"Apabila ilmu agama seseorang itu lemah, maka hawa nafsunya akan mengalahkan dirinya."
-Ibnu Taimiyah***
"Woi lo berdua!" suara Askar membuat seisi kantin menoleh ke arahnya, padahal ia hanya ingin memanggil Aidan dan Reno. Askar baru menyusul mereka ke kantin karena ia menyempatkan untuk sholat Dhuha di mushola sekolah. Sementara Zaki telah meninggalkan nya duluan, alhasil saat ini Zaki sudah duduk di bangku kantin bersama Aidan, Reno dan Liam.
Kedua target Askar langsung bersembunyi di balik tubuh Zaki dan Liam. Zaki hanya bisa menggelengkan kepalanya sementara Liam acuh terhadap lingkungan, ia hanya mementingkan yang ada di layar ponselnya saat ini.
"Maaf, nyari siapa ya, Mas?" canda Zaki.
"Nyari yang namanya Aidan sama Reno, ada enggak ya, Mas? Soalnya mereka berdua di cariin sama bos mafia, Askar namanya." jawab Askar dengan candaan nya juga.
"Ah, sebentar ya, Mas." Zaki langsung berdiri dan terlihat lah Reno yang bersembunyi dibalik nya.
"Satu lagi mana ya, Mas?" tanya Askar.
Kali ini Liam yang berdiri, memperlihatkan Aidan dengan wajah melas nya. "Serius, Kar. Gue minta maaf deh!" kata Aidan.
Askar bergantian melihat ke arah Reno. "Gue cuma ngetik doang, pokoknya gaya bahasa, isi, kesimpulan, pesan moral, itu semua si Aidan yang mikir!" ucap Reno agak sedikit ngelantur.
"Yaudah sih, enggak apa-apa. Lagian siapa yang mau marah coba?" kata Askar santai.
Aidan dan Reno menatap satu sama lain. "Serius?" tanya Aidan.
"Sebenernya mau marah sih, soalnya kelewat alay pesan nya!" ucap Askar. "Tapi enggak jadi karena di bales sama calon istri."
"Gue bilang juga apa, semua cewek akan luluh sama Aidan." kata nya.
"Jangan lupakan jari-jari lentik gue yang udah mencet keyboard hp nya!" tambah Reno.
"Jadi ceritanya enggak ikhlas?" tanya Zaki.
"Ikhlas sih." jawab keduanya bersamaan.
"Bohong, aslinya enggak ikhlas tuh." ucap Liam ikut nimbrung.
"Udah, udah. Sekarang ajarin gue typing kayak gitu!" ucap Askar.
"Mau perbulan atau pertahun nih bimbel nya?" tanya Aidan.
"Pertahun, berapa?" tanya Askar.
"Sepuluh milyar."
***
Alisha mencium punggung tangan Fatimah tak lupa dengan mengucapkan salam. Setelah itu Alisha pun menuliskan nama dan juga tanda tangannya.
"Lagi kosong ya, Li?" tanya Fatimah.
Alisha mengangguk. "Tapi sekalian gantiin Bunda ngajar, soalnya lagi ga bisa masuk." jelas Alisha.
"Bunda sakit?" tanya Fatimah lagi.
"Enggak, Umi. Bunda cuma kecapekan aja, jadi Lili suruh istirahat aja di rumah biar Lili yang gantiin." ucap Alisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Askar Untuk Alisha [END]
Romance"Kita nikah besok aja bisa gak sih, Kak? Kalo kayak gini ceritanya aku kan gak bisa marah sama Kakak. Karena aku bukan siapa-siapa Kakak." *** Selama ini Alisha tidak pernah dekat ataupun berhubungan dengan lelaki manapun. Alisha selalu berusaha me...