen FictionGenre: Action-Romance Reyhan Wijaya Bagaskara, Seorang lelaki tampan yang menjabat sebagai ketua geng motor yang paling ditakuti oleh musuh. Hidupnya bak seorang pangeran, tinggal dimansion yang besar dan mewah, dengan fasilitas yang amat lengka...